103 Tahun PUI, Nurhasan Zaidi Bahas Sejarah Hingga Perkembangan PUI

BANDUNG – 103 tahun yang lalu atau pada Tahun 1917, telah disahkan perhimpunan Persjarikatan ‘Oelama pimpinan KH. Abdul Halim oleh Pemerintah Hindia Belanda. Hal itu, berdasarkan Gouvernment Besluit Nomor 43 Tahun 1917, tertanggal 21 Desember 1917 M/ 6 Rabi’ul Awal 1336 H.
Dan tepat pada hari ini, 21 Desember 2020, Persatuan Ummat Islam (PUI), menginjakan kakinya di tanah Air Indonesia selama 103 tahun lamanya. Itu artinya, PUI sudah ada sebelum Indonesia merdeka. Sehingga pantas, bila PUI ikut andil dalam kemerdekaan Republik Indonesia dan memiliki peranan penting dalam menyusun narasi besar lahirnya, NKRI sebagai anggota BPUPKI.
Hal itu, disampaikan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) PUI, KH Nurhasan Zaidi dalam acara Milad ke-103 PUI yang digelar secara offline di Pusdai Jawa Barat dan diikuti seluruh peserta PUI se-Indonesia secara online, Senin (21/12).
“Sudah se-Abad lebih PUI hadir. Kita semua patut bersyukur dapat meneruskan kiprak para pendiri dari PUI. Apalagi para tokoh utama PUI, yakni KH. Abdul Halim, K.H. Ahmad Sanusi, dan Mr. R. Syamsuddin, berjuang dalam melepaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan, ketertindasan, kebodohan, kemiskinan dan politik perpecahan. Di usia PUI ini, kita juga harus mampu merapatkan barisan untuk menjadi pemersatu umat di bangsa ini, di Indonesia,†katanya.
Tak hanya tentang sejarah, Nuhasan juga menyampaikan tentang penguatan regulasi di bidang pendidikan yang sudah dilakukan PUI untuk kemajuan anak bangsa. Termasuk juga dalam wakaf, aset dan juga LAZ sebagai penguatan lembaga.
“Dalam penguatan bangsa, PUI juga terus mengembangkan bidang pendidikannya. Tujuannya tentu untuk mencerdaskan bangsa ini. Dan PUI juga disertai juga dengan berdirinya beberapa lembaga pendukung lainnya seperti LAZ, badan wakaf dan juga aset,†tuturnya.
Nurhasan menembahkan, dalam perkembangannya saat ini, PUI makin dekat dengan masyarakat pada umumnya. Mengingat, PUI sudah banyak berdiri di daerah-daeah yang ada di pelosok Indonesia. Apalagi dalam satu tahun terakhir ini, kata Nurhasan, kepengurusan baru PUI terus bermunculan.
“Satu tahun ini, DPP ngebut bekerja untuk menyukseskan program Renstra PUI 2020-2025. Untuk langkah pertamanya, yakni penguatan regulasi-regulasi di bidang wakaf, aset, dan Laz sebagai penguatan lembaga. Mari kita jadikan momentum ini sebagai langkah kita untuk ikut menguatkan bangsa kita, tanah air kita, Indonesia,†tuturnya.
“Dalam waktu dekat, kita juga akan launching Badan Wakaf. Ini sebagai salah satu fokus kita dalam mengoptimalkan dan mendayagunakan wakaf PUI dan ummat. Dan dari semua itu, lembaga PUI ini dapat berjalan juga dengan tenaga muda yang ada di PUI. Pemuda PUI juga saat ini terus berpedan aktif dalam sejumlah bidang yang ada dan dikuasainya di setiap daerah,†tuturnya. (**)