PUI Bali Gelar Seminar Pendidikan Islam, Revitalisasi Pendidikan Berbasis Adab
PUI.OR.ID, BALI – Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Persatuan Ummat Islam (PUI) Bali mengadakan Seminar Pendidikan Islam dengan tema “Revitalisasi Pendidikan Berbasis Adab”. Acara yang digelar di Quest Hotels, Denpasar, Bali ini terselenggara pada Rabu (26/01/2022) dan diikuti oleh 30 orang peserta yang terdiri dari praktisi pendidikan, pengurus PUI Bali dan masyarakat umum.
Hadir sebagai narasumber, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) PUI, KH. Nurhasan Zaidi dan Wakil Ketua Umum DPP PUI, Dr. KH. Wido Supraha, M.Si.
Kedatangan mereka juga dalam rangka silaturahmi dan kunjungan ke DPW PUI Bali untuk penguatan wilayah dan daerah-daerah di bawah DPW PUI Bali bersama Sekretaris Jenderal DPP PUI, H. Raizal Arifin dan Wasekjen H. Maman Abdurraman.
KH. Nurhasan Zaidi dalam kesempatan seminar ini mengatakan bahwa ia sangat mengapresiasi kegiatan seminar yang diselenggarakan oleh PUI Bali ini.
“Kolaborasikan pekerjaan-pekerjaan kita dengan ormas-ormas Islam lain di Bali, maka akan tercipta suatu kerja bersama yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan umat, khususnya di Bali,” pesannya.
“Revitalisasi Pendidikan Adab adalah solusi atas perbaikan Pendidikan Indonesia, karena tujuan utama Rasulullah diutus ke muka bumi tidak lain adalah memperbaiki adab atau akhlak manusia. Seperti pesannya dalam hadis, Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak,†ujarnya.
Dalam sesi kedua, KH. Wido Supraha yang juga berlaku sebagai narasumber seminar ini menyampaikan bahwa sila kedua Pancasila telah mengamanatkan seluruh komponen bangsa untuk mewujudkan Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Maka tugas seluruh pemangku kepentingan untuk menjalankan amanah tersebut dalam model kependidikan yang berorientasi pada adab.
“Adab sendiri diterjemahkan sejak awal penggunaannya di masa Rasulullah SAW sebagai disiplin akal, jiwa dan jasad. Proses pendidikannya disebut sebagai ta’dib, dan guru adab disebut sebagai Muaddib/ah,” ujarnya.
“Sistem pendidikan yang komprehensif untuk mendukung tercapainya orientasi keadaban ini menjadi prasyarat mutlak kesuksesannya. Sehingga dunia pendidikan benar-benar dapat diukur keberhasilannya dalam melahirkan generasi yang berakal cerdas nalaristik, berjiwa bersih dan berjasad kuat. Yang bergerak menegakkan keadilan diri dan sosialnya dengan pandangan hidup Pancasila, bukan Sekularisme, Liberalisme, Feminisme, Humanisme, Atheisme, Kapitalisme dan isme lainnya yang tidak Berketuhanan Yang Maha Esa,” pungkasnya. (Maman, Gabriel)