Oleh KH. Dr. Wido Supraha, M.Si.
Wakil Ketua DPP Persatuan Ummat Islam
Disampaikan di Lapangan Jl. Jawa, Depok Utara, Jawa Barat
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ،
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ،
اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ،
لَا إِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ وَحْدَهُ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا.
أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ بَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَأَدَّى الْأَمَانَةَ وَنَصَحَ الْأُمَّةَ.
اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى حَبِيْبِنَا الْمُصْطَفَى مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اتَّبَعَ هُدَاهُ وَاسْتَنَّ بِسُنَّتِهِ وَاهْتَدَى بِهَدْيِهِ وَ جَاهَدَ فِي سَبِيْلِ اللهِ حَقَّ جِهَادِهِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدَهُ فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كَتَابِهِ الْكَرِيْمِ وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَـائِلِيْنَ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ :
﴿ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَاتَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ﴾
Pagi ini, jiwa-jiwa berlimpah iman, berkumpul untuk mengagungkan kebesaran Allah SWT. Terasa betul, ibadah selama bulan Ramadhan memang didesain untuk orang-orang yang telah memiliki iman, agar semakin bertambah keimanannya, menuju kesempurnaan.
Pagi ini, pribadi penuh takwa, yang tidak kenal lelah menyiapkan bekal takwa sebagai bekal terbaik menuju Allah SWT, berhimpun pagi ini di lapangan yang merupakan bagian dari bumi Allah. Terbayang betul, betapa bahagianya orang-orang yang memiliki sebenar-benar takwa, ketika kelak berkumpul di padang Mahsyar.
Pagi ini, dengan energi cinta, harap dan takut, bercampur menjadi satu, melahirkan perasaan bahagia sekaligus sedih, paska usainya bulan suci Ramadhan. Bahagia, karena seluruh pengorbanan telah diberikan semaksimal mungkin sekemampuan hamba. Sedih, karena kemuliaan Ramadhan telah usai. Tersisa harapan, semoga Allah menerima seluruh kelelahan amalan hamba, dan semoga Allah menghapuskan seluruh dosa-dosa hamba.
Taqabbalallaahu minnaa wa minkum.
Allāhu Akbar 3x, wa lillāh al-hamd.
Renungkanlah firman Allah SWT dalam surat Asy-Syura [42] ayat 13:
۞ شَرَعَ لَكُمْ مِّنَ الدِّيْنِ مَا وَصّٰى بِهٖ نُوْحًا وَّالَّذِيْٓ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهٖٓ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى وَعِيْسٰٓى اَنْ اَقِيْمُوا الدِّيْنَ وَلَا تَتَفَرَّقُوْا فِيْهِۗ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِيْنَ مَا تَدْعُوْهُمْ اِلَيْهِۗ اَللّٰهُ يَجْتَبِيْٓ اِلَيْهِ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَهْدِيْٓ اِلَيْهِ مَنْ يُّنِيْبُۗ
Dia (Allah) telah mensyariatkan kepadamu agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu berpecah belah di dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang musyrik (untuk mengikuti) agama yang kamu serukan kepada mereka. Allah memilih orang yang Dia kehendaki kepada agama tauhid dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya bagi orang yang kembali (kepada-Nya).
Wahai Alumnus Ramadhan, ayat ini mengingatkan sekaligus menguatkan arah dan orientasi hidup seorang mukmin, bahwa selepas Ramadhan, hendaknya setiap mukmin melanjutkan perjuangan para Nabi, yakni menegakkan Islam (اَنْ اَقِيْمُوا الدِّيْنَ) dan bersatu dalam memperjuangkannya (وَلَا تَتَفَرَّقُوْا فِيْهِۗ), menegakkan seluruh nilai-nilai Islam di Indonesia pada khususnya dan membangun persatuan ummat Islam.
