Hikmah

Perbincangan Nabi Nuh dengan Seorang Wanita yang Menangisi Anaknya yang Mati dalam Usia 300 Tahun

Nabi Nuh as. melihat seorang wanita menangis, maka ia bertanya: “Mengapa kamu menangis?”.

Dia berkata: “Oh, saya menangisi kematian anak saya padahal dia masih muda dan dalam keemasan masa mudanya”. 😔😔

Nabi Nuh as. bertanya padanya, “Berapa usia putra Anda?”.

Dia berkata: “Hanya 300 tahun !!”.

Nabi Nuh berkata padanya, dengan maksud untuk menghilangkan kesedihannya: “Apa yang akan kamu lakukan, Jika seandainya kamu hidup di masa umat yang usianya tidak melebihi enam puluh tahun?”.

Dia berkata: “Adakah seseorang yang hidup hanya selama enam puluh tahun?”.

Nabi Nuh as. menjawab: “Ya”.

Dia berkata: “Apakah ada orang yang bermaksiat (tidak menaati Tuhan) dalam waktu yang singkat itu?”.

Nabi Nuh as. menjawab: “Kebanyakan dari mereka bermaksiat (tidak taat kepada Tuhan) “.

Dia berkata: “Apakah mereka berbondong-bondong untuk mencintai dunia yang sesaat, yang hanya beberapa hari itu?”

Nabi Nuh as. menjawab: “Ya, satu-satunya perhatian mereka adalah cinta dunia dan sedikit yang memikirkan akhirat”.

Dia berkata: “Apakah mereka berdebat/bertengkar di antara mereka sendiri tentang hal-hal yang sesederhana itu?”

Nabi Nuh as. : “Sebaliknya, mereka justeru memperebutkan hal-hal yang paling tidak penting itu”.🤨

Dia berkata: “Apakah mereka akan membangun gubuk untuk mereka sedangkan hidup mereka hanya dalam waktu yang singkat?”

Nabi Nuh as. : “Sebaliknya, mereka membangun istana untuk ratusan tahun, kemudian mereka mati dan meninggalkannya“.

Dia berkata: “Oh, jika saya harus menggantikan umat itu, saya akan menghabiskan hidup saya di bawah naungan pohon dan membangun rumah saya di ambang kuburan, dan saya akan tinggal sepanjang hidup saya bersujud kepada Tuhan yang maha kuasa”.

_________________
Dan Imam Syafi’i pernah berkata : Betapa banyak di antara kita terlena sedangkan kain kafannya sedang dalam proses di pintal.

*) Nabi Nuh as. beliau berdakwah selama 950 tahun dan usia beliau 1050 tahun menurut mufassir sahabat, Ibnu Abbas ra.

Sumber: Habib Umar Bin Hafiz

Dinukil dari Mustanir Online

Related Articles

Back to top button