Kabar DaerahWanita PUI

Perempuan Garda Terdepan Gizi Keluarga: KKP Ajak Wanita PUI Gencarkan GEMARIKAN

Jakarta, 4 Juli 2025 — Dalam rangkaian Muktamar ke-5 Wanita PUI, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI mengisi seminar bertajuk “Menguatkan Peran Perempuan, Meneguhkan Ketahanan Keluarga Nasional melalui GEMARIKAN (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan)”. Seminar ini menghadirkan Innes Rahmania, A.Pi, S.Sos, M.M, Fungsional Pembina Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan Ahli Utama KKP sebagai narasumber, dan dipandu oleh Dr. Nurlatifah, S.Pd., M.Pd sebagai moderator.

Membangun Generasi Sehat dan Tangguh dari Dapur Keluarga

Innes Rahmania menekankan bahwa generasi emas 2045 hanya akan tercapai jika Indonesia mampu menyiapkan generasi yang cerdas, sehat, berkarakter kuat, dan berdaya saing tinggi, dan semuanya dimulai dari ketahanan gizi keluarga. Dalam hal ini, perempuan—khususnya para ibu—menjadi aktor utama dalam pengambilan keputusan konsumsi pangan keluarga, termasuk memilih protein hewani bergizi seperti ikan.

“Perempuan memegang peran sentral sebagai agen gizi keluarga. Makan ikan bukan hanya budaya, tapi strategi nasional untuk mencetak generasi unggul,” tegas Innes.

Stunting: Ancaman Serius Masa Depan Bangsa

Seminar ini juga mengangkat isu stunting yang masih menjadi masalah gizi nasional serius. Kekurangan gizi kronis pada 1.000 hari pertama kehidupan berdampak buruk terhadap kecerdasan anak, produktivitas kerja di masa depan, serta meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes, stroke, hingga penyakit jantung.

Kerugian ekonomi akibat stunting diperkirakan mencapai Rp 300 triliun per tahun, atau 2–3% dari PDB. Karenanya, intervensi berbasis pangan lokal bergizi tinggi seperti ikan menjadi kunci dalam mencegah stunting dan memperkuat ketahanan keluarga.

Gemarikan: Gerakan Strategis, Perempuan Sebagai Penggeraknya

Program GEMARIKAN dijelaskan bukan sekadar kampanye konsumsi ikan, melainkan sebuah gerakan strategis nasional yang melibatkan edukasi, pemberdayaan ekonomi, dan penguatan ketahanan keluarga.

“Perempuan tidak hanya memasak ikan, tetapi juga menjadi produsen dan pelaku UMKM pengolahan hasil perikanan,” ungkap Innes.

Produk olahan seperti abon ikan, nugget, bakso, dan kerupuk menjadi sumber pendapatan rumah tangga yang signifikan. Program safari Gemarikan dan bazar ikan di berbagai daerah terbukti mendorong UMKM perempuan naik kelas, apalagi dengan dukungan pelatihan, manajemen usaha, dan promosi digital.

Konsumsi Ikan: Investasi Kesehatan dan Kecerdasan

Innes juga menyampaikan bahwa konsumsi ikan minimal dua kali seminggu bukan hanya sehat, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan IQ nasional. Saat ini, skor rata-rata IQ Indonesia masih berada pada angka 92,64 dan menempati urutan ke-95 dunia.

“Kita ingin anak-anak Indonesia pintar? Mulai dari dapur kita. Anak pintar, makan ikan!” ajaknya disambut tepuk tangan peserta.

Kolaborasi Lintas Sektor dan Peran Strategis Wanita PUI

Dalam paparannya, KKP menilai Wanita PUI sebagai mitra potensial dalam menyukseskan program GEMARIKAN, mengingat jaringan lembaga pendidikan dan dakwahnya menjangkau berbagai wilayah Indonesia sejak usia dini.

Sinergi lintas sektor, pendekatan berbasis gender, dan keterlibatan ormas seperti Wanita PUI menjadi kunci keberhasilan keberlanjutan program, khususnya dalam menanamkan kesadaran pentingnya konsumsi ikan sejak usia dini melalui lembaga pendidikan, keluarga, dan masyarakat.

“Keluarga sehat dan mandiri dimulai dari piring makan yang bergizi. Dan ikan, ada di tengah-tengahnya,” pungkas Innes Rahmania.

Seminar ini menjadi penutup reflektif bahwa ketahanan pangan dan gizi keluarga adalah pondasi bagi ketahanan bangsa. Dalam suasana Muktamar yang penuh semangat kolaborasi dan konsolidasi ini, Wanita PUI menyatakan siap untuk menjadi penggerak GEMARIKAN di berbagai daerah, membawa visi sehat, cerdas, dan berdaya untuk generasi emas Indonesia 2045.

Related Articles

Back to top button