Wahai Alumnus Ramadhan, bersatulah dalam tali agama Allah. Kuatkanlah persatuan ummat Islam, persatuan sesama orang-orang beriman dalam ukhuwah imaniyah. Jadikan ia pondasi dalam membangun ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa dan setanah air), dan selanjutnya ukhuwah insaniyah (persaudaraan di antara sesama anak Adam di muka bumi). Jangan sampai engkau bersemangat membangun ukhuwah sebangsa tapi meremehkan ukhuwah di antara orang-orang beriman.
Wahai Alumnus Ramadhan, renungkanlah bahwa Islam baru akan menjadi rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil ‘alamin), ketika nilai-nilainya ditegakkan dalam seluruh aspek konstitusi negara dan seluruh dimensi peri kehidupan masyarakat. Jika Islam tidak tegak, Islam hanya sekedar menjadi rahmat bagi orang-orang beriman semata (rahmatan lil mukminin). Keimanan seorang mukmin dapat diwujudkan dengan melakukan ishlah dan berjuang bersama-sama dalam memenangkan nilai-nilai Islam di Indonesia, sehingga mengalahkan isme-isme yang merusak bangsa seperti feminisme, humanisme, pluralisme agama, kapitalisme, liberalisme dan sekularisme. Tentunya, perjuangan umat Islam harus tetap dalam koridor konstitusional. Menangkan politik Islam melalui Pemilu, perjuangkan ekonomi Islam dengan memindahkan semua akad pinjam meminjam kepada akad jual beli, semarakkan budaya Islam yang bebas dari mistis, takhayul dan khurafat, dan majukan pendidikan Islam yang fokus melahirkan generasi beradab, bukan sekedar generasi pekerja.
Allāhu Akbar 3x, wa lillāh al-hamd.
Renungkanlah, tidak ada kebahagiaan tanpa kemenangan, tidak ada kemenangan tanpa perjuangan, dan tidak ada perjuangan tanpa kelelahan. Jika desain kehidupan adalah mewujudkan kemenangan, maka sunnah kehidupan adalah diisi dengan perjuangan demi perjuangan, sehingga dipenuhi dengan kelelahan demi kelelahan. Ramadhan membimbing seluruh lelahmu, lillahi Ta’ala (hanya untuk mencari keridhaan Allah SWT), agar berkah di dunia dan meraih kemenangan di Akhirat. Maka, cintailah kelelahan, kejarlah kelelahan, sampai kelelahan itu lelah mengikutimu. Sesungguhnya, istirahatnya orang-orang beriman adalah kematian. Selama hayat di kandung badan, selama itu perjuangan harus terus dilaksanakan. Ulang-ulanglah membaca firman Allah SWT dalam surat Asy-Syarh [94] ayat 7:
فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْۙ
Apabila engkau telah selesai (dengan suatu kebajikan), teruslah bekerja keras (untuk kebajikan yang lain).
Renungkanlah, jika engkau tidak menjadi pemenang, engkau hanya akan menikmati pahitnya kekalahan. Ramadhan memotivasi jiwamu menjadi pemenang, hingga puncaknya kita merayakannya di pagi ini, ‘Ied Mubarak, Hari Kemenangan Penuh Keberkahan. Jika engkau tidak pernah berjuang, maka kemenangan apakah yang engkau rayakan pagi ini? Jika engkau tidak pernah berjuang untuk Allah di dunia, bagaimana Allah akan menggelarimu sebagai pemenang kelak di hadapan-Nya?
Lanjutkanlah kelelahanmu paska Ramadhan di dunia yang fana ini bersama amal memenangkan Islam. Begitu pentingnya amal ini, sampai 3 (tiga) kali Allah SWT mengulangi dalam Al-Qur’an dorongan untuk mewujudkan kemenangan Islam di atas isme-isme yang lain. Salah satunya dalam surat Kemenangan/Al-Fath [48] ayat 28:
هُوَ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ رَسُوْلَهٗ بِالْهُدٰى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهٗ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهٖ ۗوَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًا
Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia mengunggulkan (agama tersebut) atas semua agama. Cukuplah Allah sebagai saksi.
