
PUI.OR.ID, SUKABUMI – Dewan Pengurus Pusat Persatuan Ummat Islam (DPP PUI) menyelenggarakan Upacara Peringatan Milad PUI ke-108 Tahun 2025 pada Ahad, 21 Desember 2025, bertempat di Pesantren Al-Farhan, Sukabumi, Jawa Barat, bertepatan dengan hari lahir PUI yang berdiri pada 21 Desember 1917.
Upacara peringatan tersebut dipimpin oleh Ketua Umum DPP PUI H. Raizal Arifin, M.Sos yang bertindak sebagai pembina upacara sekaligus menyampaikan amanat Milad PUI ke-108. Hadir pula Wakil Ketua Umum DPP PUI H. Maman Abdurrahman, M.Si, Pimpinan dan jajaran pengurus daerah Sukabumi, tokoh dan ulama PUI serta guru dan civitas Pesantren Al-Farhan. Hadir pula unsur badan otonom dan lembaga PUI Kabupaten Sukabumi, yakni PD Wanita PUI, PD Pemuda PUI, PD Sofia Cahaya Bangsa, serta HIMA dan HIJAR PUI Sukabumi.
Dalam amanatnya, Ketua Umum DPP PUI menegaskan bahwa peringatan Milad ke-108 bukan sekadar penanda usia organisasi, melainkan momentum refleksi perjuangan dan peneguhan arah PUI memasuki abad kedua. Menurutnya, sejak awal kelahirannya, PUI tidak dimaksudkan hanya sebagai organisasi, tetapi sebagai gerakan perbaikan (Islah) yang menuntun umat, mencerahkan bangsa, dan membangun peradaban.
Disampaikan bahwa PUI lahir dari keikhlasan, ilmu, dan keberanian moral para pendirinya, yakni KH. Abdul Halim, Ajengan Ahmad Sanusi, dan Mr. R. Syamsuddin, yang meletakkan fondasi perjuangan Islam berorientasi pada perbaikan umat dan kemajuan bangsa Indonesia.
Ketua Umum DPP PUI menekankan bahwa Islah merupakan manhaj perjuangan PUI, yang menuntun upaya perbaikan aqidah, ibadah, pendidikan, keluarga, masyarakat, hingga kehidupan sosial dan ekonomi umat. Islah, menurutnya, adalah kerja peradaban yang dimulai dari perbaikan diri dan nilai, sebelum melahirkan perubahan sosial yang lebih luas.
Menghadapi agenda besar Indonesia Emas 2045, Ketua Umum DPP PUI menegaskan bahwa kemajuan bangsa tidak cukup hanya ditopang oleh pembangunan ekonomi, infrastruktur, dan teknologi. Bangsa yang maju harus ditopang oleh kekuatan moral, adab, iman, dan persatuan umat. Karena itu, Gerakan Islah PUI diposisikan sebagai fondasi spiritual dan sosial bagi kebangkitan nasional.
Dalam amanatnya, Ketua Umum DPP PUI juga menyerukan agar seluruh lembaga pendidikan, pesantren, dan aktivitas dakwah PUI menjadi ruang pembentukan insan beriman, berilmu, dan berkeadaban, sekaligus melahirkan kader pembaharu yang mampu menghadirkan nilai-nilai Islah dalam berbagai bidang kehidupan.
Menutup amanatnya, Ketua Umum DPP PUI mengajak seluruh warga PUI untuk meneguhkan keikhlasan sebagai ruh perjuangan, menjadikan setiap aktivitas organisasi sebagai ibadah, serta memperkuat peran PUI sebagai penopang moral dan spiritual bangsa dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045.
Upacara Milad ke-108 PUI ini menjadi momentum konsolidasi nilai dan penguatan komitmen seluruh warga PUI untuk terus berkhidmat bagi agama, umat, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.