Kabar DaerahWanita PUI

PP Wanita PUI Gelar Seminar Sekolah Ramah Anak: Upaya Nyata Wujudkan Generasi Emas Berkarakter Islami

PUI.OR.ID, Majalengka – Dalam langkah strategis menciptakan pendidikan Islami yang ramah dan inklusif, Pimpinan Pusat Wanita Persatuan Ummat Islam (PP Wanita PUI) sukses menyelenggarakan seminar bertajuk Sekolah Ramah Anak di Madrasah Aliyah Putri Majalengka. Acara ini resmi dibuka oleh Ketua Umum DPP PUI, H. Raizal Arifin M.Sos, yang memberikan apresiasi atas upaya Wanita PUI dalam membangun lingkungan pendidikan yang aman dan sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Seminar yang dihadiri oleh para tokoh nasional dan daerah ini menjadi momen penting untuk mendiskusikan dan merumuskan langkah-langkah strategis dalam mendukung pendidikan berkualitas di Indonesia.

Acara ini menghadirkan narasumber utama, Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, M.Si, yang memberikan paparan inspiratif tentang pentingnya menciptakan sekolah ramah anak yang berbasis nilai Islami. Prof. Euis menyoroti bahwa sekolah harus menjadi tempat yang memupuk karakter mulia, kreativitas, serta akhlak Islami, tanpa adanya perundungan dan kekerasan.

Dalam sambutannya, H. Raizal Arifin menekankan bahwa kolaborasi antara sekolah, orang tua, masyarakat, dan pemerintah adalah kunci menciptakan generasi emas yang berkarakter. “Pendidikan Islami yang ramah anak bukan hanya kebutuhan, tetapi investasi masa depan bangsa,” tegasnya.

Ketua Umum PP Wanita PUI, Dra. Hj. Iroh Siti Zahroh M.Si, menambahkan bahwa Wanita PUI berkomitmen mendukung sekolah-sekolah agar menjadi zona aman bagi siswa. “Melalui pendekatan berbasis nilai Islam, kami ingin menciptakan lingkungan belajar yang harmonis, tanpa intimidasi, dan penuh kasih sayang,” ungkapnya.

Seminar ini juga mengangkat data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang mencatat 3.800 kasus perundungan di Indonesia sepanjang tahun 2023, dengan hampir separuhnya terjadi di lembaga pendidikan. Hal ini menjadi perhatian serius dalam seminar, yang kemudian merumuskan sejumlah solusi strategis, antara lain:

  1. Pelatihan khusus bagi guru untuk menangani dan mencegah perundungan.
  2. Penguatan kolaborasi antara orang tua dan sekolah.
  3. Pendekatan restoratif untuk membangun harmoni di lingkungan sekolah.
  4. Penyediaan layanan konseling dan dukungan psikologis bagi siswa.

Acara ini ditutup dengan doa dan harapan agar semangat Islah Tarbiyah (perbaikan pendidikan) terus menyala dalam mendukung generasi muda yang lebih baik. H. Raizal Arifin menekankan pentingnya menjadikan ikhtiar ini sebagai amal jariyah yang membawa keberkahan bagi umat dan bangsa.

Seminar ini tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga langkah nyata Wanita PUI dalam mendorong pendidikan yang Islami, inklusif, dan ramah anak, sekaligus memberikan kontribusi besar bagi pembangunan karakter generasi penerus Indonesia.

Related Articles

Back to top button