Merdeka untuk Berjaya
Raizal Arifin
Sekjend DPP PUI (Persatuan Ummat Islam)
Hari ini genap Republik Indonesia yang kita cintai berusia 79 tahun. Sebuah capaian yang diraih sebagai akumulasi panjang perjuangan para pendahulu, pejuang kemerdekaan, para pahlawan hingga tokoh-tokoh Bangsa yang mengisi kemerdekaan di berbagai sendi kehidupan. Akumulasi kontribusi dari banyak aktor dengan berbagai latar belakang dan peran masing-masing. Keberagaman menjadi keindahan dan keajaiban Bangsa dan Negara Indonesia hingga tetap tegak berdiri hingga hari ini, meskipun belakangan keberagaman mulai dihembuskan menjadi kekhawatiran dan masalah bagi Bangsa ini.
Kata Persatuan ditempatkan dalam sila ketiga Pancasila kita. Posisi Persatuan berada ditengah yang menjadi tujuan dari dua sila pertama dan menjadi kunci atas terwujudnya kedua sila berikutnya. Nilai ketuhanan dan kemanusiaan yang terbangun secara baik akan melahirkan persatuan yang kokoh. Persatuan inilah yang akan menjadi pilar utama terwujudnya kepemimpinan Bangsa yang bijaksana, demokratis, adil dan membawa kemakmuran Nasional.
Yang seringkali kita lupa, persatuan dan Nasionalisme Bangsa kita terbangun atas proses dialektika panjang serta memiliki tujuan besar lagi mulia. Pendiri bangsa kita mau menanggalkan ego sektoral kebangsaan di masing-masing daerah, untuk Bersatu merajut kebangsaan dan Negara Indonesia dengan tujuan mulia. Kita yang hidup hari ini mungkin tidak merasakan dan memahami dengan baik bagaimana pergulatan para pendiri Bangsa untuk membangun persatuan Indonesia. Kita kini hanya menikmati keadaan yang sudah maju dan memanjakan generasi kita.
Maka wajar bila muncul kekhawatiran bahwa setelah sekian generasi berlalu, Bangsa kita kehilangan nilai dan semangat persatuan. Kisah kesamaan penderitaan yang dialami orang tua kita dahulu sehingga menggerakkan perjuangan kemerdekaan, nyaris tidak kita rasakan lagi nuansanya. Maka kita harus bisa membangun persatuan generasi kita dengan pendekatan yang berbeda. Jangan lupa bahwa selain kisah, romantisme perjuangan dan bangunan peradaban Indonesia yang kita rasakan, para pendiri Bangsa juga telah merancang tujuan besar perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mari jadikan tujuan kemerdekaan ini menjadi alat pemersatu kita karena apa yang dicita-citakan hingga saat ini belum sepenuhnya terwujud.
Presiden Jokowi dan pemerintah mencoba membangun ulang semangat persatuan berlandaskan cita-cita dan tujuan dalam satu konsep bernama Indonesia Emas 2045. Pemerintah ingin semua anak Bangsa memiliki gambaran yang lebih jelas tentang apa yang harusnya kita tuju dan perjuangkan. Indonesia Emas menjadi manifestasi bagaimana seluruh cita-cita kemerdekaan yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 ini terwujud paripurna sehingga kejayaan Bangsa bisa dicapai. Langkah pemerintah ini sangat tepat di saat infiltrasi teknologi, budaya dan kepentingan asing menyerbu generasi muda kita.
Sebagai ormas yang menjadi rumah dan wadah perjuangan bagi ummat Islam, PUI perlu menangkap pesan besar di balik Indonesia Emas 2045 lalu merancang strategi dan gerakan untuk membantu terwujudnya tujuan mulia ini. Sebagaimana pendiri PUI yang mengambil peran besar dalam perjuangan kemerdekaan dengan angkat senjata hingga menjadi BPUPKI, generasi PUI hari ini harus mengambil peran dan kontribusi sebesar mungkin dalam mewujudkan cita-cita besar ini.
Sebuah kebetulan juga di akhir tahun ini PUI akan mengalami transisi kepemimpinan dan Muktamar. Ini adalah momentum yang bagus bagi PUI untuk merumuskan bagaimana rencana besar dan strategi organisasi PUI dari tahun 2024 hingga 2045. PUI perlu merumuskan Renstra yang bisa membuat PUI berkontribusi besar dalam berbagai sektor kehidupan bernegara dan berbangsa sehingga apa yang dibutuhkan untuk Indonesia Emas 2045 bisa kita wujudkan.
Pekerjaan ini adalah ijtihad dan ikhtiar kita melanjutkan apa yang telah dilakukan KH Ahmad Sanusi, KH Abdul Halim dan seluruh pendiri dan pejuang PUI. Mereka telah berkontribusi gagasan hingga darah dan nyawa untuk Indonesia bisa bercita-cita, Bersatu dan Merdeka. Tugas kita hari ini melanjutkan estafet perjuangan dengan melanjutkan cita-cita dan persatuan yang telah mereka tegakkan, agar tujuan besar kemerdekaan Indonesia terwujud secara paripurna. Dan momentum langkah pertama itu ada dalam rangkaian Muktamar XV PUI yang sebentar lagi kita gelar.
Semoga nubuwat yang sering disampaikan Ketua Umum PUI KH Nurhasan Zaidi tentang lahirnya mujadid (pembaharu) yang membawa pada kebangkitan dan kebesaran di Abad Ke-2 PUI bisa lahir dari proses Muktamar XV PUI ini. Kita ingin PUI bisa berkontribusi lebih besar daripada NU dan Muhammadiyah untuk memajukan dan menjayakan Indonesia. Kita punya cukup banyak potensi untuk melakukannya, tinggal bagaimana kita merajut dan mengoptimalkan potensi-potensi terbaik PUI untuk merangkai Sejarah emas PUI mulai dari hari ini hingga 2045, hingga ratusan tahun ke depan. Insya Allah. [][][]