KH. Nurhasan Zaidi: Wanita PUI Harus Fokus dan Nyata dalam Menguatkan Ketahanan Keluarga dan Pendidikan Umat

Jakarta, 3 Juli 2025 — Ketua Majelis Syura Persatuan Ummat Islam (PUI), KH. Nurhasan Zaidi, memberikan arahan penting dalam pembukaan Muktamar ke-5 Wanita PUI yang berlangsung di Graha Wisata TMII, Jakarta. Dalam pidatonya, KH. Nurhasan menekankan bahwa Wanita PUI memiliki peran strategis dalam menjawab berbagai problematika umat, namun keberhasilan terletak pada langkah-langkah nyata yang fokus, terukur, dan penuh keikhlasan.
“Problematika yang kita hadapi sangat besar, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana kita mencari dan menjalankan solusinya secara fokus dan nyata. Jangan sampai kita hanya besar dalam tampilan, tapi tidak memberi dampak. Kita tidak ingin menjadi seperti buih di lautan—banyak tapi ringan,” ujar beliau.
Apresiasi dan Arahan Strategis
KH. Nurhasan mengapresiasi berbagai produk regulasi dan konsep pemikiran yang telah dihasilkan oleh Wanita PUI selama ini, seperti konsep Ketahanan Keluarga dan Tauhid Ilahiyah yang menjadi bagian dari kebijakan internal organisasi.
Namun demikian, ia mengingatkan bahwa PUI, khususnya Wanita PUI, tidak perlu merasa harus menyelesaikan semua persoalan bangsa sendirian. Sebaliknya, perlu ada kolaborasi dan pembagian peran dengan ormas wanita lainnya, sehingga gerakan bisa lebih strategis dan mendalam.
“Jangan ambisius ingin menyelesaikan semuanya. Kita bisa berbagi tugas dengan teman-teman ormas perempuan lain. Yang penting bukan banyaknya program, tapi fokus dan terukurnya langkah kita,” tambahnya.
Ketahanan Keluarga: Fokus Utama Gerakan
KH. Nurhasan menekankan bahwa ketahanan keluarga harus menjadi fokus utama perjuangan Wanita PUI. Menurutnya, 70% persoalan masyarakat Indonesia berasal dari rapuhnya institusi keluarga. Oleh karena itu, jika keluarga dapat diperkuat, maka sebagian besar masalah bangsa akan terselesaikan.
“Rasulullah SAW membangun peradaban Islam dalam 23 tahun karena beliau memiliki peta yang jelas, strategi yang fokus, dan kekuatan nilai. Kita pun harus demikian. Jangan tergoda dengan banyak program tapi tanpa arah yang kuat,” tegasnya.
Pendidikan: Sentuhan Strategis Perempuan
Dalam konteks dakwah pendidikan, KH. Nurhasan menyerukan agar Wanita PUI mengonsentrasikan kekuatannya pada perbaikan mutu pendidikan, khususnya di sekolah-sekolah yang berada di bawah naungan PUI. Saat ini, PUI memiliki ribuan sekolah, namun banyak yang menghadapi tantangan besar karena rendahnya mutu tenaga pendidik, terutama guru perempuan, serta minimnya perhatian pada pembinaan orang tua siswa.
“Sekolah-sekolah kita akan menjadi ladang utama perjuangan. Kita harus membuat sekolah-sekolah PUI memiliki kurikulum yang lebih baik dari kurikulum nasional. Sentuhan pendidikan itu ada di tangan perempuan. Karena itu, saya percaya Wanita PUI mampu menjawab tantangan era globalisasi dan disrupsi,” ujarnya penuh keyakinan.
KH. Nurhasan juga menekankan pentingnya struktur organisasi Wanita PUI yang secara khusus menangani para orang tua siswa, serta program peningkatan mutu guru perempuan di sekolah-sekolah PUI. Pendidikan yang kuat, menurutnya, adalah basis ketahanan bangsa yang berakar dari rumah dan sekolah.
Kolaborasi dan Sinergi Antar-Kementerian
Menanggapi arahan Menteri PPPA RI yang juga hadir dalam acara tersebut, KH. Nurhasan mengusulkan agar Kementerian PPPA membangun kerja sama lintas kementerian, karena banyak anggaran besar terkait perempuan dan anak justru tersebar di kementerian lain. Sinergi antar-lembaga pemerintah dan ormas seperti PUI diyakini akan melahirkan solusi yang lebih tepat sasaran.
Pemetaan dan Penguatan Wilayah
KH. Nurhasan menyampaikan bahwa meski saat ini Wanita PUI baru aktif di 8 provinsi, hal itu tidak menjadi kendala selama gerakan dilakukan secara fokus. Ia mendorong agar dilakukan pemetaan masalah yang akurat di lapangan, sehingga solusi yang diberikan benar-benar kontekstual dan menyentuh akar persoalan umat.
“Fokus itu penting. Kita mapping masalah di lapangan. Dari situ kita bisa menentukan strategi. Sedikit tapi strategis lebih baik daripada banyak tapi kosong,” pesannya.
Arahan dari KH. Nurhasan Zaidi ini memberikan napas strategis dalam pembukaan Muktamar Wanita PUI ke-5. Ia meneguhkan bahwa perubahan besar berasal dari kerja kecil yang istiqomah, dan Wanita PUI harus terus menguatkan peranannya dalam pendidikan, ketahanan keluarga, dan perjuangan nilai-nilai Islam di tengah masyarakat.
Muktamar ini diharapkan menjadi momentum evaluasi dan akselerasi program-program nyata Wanita PUI, bukan hanya sebagai simbol kegiatan, tapi sebagai gerakan transformasi umat menuju masa depan yang lebih bermartabat. (AG)