Kabar Daerah

Kesamaan PUI (Persatuan Ummat Islam) dan Muhammadiyah

Oleh: Dr. Wido Supraha, M.Si. (Wakil Ketua Umum DPP PUI)

PUI.OR.ID, JAKARTA – Kamis, 15 Sya’ban 1443 H/17 Maret 2022 M, DPP PUI melanjutkan agenda silaturrahim ke PP Muhammadiyah, salah satu ormas yang memiliki kewibawaan dalam hal kemandirian dan kejama’ahan.

DPP PUI yang diwakili oleh Waketum DPP PUI DR Wido Supraha,M.SI, Sekjend DPP PUI H.Raizal Arifin, Ketua-ketua Bidang H. Nur Ihsan Zaidi,M.Si, Ust Otong dan DR Sunarto,M.Pd diterima oleh Ketua PP Muhamadiyah Prof. DR H. Dadang Kahmad,M.Si, Sekjend PP Muhamadiyah Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed dan Bidang-bidang dari Muhammadiyah. Sesuai kesepakatan bahwa kegiatan dimulai jam 10 pagi, Muhammadiyah sudah siap sedia tepat waktu.

Diskusi berkembang sangat menarik selama lebih dari 1.5 jam, sehingga tidak terasa pertemuan pun harus selesai dengan kesepakatan melanjutkan silaturrahim antar bidang, khususnya pendidikan dan wakaf.

Ada banyak kesamaan antara PUI dan Muhammadiyah. Pertama, sama-sama berdiri di tahun 1900-an. Muhammadiyah berdiri 1912, sementara PUI di 1917, meskipun Hayatoel Qulub sebagai organisasi awalnya sudah berdiri sejak 1911. Kedua, sama-sama dibangun di atas leading sector dakwah dan pendidikan. Ketiga, sama-sama mengembangkan akuntabilitas wakaf. Namun di sisi ini, Muhammadiyah sudah jauh memimpin dengan 126 kampus, 26.000 sekolah dan puluhan rumah sakit di Indonesia. Keempat, sama-sama mendapatkan pengakuan awal dari Belanda di masa awal dahulu, sebelum NKRI berdiri, sebagai organisasi Islam mandiri.

Pengembangan organisasi modern memang hanya dapat berjalan baik dengan amal jama’i. Muhammadiyah sudah menciptakan sistem yang kuat dan detail, bersama doktrin dan ketaatan dalam berjama’ah. Penyimpangan anggota tentu ada, tapi dengan internalisasi nilai melalui kaderisasi berjenjang dan bertahap, menjadi sangat minimal.

 

Untuk menjadi organisasi besar, PUI dengan seluruh narasi besarnya, harus banyak belajar dengan organisasi yang telah terlebih dahulu serius dan bersungguh-sungguh. Visi besar akan membawa pada kerja-kerja besar. Tanpa visi besar, organisasi hanya akan diisi dengan seremonial demi seremonial dan kegiatan-kegiatan yang tidak substantif pada persoalan mendasar. Hari ini dilantik, pertemuan selanjutnya, laporan pertanggungjawaban.

Mari kita semakin pompa semangat dakwah dan pendidikan. Politik bisa naik dan turun, tapi dakwah dan pendidikan harus tetap fokus melahirkan kader-kader Islam pejuang iqamatuddin. Jika semua sibuk di politik, wajar umat Islam kekurangan stok kepemimpinan, padahal bangsa ini adalah 280 juta jiwa.

Related Articles

Back to top button