
Penulis: KH. Drs. Ahmadie Thaha
Pengasuh Pesantren Tadabbur al-Qur’an | Anggota Majelis Syura PUI
Dalam dua hari ini, saya suntuk bermain-main dengan chatGPT, platform chat yang disediakan OpenAI. Ini bermula dari telpon kawan di Bandung, yang meminta saya menyiapkan makalah untuk diskusi online tentang tarhib Ramadhan.
Begitu menerima permintaan, saya langsung berpikir, apa bisa chatGPT membantu saya membuatkan makalah itu? Untuk bahas soal puasa, saya mesti bertolak dari ayat 183 surah al-Baqarah (2) yang memuat perintah kewajiban puasa Ramadhan. Dari ayat ini, dan beberapa ayat sesudahnya, saya pun membuat daftar pertanyaan yang seperti tak habis-habisnya.
Karena saya sudah terlatih membuat pertanyaan sejak sekian lama menjadi wartawan, di mana jawaban atas pertanyaan bisa memantik pertanyaan- pertanyaan berikutnya, maka saya pun bisa membuat begitu banyak pertanyaan seputar puasa.
Saya ajukan satu pertanyaan atau permintaan untuk dibuatkan artikel ke form chatGPT di laman chat.openai.com, maka muncullah satu jawaban panjang, antara 2.500 hingga 4.000 karakter. Dari jawaban itulah, saya kemudian membuat pertanyaan- pertanyaan berikutnya.
Akhirnya, setelah sekian jam bermain-main dengan chatGPT, saya bisa menghasilkan 120 artikel, semuanya terkait puasa Ramadhan. Ini cukup untuk nanti saya siarkan selama 30 hari bulan suci Ramadhan, dengan tiap hari menyiarkan empat artikel via medsos. Cukup banyak.
Topiknya berbeda-beda, mulai dari soal ayat, hadits, sampai hubungan puasa Ramadhan dengan kesehatan, hasil- hasil penelitian puasa, dan kaitan puasa Ramadhan dengan puasa-puasa sekuler yang berkembang di Barat.

Saya kemudian berencana nanti akan membuatkan video-videonya juga. Saya akan coba menggunakan teknologi serupa, yang juga sudah banyak tersedia, khusus untuk pembuatan video secara otomatis. Saya tinggal kirim naskahnya, teknologi akan membuatkan narasinya dalam bentuk suara, juga mencarikan potongan-potongan video yang sesuai dengan narasi yang saya kirimkan.
Setelah itu semua, terbayang di benak saya, bagaimana dampak teknologi yang demikian canggih ini? Jika banyak pertanyaan sudah bisa dijawab melalui teknologi, bagaimana nanti pengaruh teknologi ini terhadap pembelajaran di sekolah- sekolah, madrasah- madrasah, dan pondok pesantren?
Salah satu pertanyaan lain yang ada di benak saya, apa bisa chatGPT menjawab pertanyaan atau permintaan yang kita ajukan dlm bahasa-bahasa selain Bahasa Inggris? Semula, saya memang menulis semua pertanyaan dalam bahasa Inggris, sehingga jawaban yang diberikan chatGPT juga berbahasa Inggris, yang kemudian saya minta Google translate menerjemahkannya.
Ternyata chatGPT bisa digunakan dengan bahasa-bahasa lain. Ketika saya ajukan pertanyaan dalam Bahasa Indonesia pun, ia menjawab dengan baik. Begitu pula, untuk pertanyaan dalam Bahasa Arab, chatGPT memberikan jawaban yang cukup baik dan runtut.
Namun, saya lihat, jawaban chatGPT juga sangat tergantung pada kefasihan bahasa yang kita gunakan untuk bertanya, dan kelengkapannya. Jika pertanyaan kita sederhana, chatGPT juga akan menjawab dengan sederhana.
Berikut contoh pertanyaan sederhana yang saya ajukan ke chatGPT menggunakan Bahasa Arab. Saya mengajukan pertanyaan soal penulisan kata “كتب” di ayat kewajiban puasa, mengapa ditulis dalam bentuk pasif.
اكتب مقالاً عن وجوب الصوم في القرآن ، واشرح لماذا كلمة “كُتِبَ” في الآية 183 من سورة البقرة كتبت بصيغة الفعل الماضي المبني للمجهول.
Ini jawaban chatGPT:
يعد الصوم من أهم الشعائر الدينية في الإسلام، فهو يعتبر أحد أركان الإسلام الخمسة، ويجب على كل مسلم صائم أن يمارسها في شهر رمضان. وفي الإسلام، فإن الصوم يعتبر من أهم العبادات التي يجب على المسلمين أداؤها ، وقد تم تأكيد وجوب الصوم في القرآن الكريم.
ولقد ذكر الله تعالى وجوب الصوم في القرآن الكريم بصريح العبارة، حيث قال الله تعالى في سورة البقرة: “يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ” (البقرة: 183).
ويعني هذا الآية أن الصوم قد كُتب على المسلمين، ويجب عليهم الصوم، كما كان قد كتب على الأمم السابقة.
ولقد استخدم الله تعالى في هذه الآية الفعل الماضي المبني للمجهول “كُتِبَ”، والذي يدل على أن الصوم قد كان مكتوبًا ومقررًا منذ الأزل، وأنه ليس بأمر حادث أو بإرادة الناس.
