Kabar DaerahOpini

Menyegarkan Kaderisasi & Pengkaryaan Generasi Muda PUI

Penulis: Arif Susanto

Kabid Youthpreneur DPP Pemuda PUI

 

PUI.OR.ID – Generasi Muda selalu tampil dalam momen-momen krusial Sejarah Indonesia. Sumpah Pemuda 1928, Kemerdekaan 1945 hingga Reformasi 1998 terjadi karena dorongan kaum muda. Begitu krusialnya kehadiran generasi Muda, HOS Cokroaminoto (juga Nabi Muhammad SAW) memberikan porsi besar pada pembinaan, kaderisasi dan pengkaryaan anak-anak Muda. Bahkan Pendiri PUI pun merintis karya dan Lembaga mereka sejak mereka masih usia 30an tahun. Lantas mengapa di usia 106 tahun ini, PUI seperti melupakan peran kaderisasi generasi Muda PUI?

Kita perlu sama-sama bermuhasabah, bahwa ada banyak hal yang belum berjalan optimal dalam proses kaderisasi dan pengkaryaan generasi Muda di PUI. Tulisan ini bukan bermaksud semata julid atau mengkritik, tapi Upaya membangun kesadaran kolektif hingga muncul aksi dan program-program kongkrit untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas system kaderisasi anak-anak Muda PUI. Bukan hanya untuk Pemuda, tapi mulai dari Pelajar Tingkat SMP, SMA hingga Mahasiswa juga masuk dalam definisi anak Muda. Manusia yang sudah baligh.

Kita semua bisa merasakan dan menyaksikan Organisasi PUI ini kian bergerak maju. Ada semangat dan pertumbuhan di berbagai lini organisasi dan jama’ah PUI. Sekolah dan pesantren kita terus menggeliat. Jaringan PUI terus meluas, bahkan Ketua Majelis Ormas Islam (MOI) kini dipimpin kader terbaik PUI. UHS dan kampus lain juga terus tumbuh. Gedung 5 lantai di DPP pun sudah mulai tegak berdiri. Semua pertumbuhan, apalagi akselerasi pergerakan organisasi, akan membutuhkan SDM yang lebih cakap dan cekatan. SDM yang memiliki kualifikasi dan kualitas untuk mengerjakan hal-hal yang lebih besar dari fase-fase sebelumnya. Tanpa SDM yang memadai, pertumbuhan kita akan rapuh dan mudah runtuh. Ibarat rumah yang fondasinya rapuh ala kadarnya.

Untuk mengimbangi pertumbuhan dan akselerasi organisasi, kita perlu serius menyegarkan kaderisasi dan pengkaryaan generasi Muda PUI. Kita butuh segera menyiapkan anak-anak Muda yang siap mengelola Lembaga-lembaga Pendidikan dengan lebih modern dan impactful, termasuk ekspandi membuat Lembaga-lembaga Pendidikan baru di Banten, Lampung dan provinsi lainnya. Kita butuh anak Muda yang bisa membuat dan menjalankan berbagai amal usaha baru PUI untuk memenuhi kebutuhan dan ekspansi usaha warga PUI. Kita butuh banyak anak Muda yang siap berdiaspora, masuk ke berbagai Lembaga eksekutif, jaringan profesi, komunitas dan Perusahaan dan lain sebagainya.

Kalau ini tidak segera disiapkan dengan baik, bukan tidak mungkin keberadaan anak Muda justru menjadi bencana. Minimnya kaderisasi membuat generasi muda kita tidak siap memasuki dunia profesi, tidak siap berkompetisi, dan tertinggal dari anak-anak muda lainnya. Lihatlah betapa kini banyak anak-anak Muda yang sejak SMP dan Kuliah sudah menimba Ilmu di Luar Negeri, di sekolah-sekolah TOP dan berkualitas. Mereka kini mulai Kembali dan berkarya di tanah air. Bisakah anak-anak Muda PUI bersaing dengan mereka?

Yang tidak boleh dilupakan, kita perlu menyiapkan system kaderisasi yang relevan bagi kebutuhan dan karakter generasi Muda kita yang notabene masuk dalam kategori generasi Z dan generasi alpha. Jangan sampai kita memaksakan model kaderisasi generasi baby boomers dan gen X kepada mereka. Selain tidak akan diterima dan diikuti, ini malah akan merusak dan membuat mereka tertinggal dari anak-anak muda lain yang lebih progresif sebagai Gen Z dan Alpha.

Ada banyak metode, system, program, metodologi dan praktik baik yang bisa kita adopsi atau jadikan referensi untuk menyegarkan kaderisasi generasi Muda PUI. Kita bisa memilah mana yang sesuai dengan kebutuhan generasi, sekaligus bisa mengakselerasi kesuksesan mereka. Kita butuh membangun fondasi akidah, adab, ilmu, dan kompetensi yang memadai, sekaligus progressif membuat produk karya yang impactful dan menopang mobilitas vertikal mereka. Yang bisa membuat PUI bisa menemukan keunggulan (value proposition) sehingga bisa mengejar berbagai ketertinggalan kita dari NU dan Muhammadiyah.

Keresahan ini layak kita diskusikan Bersama agar tidak lebih banyak waktu terlewatkan begitu saja. Setiap detik sangat berharga. Setiap detik ‘kompetitor’ PUI bergerak semakin maju, artinya kita akan lebih tertinggal jauh dari mereka. Setiap detik ada banyak hajat dan kebutuhan warga PUI yang terdzolimi karena keterlambatan kita membuat solusi. Setiap detik, anak-anak muda dikepung dan dihujani konten dan pengaruh negative dari dunia luar yang tak ingin generasi Islam bangkit memimpin negeri ini. Mulai detik ini, mari kita Bersama berbenah menyegarkan kaderisasi generasi Muda untuk PUI dan Indonesia yang lebih baik.

Jakarta, 25 Januari 2024

Related Articles

Back to top button