Program dan Kebijakan Penguatan Karakter: Strategi Membangun Generasi Indonesia Hebat

Jakarta, 4 Juli 2025 — Muktamar ke-5 Wanita PUI terus menghadirkan pembahasan strategis yang menyentuh isu-isu mendasar dalam pembangunan umat dan bangsa. Salah satunya melalui seminar bertajuk “Program dan Kebijakan Penguatan Karakter” yang disampaikan oleh Dr. Mariman Darto, SE., M.Si., Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Talenta, yang hadir mewakili Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof. Abdul Mu’ti, M.Ed.
Seminar ini dimoderatori oleh Dra. Hj. Titin H. Nisrinati, M.M, Ketua I DPP Wanita PUI.
Dr. Mariman menyampaikan salam dari Bapak Menteri Prof. Abdul Mu’ti yang pernah berkata bahwa “”Generasi Indonesia hebat, seharusnya menjadi generasi yang tidak hanya mampu beradaptasi dengan perubahan, tetapi generasi yang menentukan perubahan, generasi yang memiliki visi jauh ke depan untuk memajukan bangsa dan negara.””.
Dr. Mariman menegaskan bahwa pendidikan karakter harus dimulai sejak usia dini, dan dalam hal ini peran Wanita PUI sangat signifikan.
“Wanita PUI adalah organisasi dakwah dan pendidikan yang sejak awal memuliakan anak dan perempuan, dimulai dari PAUD,” ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa 80% negara maju dibangun oleh manusia yang pernah mengenyam pendidikan sejak PAUD/TK, dan negara-negara maju tidak mengajarkan pelajaran teknis seperti matematika atau sains hingga usia 7 tahun. Sebaliknya, mereka menanamkan kreativitas, kemandirian, dan disiplin sejak dini.
Selaras dengan Asta Cita Presiden
Penguatan pendidikan karakter merupakan bagian dari Asta Cita ke-4 Presiden Prabowo Subianto, yakni membangun SDM unggul yang religius, bermoral, sehat, cerdas, kreatif, dan produktif.
Delapan karakter utama bangsa yang menjadi fokus penguatan adalah:
- Religius
- Bermoral
- Sehat
- Cerdas dan kreatif
- Kerja keras
- Disiplin dan tertib
- Mandiri
- Bermanfaat bagi orang lain
Catur Pusat Pendidikan sebagai Strategi Kunci
Dr. Mariman menyampaikan bahwa strategi penguatan karakter saat ini tidak lagi hanya bertumpu pada tripusat pendidikan (sekolah, keluarga, masyarakat), tetapi telah berkembang menjadi catur pusat pendidikan: keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan media.
Kolaborasi antara keempat elemen ini dianggap sangat penting dalam membangun lingkungan pendidikan yang menanamkan nilai-nilai karakter secara konsisten dan menyeluruh.
Tujuh Gerakan Pendidikan Karakter
Program prioritas yang dijalankan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dalam mendukung pendidikan karakter di antaranya:
- Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (G7KAIH)
- Kepanduan dan ekstrakurikuler lainnya
- Lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan menggembirakan
- Revitalisasi UKS melalui Gerakan Sekolah Sehat
- Kemitraan dalam pembinaan peserta didik
- Program pendukung isu nasional
- Dukungan edukasi gizi dan penguatan karakter (MBG)
“Karakter itu bukan diajarkan secara teori, tetapi dibentuk melalui pembiasaan yang konsisten sejak dini. Pembiasaan ini akan membentuk kebiasaan, lalu kepribadian, dan akhirnya menjadi peradaban,” jelas Dr. Mariman.
Konsistensi Kecil, Dampak Besar
Ia menekankan bahwa konsistensi dalam usaha kecil adalah kunci perubahan besar. Langkah kecil yang dilakukan terus menerus akan membuahkan hasil luar biasa, baik secara personal maupun sosial.
“Membangun bangsa dimulai dari hal-hal kecil, dari pembiasaan di rumah, di kelas, dan di masyarakat. Karakter tidak dibentuk dalam sehari, tapi melalui proses bertahap dan penuh kolaborasi,” tambahnya.
Lingkungan yang Melindungi dan Menggembirakan
Lingkungan belajar juga menjadi perhatian utama dalam penguatan karakter. Menurut Dr. Mariman:
- Lingkungan yang aman akan membuat anak merasa terlindungi
- Lingkungan yang nyaman akan membuat anak betah
- Lingkungan yang menggembirakan akan membuat anak berkembang secara optimal
Ajak Wanita PUI Jadi Mitra Strategis
Di akhir paparannya, Dr. Mariman mengajak Wanita PUI untuk menjadi mitra strategis Kementerian dalam mendukung penguatan karakter bangsa melalui jejaring lembaga pendidikan yang dimiliki, mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi.
“Kementerian siap bekerja sama dengan Wanita PUI untuk menanamkan karakter mulia, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, hingga masyarakat,” ujarnya menutup sesi.