
Penulis: Usth. Ir. Rita Juniarty, S.Ag.
(Ketua Lembaga Ketahanan Keluarga DPP Wanita PUI)
Hari Olahraga Nasional dan Maknanya
Hari Olahraga Nasional (HAORNAS) diperingati setiap 9 September untuk mengenang lahirnya Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama pada 1948 di Solo. Peringatan ini menjadi momentum penting untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga sebagai gaya hidup sehat sekaligus sarana memperkuat semangat persatuan dan kebersamaan.
Olahraga bukan sekadar aktivitas fisik, tetapi sarana pembentukan karakter, melatih disiplin, kerja sama, dan daya juang. Lebih jauh, olahraga menjadi bagian strategi membangun ketahanan nasional. Bangsa yang sehat akan lebih produktif dan siap menghadapi tantangan global. Ketahanan nasional hanya mungkin terwujud bila ketahanan keluarga sebagai unit sosial terkecil turut diperkuat.
Keluarga sehat secara fisik lebih siap menghadapi persoalan hidup, lebih mampu berkontribusi bagi masyarakat, dan menjadi lingkungan kondusif bagi tumbuh kembang anak. Karena itu, olahraga adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya urusan atlet atau pemerintah.
Ketahanan Keluarga: Pilar Bangsa
Ketahanan keluarga adalah kemampuan keluarga bertahan, beradaptasi, dan berkembang di tengah perubahan zaman, tekanan sosial, maupun tantangan ekonomi. Ketahanan ini mencakup lima dimensi yang saling terkait:
Dimensi Spiritual – Nilai-nilai agama menjadi pedoman hidup. Spiritualitas menuntun keluarga untuk bersyukur, sabar, dan berorientasi pada kebaikan.
Dimensi Sosial Psikologis – Keluarga membangun suasana penuh kasih, komunikasi terbuka, dan dukungan emosional. Anggota keluarga mampu mengelola stres dan menyelesaikan konflik dengan bijak.
Dimensi Sosial Budaya – Keluarga menjaga keterhubungan dengan tradisi lokal dan komunitas, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan menumbuhkan semangat gotong royong.
Dimensi Ekonomi – Keluarga mengelola sumber daya secara bijak, hidup sesuai kemampuan, dan memiliki perencanaan masa depan.
Dimensi Fisik – Keluarga menjaga kesehatan melalui pola makan bergizi, olahraga teratur, dan istirahat cukup.
Sayangnya, dimensi fisik sering terabaikan. Padahal kesehatan jasmani menjadi modal penting. Tubuh yang lemah memengaruhi kestabilan sosial-psikologis dan spiritual. Karena itu, menjaga kebugaran adalah bagian integral dari membangun ketahanan keluarga.
Makna dan Spirit Senam Mahabbah
Senam Mahabbah yang digagas Wanita PUI hadir sebagai jawaban atas kebutuhan olahraga yang sederhana, mudah dilakukan, namun sarat makna. Senam ini bukan sekadar gerak tubuh, melainkan ekspresi cinta: cinta kepada Allah, cinta kepada kesehatan, cinta kepada keluarga, dan cinta kepada kehidupan yang seimbang.
Kata mahabbah berarti kasih sayang. Setiap gerakan adalah ungkapan syukur atas nikmat kesehatan. Gerakannya ritmis, ringan, dan dapat diikuti semua usia – dari anak-anak hingga lansia – sehingga menjadi momen kebersamaan yang menyenangkan. Diiringi Hymne PUI dan Mars PUI yang khidmat dan penuh semangat, menghadirkan suasana ceria yang menyehatkan jiwa.
Pentingnya Senam Mahabbah
Gaya hidup modern membuat banyak orang kurang bergerak. Teknologi memudahkan pekerjaan, tetapi juga membuat kita duduk terlalu lama. Akibatnya, penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes, dan obesitas meningkat.
Senam Mahabbah menjadi solusi sederhana yang bisa dilakukan kapan saja tanpa peralatan mahal. Dengan melakukannya secara rutin, keluarga menjadikan olahraga sebagai bagian dari gaya hidup. Selain menjaga kesehatan, senam bersama mempererat hubungan emosional. Banyak keluarga merasakan komunikasi yang lebih baik dan suasana rumah yang lebih ceria setelah rutin berolahraga bersama.
Perspektif Islam
Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ لِرَبِّكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَلِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَلِأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، فَأَعْطِ كُلَّ ذِي حَقٍّ حَقَّهُ»
(HR. Bukhari dan Muslim)
“Sesungguhnya Tuhanmu memiliki hak atasmu, dirimu memiliki hak atasmu, dan keluargamu memiliki hak atasmu. Maka berikanlah kepada setiap yang memiliki hak, haknya.”
Hadis ini menegaskan pentingnya memberi tubuh haknya: istirahat, makanan yang baik, dan gerakan yang menyehatkan. Menjaga tubuh adalah amanah Allah dan wujud syukur atas nikmat kesehatan.
Manfaat bagi Ketahanan Keluarga
Manfaat Senam Mahabbah dapat dirasakan langsung: tubuh bugar, suasana hati membaik, dan energi meningkat. Dengan tubuh yang sehat, anggota keluarga dapat menjalankan peran masing-masing secara optimal. Biaya kesehatan menurun, waktu kebersamaan meningkat, dan produktivitas keluarga terjaga.
Dari sisi sosial psikologis, senam bersama menciptakan ruang komunikasi santai antara orang tua dan anak, memperkuat ikatan emosional, dan menumbuhkan rasa saling percaya. Dalam jangka panjang, keluarga yang rutin berolahraga bersama lebih tangguh menghadapi tekanan hidup.
Nilai Sosial Budaya dan Dakwah
Senam Mahabbah juga menjadi sarana silaturahmi. Warga yang berkumpul untuk senam bersama akan saling mengenal dan mendukung, sehingga memperkuat budaya gotong royong. Lebih dari itu, ini adalah dakwah bil-hal: menunjukkan bahwa Islam mendorong umatnya menjaga kesehatan, hidup seimbang, dan bahagia.
Ajakan untuk Tindakan Nyata
Peringatan HAORNAS adalah momen refleksi. Mari jadikan Senam Mahabbah tradisi keluarga dan komunitas. Jangan biarkan olahraga hanya menjadi agenda tahunan atau kegiatan seremonial. Mulailah dari rumah, ajak anggota keluarga, tetangga, dan sahabat untuk bergerak bersama.
Bayangkan jika setiap keluarga di Indonesia meluangkan 30 menit sehari untuk berolahraga. Kita akan memiliki masyarakat yang lebih sehat, generasi yang lebih produktif, dan bangsa yang lebih tangguh.
Komitmen Bersama
Senam Mahabbah bukan hanya gerakan tubuh, tetapi juga gerakan hati dan sosial. Ia adalah ikhtiar nyata membangun keluarga tangguh, masyarakat solid, dan bangsa bermartabat.
Mari kita ucapkan bersama:
“Kami mengolah raga untuk menguatkan ketahanan keluarga. Kami menjaga keluarga untuk menguatkan bangsa.”
Dengan semangat Mahabbah, kita wujudkan keluarga sehat, tangguh, dan bahagia sebagai kontribusi nyata bagi Indonesia yang maju dan bermartabat.