PUI Garut Resmi Dilantik, KH Nurhasan: Gerakan Dakwah PUI di Garut Harus Mandiri
PUI.OR.ID, GARUT – Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Ummat Islam (PUI) KH. Nurhasan Zaidi menghadiri acara Pelantikan Dewan Pengurus Daerah (DPD) PUI Garut dan DPD Wanita PUI Garut pada Sabtu (01/10/2022) di Ballroom Hotel Fave Garut.
Acara yang juga dihadiri oleh perwakilan berbagai unsur Pemerintah Daerah Kabupaten Garut dan para pimpinan ormas di Garut ini berjalan sukses dengan semangat Pancasila karena digelar pada 01 Oktober yang bertepatan dengan momentum Hari Kesaktian Pancasila.
Ketua Umum Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PUI Jawa Barat, KH Iman Budiman, SThI. M.Ag. resmi melantik jajaran pengurus PUI Garut masa bakti 2022-2027 yang dipimpin oleh Ketua Umum DPD PUI Garut Iwan Kurniawan, SH., S.Pd, M.Pd dan Ketua Umum DPD Wanita PUI Garut Iis Linda S. Pd.
Dalam sambutannya, Ketua Umum DPD PUI Garut, Iwan Kurniawan, SH., S.Pd, M.Pd, menegaskan bahwa PUI lahir dari tokoh-tokoh pemrakarsa dan pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila, dan Undang-undang Dasar 1945. KH Ahmad Sanusi, KH Abdul Halim, dan Mr Syamsuddin adalah pendiri PUI yang juga anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan telah mendapat anugerah sebagai Pahlawan Nasional dan Bintang Mahaputera Utama.
“Oleh karena itu, seluruh anggota PUI Garut wajib pancasilais, menjaga setiap nilai Pancasila terutama sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa, dengan jalan dakwah yang wasathiyah (pertengahan) sebagai jalan dakwah PUI,” ujarnya.
Sedangkan Ketua Umum DPW PUI Jawa barat, KH Iman Budiman, SThI. M.Ag berpesan agar PUI Garut hadir secara nyata di tengah umat di Kabupaten Garut. Berkolaborasi dan bersinergi dengan ormas-ormas Islam lainnya di Garut dan Muspida setempat, membendung paham-paham yang dilarang di NKRI serta aliran-aliran sesat, sehingga Garut tetap mempertahankan ciri khasnya sebagai daerah yang senantiasa melahirkan ulama-ulama pembela umat.
“Setiap berkunjung ke Garut, saya serasa pulang kampung, banyak teman sekolah yang saat ini sudah menjadi tokoh yang berkiprah membangun Garutâ€, lanjut KH Iman Budiman yang memiliki kenangan tersendiri terhadap Kab. Garut karena beliau merupakan alumni madrasah tsanawiyah dan aliyah Garut.
Di puncak acara, Ketua Umum DPP PUI, KH Nurhasan Zaidi secara khusus menjelaskan bahwa wasathiyah harus menjadi karakter jalan dakwah Ahlus Sunnah wal Jamaah (Aswaja). PUI dalam Muktamar Ke-13 di Palembang tahun 2015 telah mendeklarasikan bahwa PUI berdakwah dengam gerakan wasathiyah (pertengahan) dan tidak terjebak dalam ekstrem kanan atau kiri.
Ia juga mengungkapkan bahwa penyatuan NKRI adalah ide ulama-ulama Islam di rapat-rapat BPUPKI. “Bahkan Pancasila adalah hadiah dari para ulama untuk NKRI, jadi jangan pernah ragukan kecintaan ummat Islam terhadap negara ini,” tegasnya di hadapan seluruh peserta acara.
“Indonesia adalah negara dengan pemeluk agama Islam terbesar. Terbesar disini jangan dijadikan beban, tapi harus menjadi kekuatan dan potensi kita untuk bangkit. Kontribusi ummat Islam dan para pendiri republik ini sangat besar yaitu memperjuangkan kemerdekaan, sumbangsih pemikiran, sekaligus menyumbangkan kekayaannya seperti emas dari Ternate untuk Monas dan sumbangan pesawat dari Kesultanan Aceh, dll,” jelas KH Nurhasan.
“Sinergitas antara swasta dan pemerintah harus harmonis, makanya jangan hitung-hitungan dengan ormas Islam yang telah memberikan banyak konstribusi untuk negeri ini,” paparnya.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pusat itu pun mengatakan bahwa PUI memiliki aset wakaf yang cukup banyak di Garut. Ini merupakan potensi yang luar biasa besar bagi PUI Garut untuk dikelola secara amanah dan profesional.
“Gerakan dakwah PUI Garut harus mandiri dengan mengoptimalkan aset-aset dan amal usaha yang tersebar luas. Selain mendapatkan haknya dari APBD yang memang harus diperjuangkan untuk mendapatkannya, PUI Garut harus dapat memanfaatkan potensi aset wakaf dan juga SDM yang besar agar pelayanan pada umat pun dapat maksimal,” terangnya.
KH Nurhasan Zaidi juga menerangkan bahwa ormas Islam melahirkan pemimpin-pemimpin informal yang mandiri dan harus diperhatikan benar oleh pemerintah sebagai pelayan rakyat. Bekali ormas Islam dengan bantuan yang dapat menjadi pancing dan umpannya.
“Misalnya, membangun ruko di aset wakaf ormas sehingga ormas bisa mandiri secara ekonomi. Secara tidak langsung ini juga membantu pemerintah dalam pengentasan kemiskinan yang jumlahnya terus meningkat akibat krisis multidimensi saat ini,” kata Ketua Umum DPP PUI ini.
KH Nurhasan menutup arahannya dengan menerangkan bahwa ada tiga kekuatan di dalam negara, yaitu pemimpin pemerintahan, pemimpin informal dan pemimpin ekonomi atau pengusaha. Di Garut tingkat kemandiriannya tinggi, karena itu kuncinya adalah silaturahim yang menjadi spirit dari gerakan dakwah PUI. (AG)