Pemuda PUI Menjadi Garda Terdepan Pembinaan Iman dan Taqwa Pelajar Muslim

Tangerang — Dalam upaya membentuk generasi muda Islam yang tangguh secara spiritual dan intelektual, Pengurus Daerah (PD) Pemuda Persatuan Ummat Islam (PPUI) Kota Tangerang menggelar program kerja andalannya yaitu MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa). Kegiatan ini dilaksanakan di SMKN 6 Tangerang pada Sabtu (3/5/25), dengan menggandeng Rohani Islam (Rohis) sekolah tersebut, serta menghadirkan Ketua PW Pemuda PUI Banten sebagai narasumber utama. MABIT ini mengusung tema “Ghozwul Fikri: Ancaman Nyata Bagi Generasi Muslim.”
Kegiatan ini bukan hanya menjadi agenda rutin keagamaan, tetapi juga wujud nyata peran aktif Pemuda PUI Kota Tangerang dalam membina pelajar-pelajar Islam di wilayahnya. Dalam sambutannya, Suwartono, selaku Pembina Rohis SMKN 6 Tangerang sekaligus Ketua PD Pemuda PUI Kota Tangerang, menegaskan bahwa MABIT adalah bagian dari program kerja strategis Pemuda PUI yang bertujuan menguatkan ketahanan akidah dan membentuk karakter keislaman pada generasi muda.
“Kita hidup di zaman di mana pemikiran dan budaya luar masuk dengan sangat deras. Jika pelajar tidak dibentengi dengan iman dan ilmu, maka mereka akan mudah terbawa arus. MABIT adalah bentuk jihad intelektual dan spiritual yang kami bawa untuk pelajar muslim,” ujar Suwartono.
Pemuda PUI Jadi Motor Penggerak
MABIT ini sepenuhnya digagas, dirancang, dan dijalankan oleh PD Pemuda PUI Kota Tangerang. Panitia pelaksana berasal dari pengurus harian dan kader muda PUI yang memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan Islam. Dengan keterlibatan langsung Pemuda PUI, kegiatan ini berjalan sistematis, terstruktur, dan penuh muatan ideologis keislaman.
Kegiatan dimulai sejak Sabtu sore dengan shalat berjamaah, dilanjutkan pembukaan resmi, sesi perkenalan, dan motivasi awal. Pada malam harinya, materi utama tentang “Ghozwul Fikri” disampaikan oleh Boboy Ringgo, Ketua PW Pemuda PUI Banten. Dalam sesi tersebut, peserta diajak menyelami realitas dunia yang dipenuhi perang pemikiran, serta bagaimana Islam memberikan jawaban dan keteguhan.
Boboy menjelaskan, “Ghozwul fikri itu nyata. Ia hadir lewat media, musik, konten hiburan, bahkan kurikulum pendidikan. Pelajar hari ini ditantang bukan hanya untuk belajar, tapi juga menjaga keimanan mereka dari infiltrasi ideologis yang tak kasat mata.”
Sosok-Sosok Inspiratif
Boboy Ringgo, Ketua DPW Pemuda PUI Banten, dikenal sebagai dai muda dan penggerak dakwah pelajar. Dengan latar belakang pendidikan agama dan pengalaman aktif di organisasi pemuda Islam, Boboy membentuk narasi-narasi keislaman yang relevan dengan zaman. Ia mampu menyampaikan materi berat seperti ghozwul fikri dalam bahasa ringan dan menyentuh.
Suwartono, Ketua PD Pemuda PUI Kota Tangerang, adalah guru sekaligus pembina Rohis yang dikenal dekat dengan siswa. Kiprahnya dalam dunia pendidikan tidak hanya sebagai pendidik, tetapi juga sebagai pembina karakter. Ia menjadikan Pemuda PUI sebagai jembatan pembinaan akhlak dan iman bagi pelajar.
Suasana MABIT: Penuh Spiritualitas dan Perubahan
Setelah sesi kajian, peserta mengikuti muhasabah malam yang dipandu dalam suasana gelap dan hening. Tangis haru mulai terdengar ketika peserta diajak merenungi dosa-dosa yang dilakukan serta ketidakkonsistenan dalam menjalankan ajaran Islam.
Sesi tahajud, dzikir, dan doa bersama pada pukul 03.00 dini hari menjadi puncak spiritualitas. Para peserta tampak khusyuk, sebagian menangis, dan mengangkat tangan penuh harap kepada Allah. Kegiatan diakhiri dengan shalat Subuh berjamaah, kultum, sarapan, dan refleksi bersama.
Wawancara Peserta dan Testimoni
Nabil dan Dava, siswa kelas XI, mengaku bahwa MABIT ini mengubah cara pandangnya terhadap Islam. “Dulu saya kira Islam itu soal ibadah saja, tapi malam ini saya sadar kalau Islam itu juga ideologi yang harus saya jaga. Saya ingin lebih aktif di Rohis,” ungkapnya.
Dinda, peserta putri kelas X, menambahkan, “Saya menangis waktu muhasabah. Saya sering lalai shalat dan lebih banyak main HP. Tapi saya merasa Allah masih sayang karena saya bisa ikut acara ini.”
Urgensi Pembinaan Remaja Muslim di Era Digital
Di era media sosial dan digitalisasi, remaja Muslim menghadapi krisis identitas dan paparan nilai-nilai liberal yang sangat kuat. Banyak di antaranya kehilangan arah, mudah terpengaruh, dan mengalami kerusakan akhlak.
Data menunjukkan meningkatnya perilaku negatif seperti pergaulan bebas, kecanduan gawai, hingga atheisme terselubung di kalangan pelajar. Oleh karena itu, Pemuda PUI hadir dengan pendekatan pembinaan yang menyentuh akal dan hati.
MABIT adalah jawabannya: tidak hanya mengajak pelajar untuk kembali ke masjid, tetapi juga membangun kesadaran ideologis dan kepercayaan diri sebagai Muslim sejati.
Arah Gerakan Pemuda PUI: Pendidikan Keislaman di Sekolah
Pemuda PUI secara konsisten menjadikan sekolah sebagai medan dakwah utama. Melalui program MABIT, mentoring rohis, pelatihan dai muda, hingga penguatan kader, Pemuda PUI ingin membentuk pelajar yang tidak hanya religius tetapi juga visioner dan siap menjadi pemimpin umat.
Ke depan, PD Pemuda PUI Kota Tangerang menargetkan lebih banyak sekolah untuk dijangkau. Kolaborasi dengan Rohis, guru, dan kepala sekolah akan diperkuat. Bahkan, pelatihan guru Rohis juga direncanakan untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam membina siswa.
MABIT sebagai Titik Awal Kebangkitan Pelajar Muslim
MABIT di SMKN 6 Tangerang membuktikan bahwa pelajar masih memiliki kerinduan untuk dekat dengan Allah. Kegiatan ini menjadi titik awal perubahan dan pembinaan jangka panjang yang akan terus diupayakan oleh Pemuda PUI.
Dengan semangat ukhuwah, Pemuda PUI Kota Tangerang siap menjadi garda terdepan dalam menyelamatkan generasi muda dari krisis spiritual dan ideologis. Karena masa depan umat ini sangat bergantung pada kualitas iman dan takwa generasi mudanya.
“Bangkitnya peradaban Islam, dimulai dari kembalinya iman dan kesadaran pemuda Muslim akan jati dirinya.”
(Pewarta: Faisal Hamdi)