Renungkanlah, Ramadhan pertama kali diperintahkan kepada Rasulullah SAW di usia beliau 55 tahun, usia yang hari ini lebih dikenal sebagai usia pensiun. Padahal, pensiun dari bekerja dengan orang lain, bukanlah pensiun dari kehidupan. Rasulullah SAW meneladankan bagaimana mengisi kuadran terakhir hidupnya sejak usia 55 tahun hingga wafat. Beliau tidak sekedar Shalat Berjama’ah di Masjid dan bermain dengan cucu. Seluruh harta, jaringan, ilmu, wawasan dan pengalaman manusia yang begitu banyak di usia 55 tahun sudah seharusnya dibagi kepada generasi muda atau mereka yang membutuhkan, sehingga yang bodoh menjadi ‘alim, yang mustahik menjadi muzakki, yang kufur menjadi beriman, yang buruh menjadi pengusaha, dan yang penuh masalah menjadi penuh solusi. Jangan menunggu apa yang dunia akan berikan, tapi susunlah rencana apa yang akan engkau berikan bagi dunia dan alam semesta dalam rangka keridhaan Allah, agar kelak engkau berkumpul dengan para pemenang di rumah para pemenang, Surga-Nya Allah SWT.
Renungkanlah, sejak puasa Ramadhan mulai diwajibkan, beberapa hari kemudian diwajibkan pula amal jihad untuk memenangkan agama dengan hikmah hadirnya kebebasan dalam beragama. Sejak itu pula, Ramadhan diisi dengan peristiwa kemenangan demi kemenangan. Rasulullah SAW sendiri sejak usia 55 tahun hingga wafatnya di usia 63 tahun, memimpin 27 perjuangan ghazwah. Maka tercatatlah sejak itu hingga hari ini berbagai peristiwa kemenangan umat Islam, di antaranya:
- Perang Badar, 17 Ramadhan 2 H
- Penaklukkan Makkah, 10 Ramadhan 8 H
- Keruntuhan berhala al-‘Uzza oleh Khalid ibn al-Walid, Ramadhan 9 H
- Keruntuhan berhala al-Lata dan menyerahnya Tha’if, Ramadhan 9 H
- Islamisasi Yaman, Ramadhan 10 H
- Peristiwa di Tabuk yang membuat Roma tunduk dalam perjanjian damai
- Dikirimnya Thariq bin Ziyad membebaskan Andalusia, 28 Ramadhan 92 H
- Kemenangan Shalahuddin al-Ayyubi dalam Perang Salib, Ramadhan 584 H
- Kalahnya tentara Mongol oleh pasukan Saifuddin Qutuz, 15 Ramadhan 658 H
- Mulai menggempur benteng Konstantinopel, Ramadhan 874 H
- Proklamasi NKRI, 9 Ramadhan 1364 H
Allāhu Akbar 3x, wa lillāh al-hamd.
Renungkanlah, bahwa mental pemenang dibangun bersama ruh Al-Qur’an. Semangat meraih kemenangan selalu hidup dalam jiwa-jiwa yang selalu membaca Al-Qur’an dengan perlahan-lahan (tartil) dan berusaha meraih maknanya (tadabbur).
Renungkanlah, seluruh narasi Al-Qur’an adalah narasi bagi kehidupan manusia yang langsung datang dari Yang Maha Menciptakan Kehidupan. Jika seorang mukmin, sejak kecil dididik untuk terbiasa membaca Al-Qur’an dengan mentadabburi kandungannya, niscaya ia akan tumbuh besar menjadi pejuang yang menguasai dan hidup dengan nilai-nilai Islami. Sebaliknya, jika sejak kecil, seorang mukmin hanya dibatasi sekedar belajar tajwid dan tahfizh Al-Qur’an semata, tanpa dibiasakan untuk memahami kandungannya, mereka akan berpotensi menjadi Muslim yang sekular dan liberal, atau minimal menjadi pribadi yang mengalami dikotomi antara dunia dan Akhirat, agama dan sains. Akhirnya banyak yang tumbuh besar dalam kondisi awam dengan agamanya, meski dalam kehidupan dunianya ia seorang yang dianggap pakar dan dihormati.
