Ketum DPP PUI KH Nurhasan Zaidi Lakukan Kunjungan Silaturrahim ke UII Yogyakarta
PUI.OR.ID, Yogyakarta – Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Persatuan Ummat Islam (PUI) KH Nurhasan Zaidi melakukan kunjungan silaturrahim dan sejarah ke Universitas Islam Indonesia (UII) di Yogyakarta pada Senin (01/08/2022).
Kunjungan Ketum DPP PUI ke UII ini dibersamai oleh Sekjen DPP PUI H Raizal Arifin M.Sos, para pengurus DPW PUI Jawa Barat yaitu Ketua Umum H Iman Budiman, M.Ag., Ketua H Nurhali Ahsan M.Kes, Sekretaris Umum H. Saefullah Ma’ruf M.Sos, Anggota Dewan Pertimbangan Wilayah PUI Jawa Barat Asep Deni, MM dan Ketua HIMA PUI Yogyakarta Azmi, SH beserta tokoh PUI lainnya.
Kedatangan para Pimpinan PUI ini disambut baik oleh Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. beserta para Wakil Rektor di Ruang Sidang Datar GKU Rektorat UII.
Dalam sambutannya, Rektor UII Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D menyampaikan bahwa pihaknya menyambut baik silaturahim ini, karena ini adalah upaya untuk menyambungkan kembali silaturahim antara pihak universitas dengan pendiri UII.
Ia melanjutkan, sejak Indonesia di bawah jajahan Jepang (1942-1945), seluruh partai Islam dibubarkan kecuali empat organisasi besar yaitu NU, Muhammadiyah, Persatuan Ummat Islam (PUI) yang berpusat di Majalengka, dan Persatuan Ummat Islam Indonesia (PUII) yang berpusat di Sukabumi. Empat organisasi tersebut kemudian bergabung dalam satu wadah, yaitu Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI). MIAI pun ke depannya berganti menjadi Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).
Pada tahun 1945, Masyumi yang merupakan penjelmaan dari MIAI mengadakan rapat yang menghasilkan dua keputusan penting, yaitu :
- Membentuk barisan mujahidin dengan nama Hizbullah, untuk berjuang melawan sekutu bersama-sama dengan pemerintah dai Nippon (Jepang) untuk mewujudkan kemakmuran bersama di Asia Timur Raya.
- Mendirikan perguruan tinggi Islam dengan nama Sekolah Tinggi Islam (STI) yang di kemudian hari menjadi Universitas Islam Indonesia saat ini.
Lebih lanjut Prof. Fathul Wahid menjelaskan, sebagai realisasi dari keputusan itu kemudian pada bulan April 1945, Masyumi mengadakan rapat yang dihadiri oleh wakil-wakil dari PB NU, PB Muhammadiyah, PB PUI, PB PUII, para ulama dan intelektual serta para pejabat pemerintah dari Departemen Agama (Gunseikanbu Syunobu). Rapat tersebut berhasil memutuskan untuk membentuk Panitia Perencanaan Pendirian STI. Secara lengkap, yang ikut hadir dalam rapat tersebut adalah:
- Wakil dari PBNU: KH Abdul Wahid, KH. Bisri, KH. Wahid Hasyim, KH. Masykur dan KH. Zainal Arifin.
- PBMuhammadiyah : Ki. Bagus Hadikusumo, KH. Mas Mansur, KH. Hasyim, KH. Faried Ma’ruf, KH. Abdul Mukti, KH. M. Yunus anis dan Kartosudarmo.
- PB PUI: KH. Abdul Halim dan Djunaedi Mansur
- PB PUII: KH. Ahmad Sanusi, KH. Zarkasyi dan Somaatmadja.
- Kalangan ulama dan intelektual : KH. Imam Ghazali, Dr. Soekiman Wirjosandjojo, Wondoamiseno, Abikusno Cokrosujono, Anwar Cokroaminoto,Harsono Cokroaminoo, MR. Moch. Roem, Baginda H. Dahlan Abdullah.
- Pihak Departemen Agama (Gunseikanbu Syunobu): KH. A. Kahar Muzakkir, KH. R. Mohammad Adnan dan Imam Zarkasy.
“Pada tanggal 4 Januari 1946, akhirnya pemerintah RI pindah ke Yogyakarta, kota yang kemudian dijadikan ibukota sementara Republik Indonesia. Sekolah Tinggi Islam (STI) yang waktu itu baru berusia beberapa bulan terpaksa ikut pindah ke Yogyakarta,” ucap Prof. Fathul Wahid.
“Alhamdulillah singkat cerita, berkat keikhlasan para pendiri, doa dari para alumni, orang tua dan orang-orang shaleh dan sedikit ikhtiar, hari ini UII sudah memiliki 43 hektar lahan, 53 Prodi dan 25.000 mahasiswa,” tutup Rektor UII itu.
Sementara itu, Ketua Umum DPP PUI KH Nurhasan Zaidi dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kunjungannya kali ini adalah dalam rangka silaturahmi dan menautkan kembali ikatan sejarah antara PUI dan UII.
PUI berawal dan berkembang dari dua organisasi yaitu Persatuan Ummat Islam (PUI) yang berpusat di Majalengka dan Persatuan Ummat Islam Indonesia (PUII) yang berpusat di Sukabumi. Keduanya pada tahun 1952 berfusi menjadi PUI yang sekarang. Bisa dikatakan PUI merupakan salah satu pendiri UII juga.
“Kami hadir bersama rombongan besar, ada Sekjen, Ketum DPW PUI Jawa Barat, para tokoh dll, kehadiran kami kesini untuk mengeratkan kembali silaturrahim dan menguatkan kerjasama antara UII dengan PUI,” ujarnya.
“Kedatangan saya juga menyampaikan salam dari Ketua Majelis Syura PUI dan dari keluarga besar KH Abdul Halim Majalengka, KH Ahmad Sanusi Sukabumi dan dari keluarga besar PUI seluruhnya kepada Pimpinan dan Rektorat UII. Semoga UII terus berkembang dan bermanfaat untuk ummat,” ucapnya.
“PUI memiliki basis sekolah dan madrasah sejumlah 1.300-an sekolah, 6 perguruan tinggi dan 1 universitas yaitu Universitas Halim Sanusi (UHS). Semoga ke depannya kita bisa melakukan sinergitas dan kolaborasi strategis antara PUI, khususnya lembaga-lembaga pendidikan PUI dengan UII,” tutup Ketua Umum DPP PUI ini.
Acara pun dilanjutkan dengan pemberian cinderamata dan ramah tamah.