AgamaBerita TerkiniDakwahKabar DaerahSiaran PersWanita PUI

Rapat Kerja DPW Wanita Persatuan Umat Islam (PUI) Sumatera Utara

PUI.OR.ID, MEDAN – Pada sabtu 4 Juni 2022 sejak pukul 08.45 dilaksanakan Silaturrahim dan Pelantikan DPW Wanita PUI Sumatera Utara (Sumut) periode 2022-2027. Siang harinya dilanjutkan dengan Rapat Kerja wilayah (Rakerwil) pada tempat yang sama yaitu di Aula Tengku Rizal Nurdin, Sumatera Utara.

Dalam rangkaian Silaturakhim dan Pelantikan DPW Wanita PUI Sumut setelah diawali sesi pembukaan dianjutkan arahan pertama yang disampaikan Gubernur Sumut H. Edy Rahmayadi pesan inti untuk Wanita PUI Sumut dapat menjalankan program-program kegiatan yang dapat melindungi masyarakat, terutama wanita dan anak-anak, serta membantu masyarakat menyelamatkan akhlak dan menjadi sarana edukasi agama, hukum dan pendidikan. Harapan lainnya yang disematkan pada Wanita PUI Sumut agar dapat berperan mengatasi masalah penyakit sosial seperti perjudian dan penyebaran narkoba di Sumut ini. Gubernur melanjutkan bahwa penyakit sosial ini dapat merusak generasi muda yang akan datang. Peran Ibu ibu di rumah tangga sangat strategis untuk mengatasi masalah ini. “Keluarga Besar Wanita PUI Sumut juga harus dapat berperan dan berkontribusi sebagai perekat persatuan dan kesatuan serta menjalinan kekeluargaan di masyarakat dan menjadi tauladan bagi ormas-ormas perempuan lainnya,” kata Gubsu Edy Rahmayadi .

 

Sedangkan Ketum DPW PUI Sumut Dr. Sakhira Zandi,M.Si berharap “agar PUI tentunya juga didukung Wanita PUI Sumut dapat mendirikan Lembaga Pendidikan, karena pada beberapa daerah di Sumut telah tersedia tanah wakaf tinggal kita membangunnya”ujarnya. Ketua Umum DPW PUI Sumut, Ade Mirawati, dalam sambutannya mengatakan bahwa kehadiran Wanita PUI Sumut membantu tugas tugas yang focus pada persoalan ke wanitaan insyaaAllah dapat diselesaikan oleh Wanita PUI Sumut.

 

Dalam sambutan intinya Ketua Umum DPP Wanita PUI Hj. Iroh Siti Zahroh, M.Si menekankan “agar eksistensi Wanita PUI Sumut dapat dirasakan dengan memberikan kontribusi yang positif bagi kemajuan kaum wanita di Sumatera Utara. Maka Wanita PUI Sumut harus bersinergi dan berkolaborasi dengan Ormas Wanita lainnya di Sumut ini untuk merancang program kerja yang dapat menyelamatkan generasi bangsa ini. Sebelum mengakhiri sambutannya Hj. Iroh Siti Zahroh berpesan agar pengurus DPW Wanita PUI Sumut fokus terhadap tiga kegiatan yaitu kaderisasi, di mana hal ini penting sebagai penerus perjuangan dakwah salah satunya melalui Majelis Taklim. Kemudian adanya lembaga pendidikan dan optimalisasi wakaf dan aset yang implementasinya harus bersinergi dengan PUI. Hal ini senada dengan harapan dari Ketum DPW PUI Sumut. dikarenakan agenda hari ini diikuti dengan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) maka harapannya disepakati program kerja dalam 5 tahun kedepan melalui enam bidang garapan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga dirasakan manfaatnya oleh umat Sumut.

Sebelum acara silaturakhim dan pelantikan ditutup Ketum DPP Wanita PUI menyerahkan berbagai buku pedoman antara lain Pedoman Pengelolaan Majelis Taklim Terpadu PUI yang bertujuan sebagai acuan dalam melakukan pengelolaan Majelis Taklim (MT) PUI beserta kurikulum lengkap pada lampirannya. Sehingga dengan buku pedoman MT tersebut pengelola dapat melaksanakan taklimnya secara terstuktur. Sedangkan buku Pedoman Pembelajaran Tauhid dan Budi Pekerti pada PAUD PUI dimaksudkan sebagai bahan ajar standar yang diberikan pada PAUD PUI yang telah disusun berdasarkan peraturan Pendidikan terkait. Buku yang lainnya adalah tentang Intisab dan tentang Wasathiyah PUI sebagai pedoman dasar dalam beramaliah di PUI.

Rakerwil dimulai dengan pembekalan yang disampaikan DPP Wanita PUI. Ketum DPP Wanita PUI Hj. Iroh Siti Zahroh menyampaikan materi pertama terkait Sejarah dan Pergerakan Wanita PUI. Materi dimulai tentang lahirnya PUI hingga ide mendirikan Majelis Wanita dalam ormas PUI. Majelis Wanita ini berkembang dan bersinergi dengan PUI dalam dakwah, pendidikan dan ekonomi serta sosial. Hingga saat ini perjuangan pendiri Wanita PUI meninggalkan beberapa sekolah putri maupun lembaga sosial yatim piatu hingga membantu perekoniam dalam tenun dan perdagangan. Adanya Wanita PUI saat itu merupakan organisasi yang didirikan sebagai kebutuhan atas pentingnya perempuan berkiprah dalam berbagai sendi kehidupanl di masyarakat. Kini gerakan perempuan Indonesia menghadapi masalah dan tantangan yang kompleks baik dalam aspek keagamaan, ekonomi, politik, maupun sosial-budaya. Untuk menghadapi tantangan kompleks tersebut, maka gerakan Wanita PUI dituntut untuk melakukan revitalisasi baik dalam pemikiran maupun orientasi praktis dengan gerakannya mengarah pada pencerahan, dan pemberdayaan menuju kemajuan yang ujungnya berkontribusi pada peradaban islami yang lebih baik.

 

Keunikan di PUI ada dua rangkaian yang selalu diperingati waktu berdirinya PUI secara resmi oleh pemerintah Belanda yaitu tanggal 21 Desember 1917. Hari penting lainnya adalah hari Fusi yaitu penyatuan dua ormas yang ada di Majalengka dan di Sukabumi, disepakati namanya Persatuan Ummat Islam (PUI) pada 5 April 1952 di Bogor. Tidak ketinggalan dalam Fusi tersebut majelis Wanita yang bernama Fathimiyah yang lahir di Majalengka dan majelis Wanita yang lahir di Sukabumi bernama Zaenabiyah juga bersatu dengan nama baru yaitu Wanita Persatuan Ummat Islam, yang saat ini menjadi otonom dari PUI.

 

Penyampaian pembekalan berikutnya disampaikan oleh Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Wanita PUI Dr. Hj. Munipah,M.Pd dan Dra. Titin Nisrinati, M.M sebagai Ketua 1 DPP Wanita PUI. Sedangkan bertugas sebagai moderator adalah Ketua Bidang Kaderisasi, Pengembangan Wilayah dan Kerjasama antar Lembaga yaitu Agustin Kurniawaty, S.Pd.

Related Articles

Back to top button