- Di satu sisi, mereka dianggap pakar politik dan pakar hukum, karena menguasai pemikiran Aristoteles, Nebukadnezar, KUHP versi Belanda, dan prinsip demokrasi liberal, namun di sisi lain, jiwa mereka merasa asing dan tidak percaya diri memperjuangkan hukum Islam atau demokrasi yang sesuai nilai Pancasila
- Di satu sisi, mereka dianggap pakar bidang sosiologi dan antropologi, karena menguasai pemikiran Auguste Comte, Karl Marx, Herbert Spencer, Max Weber, Emile Durkheim, dan pemikir Barat lainnya, namun jiwa mereka tidak pernah mau menetapkan nilai pada realitas maraknya perzinahan, aborsi, minuman keras, LGBTQIAS2+, dan merasa asing dengan pemikiran pakar: Al-Biruni atau Ibn Khaldun
- Di satu sisi, mereka dianggap pakar bidang ekonomi, karena menguasai pemikiran Adam Smith, Keynes, Arthur Lewis, Amelia Fletcher, Arthur Cecil Pigou, Beatrice, Irving Fisher, dan pemikir Barat lainnya, namun tidak mengerti pemikiran Abu Yusuf dalam karya besarnya al-Kharaj yang banyak dikutip Adam Smith, dan jiwanya tidak pernah bahagia dan tidak pernah mengejar keberkahan dalam kehidupan
- Di satu sisi, mereka dianggap pakar sains alam Biologi, karena menguasai pemikiran William Harvey, Lamarck, Charles Darwin, Gregor Mendel, Franklin, dan pemikir Barat lainnya, namun tidak meyakini manusia pertama yang diciptakan adalah Nabi Adam a.s. dan tidak pernah mengenali kebesaran Tuhan dari alam semesta yang diamati, bahkan tidak sedikit yang menjadi atheis. Padahal di antara ilmu yang paling mudah menanamkan nilai-nilai keimanan adalah ilmu alam seperti Biologi.
- Di satu sisi, mereka dianggap pakar bidang Kimia, tapi tidak menyadari bahwa kata ‘Kimia’ sendiri adalah kata dalam bahasa Arab dengan Jabir ibn Hayyan sebagai pakar Kimia yg diakui seluruh dunia dan menguasai banyak cabang ilmu
- Di satu sisi, kita sering memberikan motivasi kepada orang lain, tapi ternyata diri kita pun sering putus asa dan putus harapan dari rahmat Allah
- Di satu sisi, kita sering membuat orang bahagia, tapi di sisi lain ternyata jiwa kita tak pernah merasakan kebahagiaan
Ramadhan sebagai bulan Al-Qur’an (Syahr al-Qur’an) mengingatkan kepada kita, sudahkah kita qira-atul Qur’ani bittadabbur (membaca Al-Qur’an dengan tadabbur), ataukah selama ini kita hanya membacanya untuk mengejar pahala semata? Sudahkah kita berilmu sebelum beramal, ataukah kita baru semangat beramal tapi tidak di atas ilmu?
- Apakah kita sudah menikah dan berumah tangga setelah menguasai ilmu tentang bagaimana menjadi Suami yang baik dan Ayah yang baik?
- Apakah kita sudah membeli rumah setelah menguasai ilmu tentang bagaimana menjadi tetangga yang baik?
- Apakah kita sudah menjadi pedagang, marketing dan sales, setelah menguasasi muamalah sesuai syari’ah?
- Apakah kita sudah memimpin rakyat setelah menguasai ilmu tentang bagaimana menjadi pemimpin yang adil dan mensejahterakan rakyatnya?
