
JAKARTA — Ketua Umum DPP Persatuan Ummat Islam (PUI), H. Raizal Arifin, M.Sos, menegaskan bahwa Musyawarah Nasional (Munas) XI Majelis Ulama Indonesia (MUI) bukan hanya forum pemilihan kepemimpinan, tetapi sebuah momen penting untuk memperkuat konsolidasi umat Islam di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks.
“Munas XI menjadi momentum konsolidasi umat, bukan hanya pemilihan kepemimpinan. Terpilihnya figur-figur yang bijak, visioner, dan mampu menjadi jangkar moral di tengah cepatnya perubahan zaman,” ujar Raizal, Rabu (19/11/2025).
Raizal menegaskan bahwa PUI berharap kebijakan MUI ke depan semakin adaptif menghadapi perubahan sosial, namun tetap teguh memegang prinsip syariat dan akhlak Islam. Ia juga mendorong agar MUI semakin berperan sebagai peneduh, sekaligus perekat kebangsaan.
“Kami mendoakan semoga Munas XI diberikan kelancaran, keberkahan, serta menghasilkan keputusan yang memajukan umat, menguatkan ukhuwah Islamiyah, dan memberi kontribusi besar bagi masa depan Indonesia,” katanya.
Catatan Konstruktif PUI untuk MUI Menjelang Munas XI
Menurut Raizal, penguatan kelembagaan perlu menjadi perhatian agar MUI semakin kokoh sebagai rujukan keagamaan yang berwibawa dan diterima oleh seluruh lapisan umat.
Ia menyampaikan bahwa peningkatan literasi keagamaan di kalangan generasi muda melalui dakwah digital harus diperkuat, agar narasi Islam wasathiyah tetap menjadi arus utama.
PUI juga mendorong kolaborasi yang lebih erat antara MUI dan berbagai ormas Islam, termasuk PUI sendiri, sebagai kunci menjaga persatuan dan stabilitas nasional.
“Respons yang cepat dan relevan terhadap isu-isu kontemporer seperti ekonomi syariah, etika teknologi, artificial intelligence, kesehatan, dan dinamika sosial sangat diperlukan. Catatan ini kami sampaikan dengan semangat ukhuwah dan komitmen bersama untuk memajukan umat,” ujarnya.
Apresiasi PUI untuk Kinerja MUI Periode 2020–2025
Lebih jauh, Raizal juga memberikan apresiasi kepada kepengurusan MUI periode 2020–2025 yang telah menunjukkan dedikasi kuat dalam menghadapi berbagai tantangan besar.
“PUI menilai bahwa periode 2020–2025 merupakan masa yang penuh tantangan—pandemi, disrupsi digital, perubahan geopolitik, hingga dinamika sosial yang sangat cepat. Di tengah itu semua, MUI tetap menunjukkan keteguhan dalam menjaga akidah dan moral umat,” tegasnya.
Meski demikian, Raizal menyebut masih ada ruang pembenahan yang dapat dilakukan. Munas XI, katanya, harus menjadi titik awal untuk menghadirkan MUI yang lebih solid, lebih dekat dengan umat, dan lebih strategis dalam menjawab tantangan masa depan.