وعن سبب استخدام الكلمة “كتب” في هذه الآية بصيغة الفعل الماضي المبني للمجهول ، فإن هذا يشير إلى أن الصوم قد تم وضعه كواجب على المسلمين من قبل الله سبحانه وتعالى ، وأنه لا يمكن تجاهله أو إهماله. ويعتبر استخدام هذه الصيغة في القرآن الكريم من أساليب التشديد التي تعبر عن الأهمية والجدية الكبيرة للأمر الذي تتحدث عنه الآية.
ويمكن فهم هذه الآية على أنها تأكيد على وجوب الصوم للمسلمين. ويمكن تفسير سبب استخدام الفعل الماضي المبني للمجهول في هذه الآية بأن الله تعالى يشير من خلاله إلى أنه لم يكن هناك أي اختيار للناس في هذا الأمر، وأن الصوم لم يكن بأمر من الرسول محمد صلى الله عليه وسلم، بل هو أمر مقدر ومكتوب من الله تعالى في الكتاب المحفوظ.
ويتضح من خلال هذه الآية أن الصوم هو واجب شرعي يجب على المسلمين أداؤه ، وأنه ليس مجرد عملية امتناع عن الطعام والشراب وحدها ، بل هو عملية تعمل على تحسين النفس وتقويتها ، وزيادة الوعي الروحي للفرد وتعزيز العلاقة بينه وبين الله سبحانه وتعالى.
ومن المهم أن نلاحظ أن الآية لم تذكر أي تفاصيل حول كيفية الصوم، بل تركت هذا الأمر للتفسير والاستنباط من خلال السنة النبوية والتعاليم الدينية الأخرى.
الصوم هو عملية الامتناع عن الطعام والشراب والمشروبات الأخرى والجماع والكلام والتصرفات الأخرى المحرمة في وقت محدد من النهار.
=========
PUIorid mencoba menerjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia melalui bantuan Google dan seperti ini artinya:
AT:
Tulis esai tentang kewajiban puasa dalam Al-Qur’an, dan jelaskan mengapa kata “(kutiba) tertulis” dalam surat Al-Baqarah ayat 183 ditulis dalam bentuk pasif lampau.
chatGPT:
Puasa adalah salah satu ritual keagamaan terpenting dalam Islam, karena dianggap sebagai salah satu dari lima rukun Islam, dan setiap Muslim yang berpuasa harus melakukannya selama bulan Ramadhan. Dalam Islam, puasa dianggap sebagai salah satu ibadah terpenting yang harus dilakukan umat Islam, dan kewajiban berpuasa ditegaskan dalam Al-Qur’an.
Dan Allah swt menyebutkan kewajiban puasa dalam Al-Qur’an secara tegas, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu menjadi bertakwa” (Al-Baqarah: 18).
Ayat ini berarti bahwa puasa telah ditahbiskan bagi umat Islam, dan mereka harus berpuasa, seperti yang ditentukan untuk bangsa sebelumnya.
Dalam ayat ini, Tuhan Yang Maha Esa menggunakan bentuk lampau pasif “menjadi”, yang menunjukkan bahwa puasa telah ditulis dan diputuskan sejak dahulu kala, dan itu bukanlah suatu kebetulan atau kehendak manusia.
Adapun alasan penggunaan kata “kutiba” pada ayat ini dalam bentuk pasif lampau, hal ini menunjukkan bahwa puasa telah ditetapkan sebagai kewajiban bagi umat Islam oleh Tuhan Yang Maha Esa, dan tidak boleh diabaikan atau diabaikan. Penggunaan rumusan ini dalam Al-Qur’an dianggap sebagai salah satu metode penekanan yang mengungkapkan pentingnya dan keseriusan hal yang dibicarakan oleh ayat tersebut.
Ayat ini dapat dipahami sebagai penegasan kewajiban puasa bagi umat Islam. Alasan penggunaan bentuk lampau pasif dalam ayat ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa Tuhan Yang Maha Esa menunjukkan melalui itu bahwa tidak ada pilihan bagi orang-orang dalam hal ini, dan bahwa puasa tidak diperintahkan oleh Utusan Muhammad, semoga doa dan damai Tuhan atasnya, melainkan merupakan perintah yang telah ditakdirkan dan ditulis oleh Tuhan Yang Maha Esa dalam kitab yang terpelihara.
Jelas dari ayat ini bahwa puasa adalah kewajiban hukum yang harus dilakukan umat Islam, dan itu bukan hanya proses menahan diri dari makanan dan minuman saja, melainkan proses yang meningkatkan dan memperkuat jiwa, meningkatkan kesadaran spiritual individu dan mempererat hubungan antara dirinya dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Penting untuk dicatat bahwa ayat tersebut tidak menyebutkan rincian tentang bagaimana berpuasa, melainkan menyerahkan masalah ini pada interpretasi dan deduksi melalui Sunnah Nabi dan ajaran agama lainnya.
Puasa adalah proses menahan diri dari makan, minum, minuman lain, hubungan seksual, berbicara, dan perilaku terlarang lainnya pada waktu tertentu dalam sehari.