Persatuan Ummat Islam Desak Macron Tarik Ucapannya dan Minta Maaf Kepada Warga Dunia
PROTES dan kecaman akan pernyataan Presiden Perancis, Emmanuel Macron, terus bermunculan. Terlebih, dengan pembuatan kartun Nabi Muhammad yang dinilai telah melecehkan serta menghina Islam serta Nabi, dengan dalih kebebasan berekspresi.
Kali ini, puluhan ribu umat Islam dari berbagai ormas Islam serta elemen masyarakat lainnya, kompak melakukan demo unjuk rasa Aksi Bela Nabi Muhammad SAW di depan Kedubes Perancis, Jakarta, Senin (2/11).
Dalam aksi itu, Ketua Umum Persatuan Ummat Islam (PUI), KH. Nurhasan Zaidi menyuarakan orasinya dan mengecam serta mengutuk keras statemen dari Presiden Perancis itu.
“Perhatikan kalimat dari Mr Macron, Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di dunia hari ini. Dan Macron mendukung karikarut rasulullah SAW. Kita buktikan kalimat itu, siapa yang akan lebih hancur daripada Islam dengan Prancis. Kita akan buktikan, cepat atau lambat kehancuran Prancis,†kata Nurhasan dalam orasinya di depan ribuan ummat Islam.
Lanjut Nurhasan, ungkapan Macron merupakan kepanikan Prancis terhadap perkembang pesatnya dakwah Islam di seluruh Eropa dan Perancis.
Menurutnya, saat ini banyak negara yang sudah bubar. Seperti Uni Soviet, Romawi dan juga Mongol. Disebutkan Nurhasan, negara-negara tersebut merupakan yang tidak berpihak dan melecehkan Islam.
“Indonesia pun perhatikan, padjajaran, sriwijaya, majapahit, sudah bubar belum? Yang ada apa? NKRI. Karena NKRI memperhatikan negara Pancasila dengan Ketuhanan Yang Maha Esa,†lanjutnya dalam orasi.
Pimpinan ormas Islam yang juga Anggota DPR RI itu menambahkan, selain statemen itu, sikap pembelaan Macron terhadap karikatur yang menghina Nabi Muhammad SAW serta menstigmatisasi citra Islam dengan aksi terorisme, merupakan tindakan provokatif dan penghinaan yang melecehkan agama Islam.
“Sungguh pernyataan itu sangat menyakitkan dan tidak bisa ditolerir. Ini menyakiti ummat Islam diseluruh dunia. Hal ini juga sangat berpotensi mengganggu ketertiban dan perdamaian dunia,†tambahnya.
Maka dari itu, Nurhasan bersama para ummat Islam yang datang saat itu mendesak Presiden Perancis untuk menarik ucapannya. Sekaligus meminta maaf secara terbuka kepada warga dunia, khususnya umat Muslim yang telah tersakiti. (**)