Paket Lebaran dan Pesan Persatuan PUI
Ditulis oleh H. Raizal Arifin
Sekjend DPP PUI
Hari Senin kemarin (17/4) Ormas PUI (Persatuan Ummat Islam) mendapat kunjungan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) di Sekretariat DPP PUI. Beliau hadir dalam rangka serah terima Paket Sembako Idul Fitri, dimana PUI dipercaya untuk menyalurkan 15.000 paket. Alhamdulillah acara berjalan lancar, Ketua & Sekretaris Majelis Syura terlihat sumringah, demikian pula Ketua Umum. Sumringah bukan hanya karena Paket Sembako bisa bermanfaat bagi warga PUI, tapi ada hal lain yang jauh lebih besar dari ‘giveaway’ lebaran ini.
Kedatangan Kapolri ke Kantor DPP PUI adalah sejarah karena baru pertama kali terjadi. Ini adalah kesempatan emas untuk membuat Kapolri dan masyarakat lebih kenal pada organisasi PUI. Alhamdulillah pesan yang sangat kuat tentang siapa PUI, bagaimana sejarah & pendiri PUI, bagaimana komitmen kebangsaan PUI, dan apa saja agenda besar PUI telah disampaikan dengan baik oleh Ketua Majelis Syura dan Ketua Umum PUI. Liputan media tentang PUI juga meningkat. Kapolri juga terlihat menangkap pesan tersebut, bahkan memberikan wejangan positif pada PUI tentang menjaga persatuan di masa Pemilu yang rawan perpecahan.
Hal yang juga lebih penting adalah bagaimana Pengurus dan warga PUI memandang acara dengan Kapolri dan paket sembako tersebut. Pertama, ini adalah bentuk hadirnya organisasi PUI bagi warga PUI. Memang jumlah 15.000 ini masih terlalu sedikit dibandingkan warga PUI yang konon mencapai 5 juta orang. Tapi setidaknya paket ini adalah pesan awal, Insya Allah ke depan PUI lebih serius dan intensif menyapa dan memberikan manfaat bagi warga PUI.
Kedua, paket ini bisa membuat struktur dan simpul basis warga PUI menjadi bergerak. Walaupun judulnya hanya menyampaikan paket lebaran, tapi ada silaturahim, komunikasi dan sesuatu yang bergerak dalam tubuh warga PUI. Sesuatu yang mungkin sudah agak lama jarang terjadi. Semoga ini memicu pergerakan-pergerakan berikutnya yang membuat warga PUI makin bersatu dan solid berkontribusi membesarkan PUI yang kita cintai ini.
Ketiga, ini adalah momentum bagi kita semua warga PUI untuk membuat organisasi yang telah didirikan dan diperjuangkan oleh ajengan kita, orang tua kita, keluarga besar kita dan kini oleh kita bersama, bisa semakin berkibar dan diakui kebesarannya oleh masyarakat luas. Kita harus membuat anak-anak kita bangga dengan PUI karena karya dan kebermanfaatan PUI. Kita harus membawa PUI sederajat dengan Muhammadiyah dan NU karena PUI memang punya sejarah yang sama besar.
Besar atau kecilnya PUI adalah buah kebesaran jiwa, fikiran, gagasan, karya dan kontribusi PUI secara kolektif di setiap level pengurus dan komunitas warga PUI. Saat kita ingin membuat PUI setara dengan Muhammadiyah dan NU, ini artinya kita harus bekerja lebih keras dan lebih cerdas, serta lebih efektif efesien dan cepat agar kualitas dan kuantitas amal Usaha PUI bisa berkembang membesar. Agar jumlah warga PUI juga bertambah semakin banyak. Agar pengurus dan pengelola lembaga pendidikan PUI semakin progresif. Agar anak-anak muda PUI lebih inovatif dan produktif. Dan sejumlah kerja besar lainnya.
Bermitra dan berkolaborasi dengan Kapolri/ kepolisian adalah peluang membesarkan PUI. Tapi ini tidak cukup, kita harus berkolaborasi dengan lebih banyak lembaga, kementerian, organisasi kemasyarakatan, organisasi keislaman, komunitas-komunitas bahkan dengan jaringan global di luar negeri sana. Kebaikan dan perbaikan PUI harus dirasakan lebih banyak orang, dan ini hanya bisa dilakukan bila kita mengkolaborasikan kerja-kerja besar kita.
Benarlah apa yang disampaikan Ketua Umum PUI saat buka bersama pengurus di DPP PUI kemarin, bahwa fokus kita pada pendidikan dan kaderisasi. Dua kerja besar yang harusnya bisa membuat PUI menghasilkan lebih banyak kader yang punya karya besar, bisa sukses di usia muda, bisa melakukan mobilitas vertikal dengan sukses di jalur eksekutif maupun profesional. Akumulasi kesuksesan inilah yang akan membuat PUI setara dengan Muhammadiyah dan NU bahkan lebih besar. Insya Allah 10 tahun lagi ini bisa terwujud, bila kita bersatu, berikhtiar cerdas maksimal dan bertawakal pada Allah SWT.. wallahu’alam bishawab.