Kabar Daerah

PUI Gelar Multaqa Ulama, Jawab Persoalan Umat Islam Masa Kini

PUI.OR.ID, JAKARTA – Persatuan Ummat Islam (PUI) kembali menggelar Multaqa Ulama tahun 2022 dengan tema “Akselerasi Perjuangan Perbaikan Ummat dan Pembangunan Bangsa” secara virtual pada Selasa (20/03/2022).

Acara yang digagas oleh Dewan Syariah Pusat PUI ini diikuti oleh 107 peserta yang terdiri dari para kiai, pakar, cendikiawan dan ulama berbagai lintas keilmuan. Acara ini juga disiarkan langsung melalui Zoom meeting dan Youtube yang diikuti oleh perwakilan Pimpinan Wilayah PUI, Badan Otonom, perguruan tinggi dan sekolah-sekolah PUI di seluruh provinsi Indonesia.

Dalam pengantarnya, Ketua Dewan Syari’ah Pusat PUI, Prof. Dr. H Endang Soetari Ad., M.Si. mengatakan bahwa Multaqa Ulama ini diselenggarakan sebagai refleksi peringatan Milad ke-104 PUI.

“Dalam rangka mensyukuri berdirinya PUI dan menapaki momentum perjuangan dengan menjalin silaturrahim dan menggalang dialog pemikiran di antara para ulama, cendikiawan muslim dan para zuama di lingkungan Persatuan Ummat Islam. Untuk mengkaji problematika amaliah Ishlah al-Tsamaniyah di tengah umat,” ucapnya.

Ia juga melanjutkan, “Kita mengharapkan adanya upaya untuk merumuskan solusi perbaikannya sebagai bagian upaya mengakselerasikan perbaikan perjuangan, mewujudkan peradaban yang diridhai Allah Swt.”

Selanjutnya, Ketua Umum DPP PUI KH Nurhasan Zaidi dalam sambutannya menyebutkan bahwa al-‘ulama warotsatul anbiya, para ulama adalah pewaris para nabi.

“Kami mengucapkan jazakumullah khairan kepada Dewan Syariah Pusat yang telah menyelenggarakan acara ini. Mudah-mudahan Multaqa Ulama ini menjawab semua kehausan akan nilai-nilai kerinduan terhadap ulama-ulama Persatuan Ummat Islam,” ungkapnya

Sementara itu, Ketua Majelis Syura PUI Dr. KH Ahmad Heryawan, Lc., M.Si. dalam keynote speech-nya yang bertemakan “Akselerasi Perjuangan Perbaikan Ummat dan Kesejahteraan Bangsa” menyampaikan apresiasi kepada Dewan Syariah Pusat atas terselenggaranya acara ini.

“Di Multaqa Ulama ini mari kita kukuhkan posisi keislaman kita, yaitu posisi Wasathiyatul Islam. Istilahnya adalah meneguhkan lurusnya kita memahami Islam,” ucapnya.

Multaqa ‘Ulama PUI kemudian beranjak ke Sesi pertama yang membahas “Kajian tentang Penyatuan Kalender Hijriyah dan Kaitannya dengan Pelaksanaan ‘Ibadah”. Pada sesi ini, Prof. Dr. H Encup Supriatna, M.Ag. bersama Drs. H Tubagus Hadi Sutiksna bertindak sebagai narasumber, sedangkan Drs. HM Sulhan, MA bertindak sebagai moderator.

Para narasumber menghadirkan paparan mereka tentang (1) Metode Hisab dan Ru’yat dalam penentuan awal bulan; (2) Aplikasi metode Hisab Ru’yat dalam penentuan awal bulan Ramadhan dan awal waktu Shalat Shubuh; dan (3) Penyatuan Kalender Hijriyah secara komprehensif. Ini membuka paradigma baru kepada para peserta yang hadir.

Selanjutnya, sesi kedua yang membahas “Strategi Pengelolaan Madrasah Unggul dan Penanggulangan Dampak Covid-19” dimoderatori oleh Dr. H Syahrul Anwar, M.Ag. Topik yang menarik banyak peminat ini menampilkan para pakar pendidikan seperti Prof. Dr. H Dedi Mulyasana, M.Pd., Prof. Dr. H Djadja Djahari. M.Pd. dan Dr. H Wido Supraha, M.Si. sebagai narasumber.

Diskusi bersama peserta pada tema kali ini banyak membahas tentang (1) Standar keunggulan pengelolaan Madrasah; (2) Dampak wabah covid-19 terhadap mutu Madrasah; dan (3) Penanggulangan dampak covid untuk meraih kualitas unggul Madrasah. Berbagai pertanyaan dari peserta mendapat jawaban memuaskan dari para narasumber yang hadir.

