Kabar DaerahOpini

Penanggalan Atau Tarikh Masehi

Penulis: Ki Falak

Perhitungan tarikh ini didasarkan kepada peredaran matahari semu, yang dimulai pada saat matahari berada pada titik Aries hingga kembali lagi ke tempatnya semula. Yang menurut penelitian matahari berada pada titik Aries pada tiap-tiap tanggal 21 Maret. Lama waktu yang diperlukan sebanyak 364,2425 hari untuk sekali putaran atau peredaran.

Sistem perhitungan serupa ini telah berlangsung sebelum dilahirkannya Nabi Isa. Saat itu bulan yang pertama adalah bulan Maret, bulan yang ke dua bulan April dan bulan yang terakhir adalah bulan Pebuarius.

Bulan Januari baru dianggap bulan yang pertama dan yang terakhir adalah bulan Desember setelah DPR Yunani bersidang untuk pertama kalinya pada bulan Januari.

Bukti-bukti kebenaran dari keterangan ini ialah bulan September menurut arti bahasa adalah tujuh dan bulan Oktober delapan, tetapi karena permulaan tahun tidak dihitung pada bulan maret melainkan maju kepada bulan januari, maka maka jadilah bulan september sebagai bulan yang kesembilan dan bulan oktober sebagai bulan yang kesepuluh.

Sesudah beberapa tahun lamanya perhitungan tahun mengalami perubahan. Tahun kelahiran Nabi Isa dijadikan sebagai tahun yang pertama sedangkan nama-nama bulan tetap diteruskan, hanya saja pada saat itu satu tahun dihitung sebanyak 365,25 hari. Sistem ini terkenal dengan nama sistem Yustinian.

Setelah berlangsung selama 15 abad terdapatlah keraguan mengenai kebenaran sistem ini. Satu hal yang menarik perhatian dan justru sebagai pengungkap kesalahan sistem itu ialah saat-saat penentuan wafatnya Isa Al masih (Easterday), yang diyakini oleh orang-orang masehi hari itu jatuh pada hari Minggu setelah bulan purnama yang selalu terjadi setelah tanggal 21 Maret, mereka memperingati wafatnya Nabi Isa tidak lagi pada saat hari Minggu setelah terjadinya bulan purnama segera setelah matahari berada di titik Aries, melainkan sudah lama beberapa hari berlalu.

Keragu-raguan seperti itu mengetuk hati Paus Gregorius ke XIII untuk menyusun koreksi-koreksi. Maka pada tanggal 4 Oktober 1582, Paus Gregorius, atas saran dari klatius melakukan koreksi itu yaitu memotong 10 hari, dengan memerintahkan agar keesokan harinya tidak lagi dibaca 5 Oktober 1582, melainkan supaya dibaca tanggal 15 Oktober 1582. Penggunaan dimaksud diharapkan agar peringatan wafatnya Nabi Isa betul-betul menjiwai keadaan sesungguhnya yaitu jatuh pada bulan purnama segera setelah matahari melintasi titik Aries (21 Maret).

Wallahu a’lam.

Related Articles

Back to top button