DPP PUI Hadiri Acara Puncak Hari Santri 2025, Dorong Sinergi Pesantren dalam Transformasi Digital dan Ekonomi Umat

Jakarta, 26 Oktober 2025 – Dewan Pengurus Pusat Persatuan Ummat Islam (DPP PUI) menghadiri rangkaian kegiatan peringatan Hari Santri 2025 yang digelar oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia. Acara yang mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia” ini berlangsung sejak 22 September hingga 25 Oktober 2025 di berbagai daerah, termasuk Jakarta, Sulawesi, dan Jawa Timur.
Santri sebagai Pilar Pembangunan Bangsa
Kegiatan Hari Santri tahun ini diisi dengan berbagai agenda seperti seminar, pameran karya santri, dan perlombaan di bidang kesenian, olahraga, dan teknologi. Seluruh kegiatan diarahkan untuk memperkuat peran santri dalam membangun karakter, ekonomi, dan inovasi bangsa.
Acara puncak digelar di Gedung Sasono Utomo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada 24 Oktober 2025. Dalam sambutannya, Presiden Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto, menegaskan pentingnya pesantren sebagai benteng moral dan sumber keteladanan bangsa.
“Hari Santri adalah momentum pengakuan negara atas peran besar pesantren dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Santri hari ini harus menjadi pionir perubahan dan inovasi untuk kemajuan bangsa,” ujar Presiden Prabowo.
Pada kesempatan tersebut, Presiden juga mengumumkan pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren di bawah Kementerian Agama sebagai bentuk perhatian serius pemerintah terhadap penguatan lembaga pesantren di seluruh Indonesia.
Komitmen Pemerintah terhadap Pesantren
Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, menegaskan komitmen Kemenag untuk membangun pesantren ramah anak melalui Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 91 Tahun 2025.
“Setiap lembaga pendidikan, baik sekolah, madrasah, maupun pesantren, harus menjadi tempat yang aman dan ramah bagi anak-anak,” tegas Menag.
Nilai-Nilai Warisan PUI dan Harapan untuk Santri Masa Kini
Ketua Bidang Pembinaan Masjid dan Pesantren DPP PUI, Nur Saifuddin Zaidi, Lc., menyampaikan bahwa semangat dan perjuangan santri masa kini tidak bisa dilepaskan dari warisan para ulama pendiri PUI.
“KH Abdul Halim, KH Ahmad Sanusi, dan Mr. Syamsuddin telah meninggalkan warisan berharga bagi dunia pesantren dan santri Indonesia. KH Abdul Halim memperkenalkan konsep santri yang ‘lucu’, yakni santri yang tidak hanya unggul secara spiritual dan intelektual, tetapi juga mampu berinteraksi dan berkontribusi positif di tengah masyarakat. KH Ahmad Sanusi meneladankan semangat jihad, keikhlasan, dan pengabdian untuk agama dan bangsa. Sementara Mr Syamsuddin mengajarkan pentingnya inovasi dan adaptasi terhadap perkembangan zaman — pesan bahwa santri harus siap menghadapi era digital dan berkiprah di berbagai bidang kehidupan.”
Ia menambahkan, semangat para pendiri PUI tersebut harus menjadi inspirasi bagi santri untuk terus beradaptasi, berinovasi, dan berkontribusi dalam kemajuan teknologi serta ekonomi umat.
“PUI percaya bahwa pesantren memiliki potensi besar sebagai pusat pemberdayaan umat. Dengan dukungan pemerintah dan kolaborasi lintas sektor, pesantren dapat menjadi penggerak ekonomi kerakyatan berbasis nilai-nilai Islam,” tutupnya.

Selain itu, dalam agenda Koordinasi Program Kemandirian Pesantren bertajuk “Transformasi Digital dan Ekonomi Pesantren”, hadir sejumlah tokoh penting, antara lain:
- Prof. Dr. Amien Suyitno, M.Ag. – Dirjen Pendidikan Islam Kemenag
- Dr. Basnang Said – Direktur Pesantren Kemenag
- Dr. KH. Amiruddin Kuba – Kepala Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Keagamaan
- Dr. Koko Haryono – Staf Ahli Menteri Koperasi Bidang Kebijakan Publik
- Nur Saifuddin Zaidi, Lc. – Ketua Bidang Pembinaan Masjid dan Pesantren DPP PUI
- Anis Bachri – Market Access & Development Manager Starlink
- Ustadz H. Abdul Majid Muslim, PP. Asasul Muttaqin – Pakondang – Jawa Timur
- Serta sejumlah pimpinan pondok pesantren dari Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.




