Dakwah

Membangun Personal Branding Syariah dalam Kewirausahaan: Menguatkan Identitas Muslimpreneur di Era Digital

Dalam upaya memperkuat peran Muslimpreneur di era modern, Bidang Ekonomi PP Shofia Cahaya Bangsa menyelenggarakan webinar kewirausahaan bertema “Berdaya dengan Peran, Berkarya dengan Iman” bersama narasumber Ibu Depi Purnamasari, M.E. Kegiatan ini bertujuan membantu peserta menggali potensi diri, menemukan peluang usaha, serta membangun pola pikir wirausaha berbasis nilai-nilai iman dan prinsip syariah.

Dalam Webinar ini di jelaskan bahwa personal branding menjadi salah satu kunci penting dalam membangun keberhasilan seorang wirausahawan, terlebih bagi para Muslimpreneur yang ingin menampilkan identitas bisnis sesuai dengan nilai-nilai Islam. Dalam materi berjudul “Membangun Personal Branding Syariah dalam Kewirausahaan”, Depi Purnamasari, M.E., menjelaskan bahwa personal branding bukan sekadar cara memperkenalkan diri, melainkan proses membangun citra yang dipercaya, diingat, dan memberi dampak positif bagi masyarakat. Konsep ini sejalan dengan pandangan HubSpot yang mendefinisikan personal branding sebagai upaya seseorang menonjolkan keahlian, pengalaman, dan nilai diri untuk menciptakan reputasi yang kuat. Dalam perspektif syariah, proses tersebut harus dilandasi niat yang ikhlas, akhlak yang baik, amanah, serta komitmen terhadap prinsip halal dan adil sehingga personal branding menjadi bagian dari ibadah dalam menjalankan bisnis.

Pentingnya personal branding berbasis syariah tercermin dari peran pengusaha Muslim sebagai representasi nilai-nilai Islam di tengah persaingan usaha. Personal branding yang baik dapat membangun kepercayaan pelanggan, membedakan diri dari kompetitor, menumbuhkan keberkahan, serta memperkuat loyalitas jangka panjang. Hal ini ditegaskan dengan landasan syariah melalui QS. Al-Baqarah:195 yang mendorong umat untuk berbuat kebaikan dan hadis Nabi SAW yang menyebut pedagang jujur dan terpercaya sebagai bagian dari golongan mulia di akhirat. Dengan demikian, identitas seorang Muslimpreneur tidak hanya diukur dari kemampuan profesional, tetapi juga dari kesungguhan menjaga amanah, konsistensi perilaku, serta kepedulian sosial.

Strategi membangun personal branding Islami juga perlu dilakukan secara autentik dan terukur. Pengusaha dianjurkan menetapkan nilai inti berdasarkan prinsip syariah, menggunakan media sosial secara bijak untuk edukasi dan inspirasi, serta membangun reputasi melalui karya nyata. Dalam praktik bisnis, adab dalam berkomunikasi, pengelolaan hubungan baik dengan pelanggan, serta integrasi aktivitas spiritual seperti sedekah dan zakat usaha menjadi bagian penting dalam memperkuat citra diri. Implementasi nilai-nilai ini akan tercermin dalam seluruh aspek bisnis, mulai dari proses produksi, pemasaran, pelayanan pelanggan, pengelolaan keuangan, hingga kepemimpinan dan manajemen SDM.

Dampak dari penerapan personal branding syariah terbukti membawa hasil yang signifikan. Kepercayaan pelanggan meningkat, jejaring bisnis halal berkembang lebih luas, reputasi positif terbentuk secara berkelanjutan, dan bisnis dapat menjadi sarana dakwah yang efektif. Selain memberikan ketenangan batin bagi pelaku usaha, nilai-nilai syariah juga menumbuhkan keberkahan dalam setiap langkah bisnis yang dijalankan. Sebagaimana pesan dalam hadis yang dikutip pada penutup materi, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain,” personal branding Islami pada akhirnya bukan hanya tentang citra diri, tetapi tentang menghadirkan manfaat, kebaikan, dan integritas dalam dunia kewirausahaan.

Related Articles

Back to top button