Cari Solusi Bangsa, PUI Gelar Diskusi Nasional Bareng Rocky Gerung
PUI.OR.ID, SUMEDANG – Ketua Umum DPP PUI KH Nurhasan Zaidi menyatakan bahwa sistem demokrasi Indonesia belum menerapkan secara menyeluruh sila keempat Pancasila yaitu ‘Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan’.
“Karenanya, ‘Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’ di sila kelima Pancasila belum bisa dicapai”, kata KH Nurhasan.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam pengantarnya pada acara Halal bi Halal dan Diskusi Nasional Ngobrol Bareng PUI (Ngopi) bersama Rocky Gerung di hotel Puri Khatulistiwa, Jatinangor, Ahad (14/5/2023).
Ketum PUI KH Nurhasan Zaidi juga menceritakan peran founding fathers PUI yang bersama tokoh bangsa lainnya dalam BPUPKI berjuang memetakan model dan membentuk negara Indonesia.
Ia pun menanyakan Rocky Gerung terkait pandangannya tentang persoalan utama bangsa dan solusinya.
Menjawab pertanyaan itu, Rocky Gerung menyampaikan bahwa Indonesia sudah terlampau lama memakai angka paritas daya beli atau Purchasing Power Parity (PPP) sebesar US$ 1,9 PPP per hari atau sebesar 28 ribu rupiah.
Sementara, Bank Dunia merekomendasikan acuan garis kemiskinan disesuaikan dengan global, yaitu sebesar US$ 3,2 PPP per hari atau 48 ribu rupiah.
Rocky mengungkapkan bahwa Sri Mulyani menolak rekomendasi bank dunia itu, soalnya kalau dipakai, 40 persen orang Indonesia akan langsung anjlok menjadi orang miskin.
Selain itu, Rocky juga menyampaikan bahwa setiap lokasi ada ormas tertentu yang menaunginya.
“Jawa timur ada NU, Jawa barat ada PUI, Jawa Tengah ada Muhammadiyah,” ujarnya.
“Kecemasan kita hari ini karena pemimpin kita tidak paham kemajemukan bangsa saat ini. BPUPKI mendebatkan tentang bentuk bangsa. Kelima pasal Pancasila itu adalah bukti kemajemukan bangsa,” lanjutnya.
Saat ditanya tentang bagaimana mendapatkan pemimpin yang lebih baik dari saat ini, Rocky pun menjawab, “Solusinya adalah lakukan pemilihan umum secara jujur. Jangan ada kecurangan.”
Lain lagi saat ditanya kriteria presiden yang layak memimpin Indonesia.
Rocky pun menjawab dengan gamblang bahwa seorang presiden harus bisa lolos uji moralitas atau etika, lulus dalam hal intelligence, baru kriteria terakhir adalah elektabilitas.