Ataukah semuanya selama ini mengalir saja seperti air sehingga kita hanya mengikut arus, bukan membuat arus dalam kehidupan?
Allāhu Akbar 3x, wa lillāh al-hamd.
Renungkanlah, “Kun Rabbaniyan wala takun Ramadhaniyyan”. Jadilah generasi Rabbani, jangan sekedar generasi Ramadhan. Generasi Rabbani itu adalah generasi yang sepanjang tahun selalu berusaha hidup dengan nilai-nilai Qur’an setelah memahami kandungannya dan menyebarkan nilai-nilainya di tengah masyarakat. Ramadhan telah mendidik generasi Rabbani untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai al-Furqan agar setiap mukmin mampu selalu memenangkan takwa dari fujur, ilmu dari perasaan dan hawa nafsu, kebenaran (al-haqq) dari kebatilan dan kesesatan (al-bathil wa adh-dhalal), kebaikan (al-birr) dari dosa (al-itsm), cahaya (an-nur) dari kegelapan (azh-zhulumat), keadilan dari kezhaliman, kesejahteraan dari kemiskinan. Ramadhan mengajarkan mukmin untuk bahagia bersama Allah. Tidak ada permintaan hamba yang terbaik kecuali meminta istiqamah sebagaimana do’a kita setiap hari: Ihdinashshiratal mustaqim, dan meminta dapat membersamai Rasulullah SAW.
- Teladanilah Rabi’ah bin Ka’ab al-Aslami r.a. yang saat diberikan kesempatan untuk meminta kepada Rasulullah untuk didoakan lebih memilih agar didoakan dapat menemani Rasulullah SAW di Jannah, sementara hari ini manusia lebih sering berdo’a minta tercukupinya kebutuhan dunia
- Teladanilah seorang budak wanita berkulit hitam yang lebih memilih minta didoakan Rasulullah SAW agar auratnya tidak terbuka saat ia tidak sadar saat penyakit epilepsinya kambuh daripada meminta kesembuhan, sementara hari ini banyak wanita yang justru membuka dan mempertontonkan auratnya di sosial media
- Teladanilah Bilal bin Rabah r.a. yang jika batal wudhu ia selalu berwudhu kembali, sementara hari ini banyak yang dengan sengaja tidak berwudhu setiap harinya karena tidak melaksanakan shalat fardhu 5 waktu
- Teladanilah ‘Abdullah ibn ‘Umar r.a. yang sejak usia 13 tahun tidak pernah meninggalkan tahajjud setiap harinya, sementara hari ini masih banyak pemuda yang belum terikat hatinya dengan masjid
Renungkanlah, tidak ada kemenangan besar tanpa berawal dari kemenangan-kemenangan kecil. Kita merayakan kemenangan pagi ini, karena kumpulan proses-proses kecil selama Ramadhan yang telah kita menangkan. Kemenangan untuk tidak makan, minum, jima’ dan muntah dengan sengaja di siang hari. Kemenangan untuk tidak berkata-kata buruk dan menahan amarah selama berpuasa. Kemenangan untuk memaksa diri kita setiap malam melaksanakan qiyamullail, qiyam ma’al Qur’an. Kemenangan untuk memaksa diri kita untuk bangun di waktu sahur untuk istighfar dan ibadah makan sahur. Kemenangan untuk berbagi saat berbuka, mengalahkan sifat kikir. Maka, lanjutkanlah prestasi dengan kemenangan-kemenangan berikutnya, dengan merawat proses yang benar menuju tujuan yang mulia.
