Budaya

Aku Lupa Rasanya Merdeka

Puisi untuk Indonesia dan Palestina di momen hari kemerdekaan

Aku Lupa Rasanya Merdeka

Ciptaan: Ahmad Falahuddin

 

Duhai Negeriku, hari ini usiamu sudah menginjak 79 tahun,

Usia yang sudah cukup tua dan renta, Usia yang sudah menuju senja, Usia yang telah menggoreskan banyak karya dan juga luka yang tercipta.

 

Hari ini, di bawah langit biru yang tak lagi cerah, Aku lupa rasanya merdeka.

Ketika kibaran merah putih itu hanya bayang semu, Karena masih Menari di antara debu dan luka.

 

Aku Lupa Rasanya Merdeka, Karena di bumi nan jauh di sana, suara tangisan tak henti terdengar, Karenan penindasan yang sangar.

Aku Lupa Rasanya Merdeka, karena Ribuan nyawa hilang dan melayang demi meraih kemerdekaan yang tidak kunjung datang.

Di balik tembok dan reruntuhan, mereka mencari arti kebebasan yang terenggut.

Mereka mencari perlindungan yang tangguh di balik tenda-tenda pengungsian yang rapuh.

Namun, mereka tetap bertahan dengan hati yang runtuh di balik keimanan yang senantiasa teguh.

 

Wahai Negeriku, Aku lupa rasanya merdeka,

Ketika Palestina tak kunjung sirna dari derita, Saat kebebasan menjadi mimpi yang tak kunjung nyata, Dan harapan terkubur dalam derai air mata.

 

Wahai Negeriku, sesungguhnya engkau pernah merasakan luka, Dalam gelapnya penjajahan dan getirnya derita.

Tapi kini, di atas tanah merdeka ini, Masihkah engkau mengingat bagaimana rasanya.?

Padahal dibalik kebebasanmu, ada tangan lembut mereka yang mendukungmu merdeka.

 

Aku lupa Rasanya Merdeka

Karena Merdeka bukan hanya sekadar kata, melainkan hak segala bangsa.

Untukmu, Indonesia yang telah merdeka, jangan lukai rakyatmu dengan kebijakan yang menyiksa.

Dan untukmu, Palestina, kami selalu berdoa, agar engkau segera bebas Merdeka.

Back to top button