Berbahagialah Sebab Telah Berusaha Semaksimal Mungkin

Oleh: Dr. KH. Wido Supraha
Wakil Ketua umum DPP PUI
Sahabat,
Jika kita sakit, berikhtiarlah untuk sembuh.
Jika kita ditimpa pandemi, berikhtiarlah untuk menjaga diri agar tidak terkena pandemi.
Jika kita terjatuh, berikhtiarlah untuk bangkit kembali.
Jika kita terzhalimi, berikhtiarlah untuk mendapatkan keadilan.
Jika kita jatuh miskin, berikhtiarlah untuk menjadi orang-orang yang kaya.
Jika kita memiliki jiwa yang penuh hasad dan dendam, berikhtiarlah untuk mensucikannya.
Sungguh, semua ikhtiar di atas adalah wujud mencari manfaat yang disyari’atkan untuk diri kita. Nabi Muhammad ï·º sejak dahulu telah berpesan sebagaimana riwayat HR. Ahmad no. 9026, Muslim no. 6945:
الْمÙؤْمÙن٠الْقَوÙىّ٠خَيْرٌ ÙˆÙŽØ£ÙŽØَبّ٠إÙÙ„ÙŽÙ‰ اللَّه٠مÙÙ†ÙŽ الْمÙؤْمÙن٠الضَّعÙÙŠÙÙ ÙˆÙŽÙÙÙ‰ ÙƒÙلّ٠خَيْرٌ اØْرÙصْ عَلَى مَا يَنْÙَعÙÙƒÙŽ وَاسْتَعÙنْ بÙاللَّه٠وَلاَ تَعْجÙزْ ÙˆÙŽØ¥Ùنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ Ùَلاَ تَقÙلْ لَوْ أَنّÙÙ‰ Ùَعَلْت٠كَانَ كَذَا وَكَذَا. ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙƒÙنْ Ù‚Ùلْ قَدَر٠اللَّه٠وَمَا شَاءَ Ùَعَلَ ÙÙŽØ¥Ùنَّ لَوْ تَÙْتَØ٠عَمَلَ الشَّيْطَانÙ
“Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih Allah cintai daripada seorang mukmin yang lemah, dan masing-masing berada dalam kebaikan. Bersungguh-sungguhlah pada perkara-perkara yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu bersikap lemah. Jika kamu tertimpa sesuatu, janganlah kamu katakan: ‘Seandainya aku berbuat demikian, pastilah akan demikian dan demikian’ Akan tetapi katakanlah: ‘Qoddarallah wa maa syaa fa’ala (Allah telah mentakdirkan hal ini dan apa yang dikehendakiNya pasti terjadi)’. Sesungguhnya perkataan ‘Seandainya’ membuka pintu perbuatan setan.â€
Dengan demikian, Mukmin yang kuat adalah Mukmin yang tidak mudah menyerah dan lemah menghadapi masalah dan diuji dengan sesuatu yang ‘terkesan’ berat.
Ikhtiar adalah wujud rasa syukur Mukmin masih diberikan kehidupan di muka bumi ini. Jangan sampai Mukmin yang hidup menjadi seperti Mukmin yang mati, karena hakikat kehidupan adalah berusaha dan pada akhirnya kelak ia berbahagia karena ia telah berusaha semampu yang bisa ia kerjakan semasa hidupnya.
Sungguh, kelak akan menyesal dan bersedih, seorang Mukmin yang malas, meninggalkan ikhtiar, dan menjauhi usaha.