- Mendidik diri agar memiliki fisik yang kuat untuk beramal, akhlak mulia, ekonomi yang mandiri, wawasan yang luas, aqidah yang lurus, ibadah yang benar, disiplin atas waktu, urusan yang teratur, bermanfaat bagi orang lain, dan semangat perjuangan
- Mendidik keluarga agar mencintai adab dan ilmu, menyejukkan pandangan dan menjadi sumber motivasi dalam perjuangan
- Membangun masyarakat agar berdaya, mandiri dan mendukung kemenangan Islam dan tegaknya peradaban yang mulia. Masyarakat yang anti money-politics, suap, korupsi dan kolusi. Masyarakat yang saling ta’awun ‘alal birri wattaqwa, bukan ta’awun ‘alal itsmi wal ‘udwan
- Memilih pemimpin yang Islami, bersih dari korupsi, cerdas dan santun, yang membawa negeri ini menjadi negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, tidak permisif dengan kemaksiatan, tidak senang berhutang, membangun kemandirian ummat sehingga mampu meningkatkan ekspor dan mengurangi impor, mengurangi beban pajak, dan terus melawan berbagai penindasan dan penjajahan di atas muka bumi, wa bil khushush di Palestina, negeri para Nabi yang sedang dijajah oleh negara ilegal bernama Israel, la’natullah ‘alaih.
- Berkontribusi menyusun tatanan negeri dengan Undang-undang yang Islami dan menolak segala isme yang bertentangan dengan Pancasila yang dibangun di atas dasar Ketuhanan Yang Maha Esa
Ternyata tugas kita masih banyak. Negeri ini tidak berubah menjadi lebih baik, jika orang-orang beriman berdiam diri dan sekedar menjadi penonton. Bukankah ulama meyakini, tanda diterimanya amal ibadah kita di bulan Ramadhan, ketika kita dimudahkan untuk melanjutkan amal-amal kita setelah Ramadhan.
إن من علامةِ قبول الحسنة، الحسنة بعدها
“Sesungguhnya diantara tanda diterimanya kebaikan adalah kebaikan selanjutnya.”
Berkata Al-Imam Ibn Rajab al-Hanbali (1335-1393 M),
أن معاودة الصيام بعد صيام رمضان علامة على قبول صوم رمضان فإن الله إذا تقبل عمل عبد وفقه لعمل صالح بعده
Membiasakan puasa setelah puasa Ramadhan merupakan tanda diterimanya amal puasa di bulan Ramadhan. Sesungguhnya Allah jika menerima suatu amal hamba, maka Allah beri ia taufik untuk melakukan amal shalih setelahnya.
Khutbah ke-2
اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ،
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
أَمَّا بَعْدَهُ فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كَتَابِهِ الْكَرِيْمِ وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَـائِلِيْنَ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
﴿ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَاتَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ﴾
Marilah bersama-sama kita berdo’a, bermunajat kepada Allah SWT, semoga Allah SWT memudahkan hamba untuk selalu bersemangat hijrah lebih baik dari hari ke hari, semoga Allah SWT memudahkan hamba untuk melanjutkan kebaikan-kebaikan yang telah kita mulai, semoga Allah SWT memudahkan hamba dalam berjuang bersama-sama orang-orang beriman untuk memenangkan Islam.
Yaa Rabbanaa, saksikanlah bahwa kami semua adalah pejuang, kami semua adalah umat Rasulullah SAW yang rindu bersama dengan beliau kelak dengan seluruh kelelahan-kelelahan kami dalam beramal menuju ridhamu ya Allah. Astaghfirullah 3x.
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف المرسلين وعلى آله وصحبه أجمعين برحمتك يا أرحم الراحمين …
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ…
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَاءَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ…
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَرُكُوْعَنَا وَسُجُوْدَنَا وَتَضَرُّعَنَا وجميع أعمالنا
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ جَمِيْعَ وُلاَةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَانْصُرِ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ…
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ…
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ…
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، والحمد لله رب العالمين
تقبل الله مناومنكم تقبل ياكريم جعلناالله واياكم من العائدين والفائزين وادخلنامن زمرةالمتقين المخلصين
🌺أعاده الله علينا وعليكم بالخير والبركاتكل عام وانتم بخير
عيد مبارك. والسلام عليكم ورحمة وبركاته