Pemuda PUI: Copot Kepala BPIP, Gagal Membina Ideologi Pancasila
PUI.OR.ID, Jakarta – Pemuda PUI menyayangkan tanggapan BPIP atas viralnya dugaan pemaksaan pencopotan jilbab Paskibraka putri yang terkesan tidak sensitif terhadap nilai-nilai agama, kebudayaan, dan keragaman.
“Kepala BPIP tidak peka, terlalu formalistik. Padahal, ada nilai-nilai kebudayaan dan keragaman yang harus diperhatikan. Kepala BPIP telah gagal menafsirkan Pancasila, terutama Sila Kesatu,” tegas Rijal Muharram, Kepala Bidang Kajian Strategis PP Pemuda PUI.
Lebih lanjut, Rijal menjelaskan bahwa surat kesediaan yang tidak mengakomodir muslimah berjilbab mengonfirmasi bahwa proses seleksi Paskibraka sudah mencerminkan diskriminasi.
“Padahal hal tersebut (menggunakan jilbab) dijamin oleh undang-undang,” lanjut Rijal.
Sejalan dengan hal tersebut, Ketua Umum PP Pemuda PUI, Ujang Palahuddin Assofari, mendesak agar aturan yang mewajibkan Paskibraka untuk tidak menggunakan jilbab, segera dicabut.
“Untuk mengamalkan Pancasila terutama sila kesatu dan menjaga kondusivitas, sebaiknya aturan Keputusan Kepala BPIP Nomor 35 tahun 2024 untuk segera dicabut, karena bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945,” ucap Palahuddin.
Palahuddin juga menjelaskan bahwa aturan yang tidak mengakomodir muslimah berjilbab sangat bertolak belakang dengan nilai-nilai Islam dan intisab PUI. Sehingga, pihaknya memandang kontroversi ini harus segera diakhiri. Palahuddin mendesak Kepala BPIP segera dicopot.
“Kami mendesak Presiden RI untuk copot Kepala BPIP karena telah gegabah dan gagal untuk melakukan pembinaan ideologi Pancasila. Masih banyak para tokoh-tokoh yang lebih paham Pancasila dan pantas untuk menjadi Kepala BPIP,” tegas Palahuddin.