Dalam sesi berikutnya yaitu sesi ketiga, narasumber wanita satu-satunya Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, M.Si mengupas habis mengenai “Kebijakan Pembinaan Akhlak Remaja dan Ketahanan Keluarga”. Tema yang mengupas tentang (1) Patologi sosial yang mempengaruhi akhlak remaja dan ketahanan keluarga; (2) Kebijakan perundangan untuk menghindari problematika akhlak dan keluarga; dan (3) Gerakan sosial keagamaan untuk pembinaan akhlak dan ketahanan keluarga ini dimoderatori oleh Ketua Umum Wanita DPP PUI Hj. Iroh Siti Zahroh, M.Si. Topik ini pun banyak diminati oleh para ibu dan pemudi yang hadir ke acara.

Sesi selanjutnya yaitu sesi keempat menghadirkan tema “Adat dan Budaya dalam Pembinaan dan Pengembangan Syari’ah Islamiyah” yang dibawakan oleh narasumber Prof. Dr. H Adang Jumhur Salikin, MA. Dalam topik ini, berbagai hal yang dibahas di antaranya (1) Prinsip-prinsip Syari’ah Islam tentang adat dan budaya; (2) Perkembangan adat dan budaya Indonesia; dan (3) Pengembangan syari’ah di lingkungan adat dan budaya untuk perwujudan peradaban Islami. Sesi ini digawangi oleh Dr. H. Mustofa Hasan, M.Ag. sebagai moderatornya.

Sesi kelima yang dihelat setelah Ashar menampilkan dua tema. Tema pertama adalah “Pendayagunaan Zakat, Infaq, Shadaqah, dan Waqaf untuk Pemberdayaan Ekonomi Ummat”. Narasumber yang menyampaikan tema ini adalah Ketua Dewan Pakar Pusat PUI Dr. H Irfan Syauqi Beik, MA, dan Drs. HM Iding Bahrudin, M.Ag. Topik yang mereka kupas adalah (1) Gerakan pengelolaan zakat, infaq, shadaqah, dan waqaf; (2) Pendayagunaan harta ziswaf untuk pemberdayaan ekonomi ummat; dan (3) Pengelolaan badan usaha berbasis ziswaf untuk pemberdayaan ekonomi ummat.

Sedangkan tema kedua yaitu “Problematika Pemahaman Keagamaan dalam Penegakan ‘Aqidah Islamiyah” dibawakan oleh Prof. Dr. H Utang Ranuwijaya, MA sebagai narasumber. Ia memaparkan topik (1) Kaidah dasar ‘Aqidah Islamiyah Perspektif Ahlus Sunnah wal Jama’ah; (2) Problematika paham keagamaan internal eksternal pada era kontemporer; dan (3) Dampak problematika paham keagamaan pada kehidupan beragama Islam dan solusi untuk penegakan ‘Aqidah Islamiyah. Pada sesi ini, Sekretaris Jenderal DPP PUI H. Raizal Arifin bertindak sebagai moderator.

Sesi terakhir atau yang keenam adalah “Partisipasi Ummat dalam Politik, Pemerintahan, dan Pembangunan Bangsa” yang narasumbernya adalah Wakil Ketua Majelis Syura PUI H Nazar Haris, MBA dan Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PUI Dr. H Munandi Saleh, M.Si.

Mereka menyampaikan dengan lengkap topik mengenai (1) Perkembangan politik, pemerintahan, dan pembangunan nasional; (2) Tantangan dan peluang politik, pemerintahan, dan pembangunan nasional bagi organisasi keagamaan; dan (3) Crash program peraihan peran partisipasi politik, pemerintahan, dan pembangunan nasional. Sekjen PP Pemuda PUI Jumadi, MAP bertindak sebagai moderator dalam sesi ini.

Acara ditutup dengan uraian kesimpulan yang disampaikan oleh Ketua Dewan Syari’ah Pusat PUI, Prof. Dr. H Endang Soetari Ad., M.Si. dan kata penutup oleh Ketua Umum DPP PUI KH Nurhasan Zaidi.

Diketahui, Multaqa Ulama kali ini adalah kali ketiga yang digelar PUI. Dua tahun sebelumnya Multaqa Ulama digelar berturut-turut yaitu di Sukabumi pada tahun 2020 dan di Cianjur pada tahun 2021. (Gabriel)

Related Articles

Back to top button