Perlindungan dan Pembelaan Allah atas Orang Beriman
Tadabbur al-Quran: Surah Al-Hajj, Ayat 38
Penulis: KH. Drs. Ahmadie Thaha
Pengasuh Ma’had Tadabbur Al-Qur’an, Anggota Majelis Syura PUI, dan pengurus MUI Pusat
Surah Al-Hajj, ayat 38, merupakan pengingat yang kuat bagi para mukmin bahwa Allah adalah pelindung dan pembela mereka yang sejati. Ayat ini memberikan penegasan melalui kata “sesungguhnya” (إن) dan kata “Allah” (الله) masing-masing sebanyak dua kali. Selain itu, kata “يدافع” mengandung pengertian pembelaan Allah bukan hanya sekali, tapi berkali-kali dan terus-menerus, baik sekarang maupun di masa yang akan datang.
Perhatikan bunyi ayatnya:
إِنَّ ٱللَّهَ يُدَٰفِعُ عَنِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ خَوَّانٍ كَفُورٍ
Sesungguhnya Allah membela orang yang beriman. Sungguh, Allah tidak menyukai setiap orang yang berkhianat dan kufur nikmat. (Surah Al-Hajj 22:38)
Pemahaman Ayat
Ayat ini memiliki makna dan petunjuk yang dalam bagi umat Muslim, sebagaimana yang diungkapkan oleh berbagai sumber tafsir. Mari kita telaah tafsirnya dan eksplorasi pelajaran yang dapat kita ambil dari ayat ini.
Dalam tafsir dari Kementerian Agama RI disebutkan, ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang beriman akan menghadapi cobaan dan hambatan dari musuh-musuh Allah dan mereka yang berusaha untuk menghapus agama-Nya dari muka bumi. Meskipun demikian, Allah selalu membela orang-orang beriman, menguatkan hati mereka, meneguhkan langkah-langkah mereka di jalan yang lurus yang ditetapkan Allah, dan meningkatkan kesabaran dan ketekunan mereka.
Jaminan Allah akan perlindungan-Nya terhadap orang-orang beriman ditegaskan dalam firman-Nya: “Sesungguhnya Allah akan menegakkan agama-Nya, walau orang-orang musyrik tidak menyukainya.” Sesungguhnya, Allah Maha Kuat dan Maha Perkasa. (Surah Al-Mujadilah 58:21)
Karena itu, menjadi kewajiban bagi mereka yang telah mendapatkan pertolongan dari Allah dan membela serta menegakkan agama-Nya untuk bersyukur atas pertolongan tersebut. Allah membela orang-orang yang beriman karena mereka telah menepati janji mereka untuk menegakkan agama Allah. Karena itu, Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat dan tidak bersyukur, sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya:
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu?’ Mereka menjawab, ‘Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.'” (Surah Al-A’raf 7:172)
Orang-orang ini menolak perintah Allah dan mengabaikan larangan-Nya, mendustakan ayat-ayat-Nya. Oleh karena itu, mereka akan diabaikan oleh Allah di akhirat. Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan dari keterangan-keterangan yang jelas dan petunjuk, setelah Kami menjelaskannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dikutuk oleh Allah dan dikutuk oleh semua pengutuk. Kecuali orang-orang yang bertobat, memperbaiki diri, dan menyampaikan apa yang telah mereka sembunyikan, maka Aku akan menerima tobat mereka. Dan Aku adalah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (Surah Al-Baqarah 2:159-160)
Dalam kitab Tafsir karya al-Sa’adi disejelaskan, ayat yang sedang kita bahas di atas berfungsi sebagai berita, janji, dan kabar gembira dari Allah kepada orang-orang beriman. Allah meyakinkan mereka bahwa Dia akan membela mereka dari segala bentuk kerugian yang timbul akibat iman mereka.
Dia akan melindungi mereka dari bahaya yang disebabkan oleh orang-orang kafir, bisikan setan, kejahatan dari diri mereka sendiri, dan kejahatan perbuatan mereka. Ketika musibah menimpa mereka, Allah akan meringankan beban mereka melebihi batas kemampuan mereka. Setiap orang beriman mendapatkan bagian perlindungan dan keutamaan ini sesuai dengan tingkat imannya. Perlindungan ini bersifat mandiri dan melimpah.
“Allah tidak menyukai setiap orang yang berkhianat” merujuk pada orang-orang yang mengkhianati kepercayaan yang Allah berikan kepada mereka. Mereka mengurangi kewajiban mereka terhadap Allah, mengkhianati hak-hak-Nya, dan mengkhianati hak-hak ciptaan-Nya.
“Kufur nikmat” merujuk pada orang-orang yang tidak menghargai nikmat-nikmat Allah. Mereka mengabaikan kebaikan-Nya dan menanggapi-Nya dengan tidak berterima kasih dan durhaka. Allah tidak menyukai orang-orang seperti itu dan akan mempertanggungjawabkan mereka atas kekufuran dan pengkhianatan mereka.
Pelajaran dan Penerapan Praktis:
Dari ayat ini, kita dapat mengambil beberapa pelajaran berharga yang dapat diterapkan oleh umat Muslim dalam kehidupan sehari-hari mereka untuk mencapai keberhasilan di dunia ini dan akhirat:
1. Percayalah pada Perlindungan Allah: Para mukmin harus memiliki keyakinan teguh pada perlindungan dan pembelaan Allah. Bahkan dalam menghadapi cobaan dan tantangan, mereka harus percaya bahwa Allah adalah pelindung mereka yang sejati.
2. Menjunjung Tinggi Kejujuran: Muslim harus memenuhi tanggung jawab dan kewajiban mereka dengan tulus, baik terhadap Allah maupun sesama manusia. Mereka tidak boleh mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepada mereka dan harus berusaha mempertahankan integritas dalam tindakan mereka.
3. Bersyukur atas Nikmat Allah: Muslim harus bersyukur atas berbagai nikmat yang Allah berikan kepada mereka. Mereka harus mengekspresikan rasa syukur dengan taat kepada perintah-Nya, menjauhi kemaksiatan, dan mengakui nikmat-Nya dalam kehidupan mereka.
4. Kesabaran dan Ketekunan: Para mukmin harus mengembangkan kesabaran dan ketekunan dalam menghadapi cobaan. Mereka harus tetap teguh di jalan yang lurus, memohon pertolongan Allah, dan bergantung pada dukungan-Nya.
Dengan menerapkan pelajaran-pelajaran ini dalam kehidupan sehari-hari, umat Muslim dapat menghadapi tantangan yang mereka hadapi dan akhirnya mencapai keberhasilan dan kebahagiaan di dunia ini dan akhirat.
Penting bagi setiap Muslim untuk merenungkan ajaran-ajaran Al-Quran dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga Allah memberikan kita pemahaman dan kemampuan untuk menerapkan pelajaran dari Surah Al-Hajj, ayat 38, dan semoga Dia menjadikan kita di antara mereka yang Dia bela dan Dia cintai.