DPW PUI Sumatera Barat Periode 2021-2026 Resmi Dilantik
PUI.OR.ID, PADANG – Jajaran Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Ummat Islam Sumatera Barat untuk periode 2021-2026 resmi dilantik di Istana Gubernur Sumatera Barat, Ahad (24/10).
“Para ustadz dan warga PUI sudah hadir di Sumbar puluhan tahun yang lalu, tapi baru kali ini berkonsolidasi, ini bagian dari konsolidasi organisasi untuk menyelesaikan target rencana strategis PUI,†kata KH. Nuhasan Zaidi, selaku Ketua Umum DPP PUI.
Menurutnya, pelantikan yang sekaligus silaturahim ini merupakan sambungan dari silaturahim sebelumnya, sebagai pengingat bahwa semua yang hadir lahir dari satu rahim yang sama.
“Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi adalah guru dari KH. Abdul Halim pendiri PUI di Mekkah dulu, inilah spirit yang menyambung nasab ilmu dan perjuangan,†terangnya.
Nurhasan melanjutkan, spirit persatuan ini harus sama-sama kita perkuat dan dilanjutkan dari Sabang sampai Merauke. Ia berpesan kepada Ketua Umum DPW PUI Sumbar dan pengurus agar fokus mewujudkan Renstra PUI, menguatkan pendidikan dan pembinaan umat.
Ketua DPW PUI Sumatera Barat terpilih, Hamdanus, S.Fil.I., M.SI,. menyebut pengurus DPW PUI Sumbar merupakan kumpulan para aktivis produktif yang bersemangat untuk bersama-sama ikut membangun Sumbar. “Kami berhimpun dengan semangat Intisab dan semangat persatuan,†katanya.
“Kami telah memimpikan perguruan tinggi, membangun sekolah-sekolah, pesantren dan amal usaha yang lain, hadir di Sumbar untuk terciptanya kemandirian Organisasi,†sambungnya.
Tampak hadir juga, Supardi, selaku Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat. Menurutnya, tujuan PUI hadir mencoba merekatkan kembali persatuan umat dan rakyat yang telah dipecah belah (devide et impera) oleh penjajah.
“PUI memiliki aset yang luar biasa besar, kehadiran PUI di Sumbar sudah ditunggu-tunggu oleh masyarakat disini untuk merekatkan persatuan dan kesatuan sesuai dengan semangat pelopor dan ulama-ulama PUI pendahulu,†katanya.
Di samping itu, sebagai Gubernur Sumbar, Buya H. Mahyeldi, S.P. berpesan, atas nama Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mengucapkan selamat atas dilantiknya Hamdanus beserta pengurus DPW PUI Sumatera Barat periode 2021-2026.
“Kami sangat menyambut PUI, karena banyak daerah, masyarakat yang membutuhkan bimbingan dan dakwah terutama perkotaan. Kami pernah datang ke sebuah masjid yang besar dan bagus, tapi kosong jamaahnya, disitulah PUI harus berperan,†tuturnya.
Dalam situasi covid ini, ia menjelaskan, ekonomi mulai melemah, pemahaman Islam mulai banyak yang dikaburkan, karenanya menyatukan potensi umat ini sangat penting untuk penguatan-penguatan kepada umat.
“Mudah-mudahan kehadiran PUI di Sumbar bisa memberikan penguatan dan perekat untuk membangun Sumbar,†katanya.
Masih dalam acaranya yang sama, Ketua Majelis Syura PUI, Dr. KH. Ahmad Heryawan, Lc., M.Si., bersyukur kepada Allah SWT dirinya bisa hadir di acara yang bersejarah ini. Menurutnya, PUI sudah hadir lama di Sumbar, tapi “Gong”nya baru ditabuh kali ini.
“PUI bukan ormas baru, ia sudah hadir sebelum Republik ini hadir dan tokoh-tokohnya ikut mendirikan Republik Indonesia,†tuturnya.
Ia menyebut, PUI memiliki hubungan yang erat dengan Sumbar. Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi adalah guru bagi KH. Abdul Halim, Syekh Abdul Karim Amrullah (Hamka), KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asyari di masjidil Haram.
“Jika ada kekhasan Muhamadiyah yaitu tidak qunut, NU Qunut, nah PUI itu gabungan (ada yang qunut ada yang tidak), secara rasional, yang gabungan itu biasanya lebih besar,†kata Kang Aher, sapaan akrab Ahmad Heryawan.
Menurutnya, ada survey yang meneliti keadaan shalat umat Islam di Indonesia. Muslim yang shalat berjamaah berjumlah 2%, sering berjamaah 7%, kadang-kadang 19%, bolong-bolong 33,8%, kadang-kadang solat 26%, yang tidak shalat sama sekali 0,4%.
Kang Aher berpendapat, shalat berjamaah merupakan ukuran kecil bagaimana persatuan itu terwujud. Ia berpesan, hadirkan dakwah yang menyenangkan dan kata-kata yang mudah, jangan menghadirkan kesulitan untuk umat ini, sehingga mereka lari dari keindahan Islam ini.
“Kita berharap, PUI di kawasan Sumatera paling agamis di Sumbar dan Aceh, dan PUI bisa mewadahi Islam Wasathiyah di sini,†tutupnya.