PUI Gelar Silaturahim Refleksi 77 Tahun Indonesia Merdeka Bersama Bupati Majalengka
PUI.OR.ID, MAJALENGKA – Dalam rangka memperingati HUT RI Ke-77 tahun, Persatuan Ummat Islam (PUI) menggelar Silaturahim Refleksi 77 Tahun Indonesia Merdeka bersama Bupati Majalengka Dr. H. Karna Sobahi, M.M.Pd di Gedung Yudha Abdhi Karya Negara, Pendopo Bupati Majalengka pada Sabtu (20/08/2022).
Peringatan HUT RI dan Refleksi Ke-77 Tahun Indonesia Merdeka ini diikuti oleh Badan Pekerja Majelis Syura (BPMS) PUI yang sebelumnya mengadakan Rapat BPMS bersama Bupati Karna Sobahi. Tampak Ketua Majelis Syura PUI Dr. KH. Ahmad Heryawan, M.Si, Wakil Ketua KH. Nazar Haris, MBA., Sekretaris Drs. KH. M. Iding Bahrudin, M.M.Pd, Ketua Umum DPP PUI KH. Nurhasan Zaidi, Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Dr. KH. Munandi Saleh, M.Si, Ketua Dewan Syariah Pusat Prof. Dr. KH. Endang Soetari, M.Si, Waketum DPP Dr. KH. Wido Supraha M.Si, Sekjen DPP PUI H. Raizal Arifin, Ketua Umum PP Wanita PUI Dra. Hj. Iroh Siti Zahroh, M.Si, Ketum PP Pemuda PUI Dr. Mas Kana Kurniawan, MA.Hk dan Ketua PB Hima PUI Syauqi Hafidz, Lc.
Hadir pula Ketua Umum DPW PUI Jawa Barat KH. Iman Budiman, M.Ag beserta jajaran Pimpinan Wilayah PUI Jawa Barat, 25 Pimpinan Daerah PUI se-Jawa Barat, 26 Pimpinan Cabang se-Kabupaten Majalengka serta puluhan Pimpinan Sekolah/ Madrasah PUI se-Kabupaten Majalengka .
Momen Refleksi tersebut dimulai dengan pemberian lukisan KH. Abdul Halim dari pelukis Ade Rukmanta yang juga Ketua Perupa Majalengka kepada Ketua Majelis Syura PUI Dr. KH. Ahmad Heryawan. Ade mengakui, bahwa lukisan ini ia lakukan sebagai apresiasi dan cinta terhadap KH Abdul Halim, pendiri PUI dan salah satu Pahlawan Nasional Indonesia yang berasal dari Majalengka.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan Ketua Umum DPP PUI KH. Nurhasan Zaidi yang menyampaikan rasa terimakasih kepada Bupati Karna karena telah dijamu di Pendopo Bupati Majalengka. Ia juga memaparkan hasil Rapat BPMS bersama Bupati Majalengka, terkait solusi PUI untuk menghadapi krisis kelangkaan ulama.
“KH Abdul Halim dahulu sebagai pendiri PUI adalah ulama nasional yang ikut mendirikan NKRI, terbukti dengan dia menjadi Anggota BPUPKI dan Pahlawan Nasional RI. Beliau berasal dari Majalengka dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap umat Islam secara luas. Kita sebagai penerusnya juga akan melanjutkan kiprah keulamaan beliau, agar lahir ulama-ulama nasional dari Majalengka,” ucap Kang Dede, panggilan akrab KH Nurhasan Zaidi.
Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan penandatanganan MoU atau Nota Kesepahaman antara Bupati Karna Sobahi mewakili Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka dengan Ketua Umum DPP PUI KH Nurhasan Zaidi untuk bekerja bersama dalam program pengkaderan ulama di Majalengka.
Dalam sambutannya, Bupati Majalengka Dr. KH. Karna Sobahi mengapresiasi acara BPMS sekaligus berkomitmen sebagai Anggota Majelis Syura PUI untuk mewujudkan kerjasama terkait pentingnya mencetak ulama.
“Kebanggaan buat saya pribadi juga sebagai bupati, menyediakan tempat bagi PUI untuk mengadakan Refleksi 77 Tahun Indonesia Merdeka. Agar kondisi kita pasca pandemi Covid-19 menjadi “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat,” ujar mantan Ketua Umum DPD PUI Majalengka ini.
Ia juga mengungkapkan bahwa kaderisasi kita masih bersifat natural alamiah, perlu injeksi, perlu pendekatan yang membuat efek kejut, dimana kader yang sudah sepuh harus segera dilapisi oleh kader mudanya. Disinilah tema (pengkaderan ulama) itu disiapkan.
“Saya ke desa selalu bertanya mana orang yang suka menjadi imam sholat, memandikan jenazah dan mengurus masjid, banyak kader-kader PUI yang tampil. Maka jika ulama kita sudah uzur, sudah disiapkan penerusnya. Saya harapkan ouput acara ini segera kita tindaklanjuti untuk program pengkaderan ulama, kita dukung penuh biayanya,” kata Bupati Majalengka yang juga sebagai Ketua DPC PDIP Majalengka itu.
Acara dilanjutkan dengan tausiyah kemerdekaan dari Ketua Majelis Syura PUI Dr. KH. Ahmad Heryawan, M.Si.
Ia mengungkapkan bahwa sejak awal PUI telah membuktikan konsep Wasathiyah Islam. PUI tidak hanya asal mengklaim moderat saja, karena sudah ditunjukkan dengan bukti kader PUI yang menjadi Ketua DPC PDIP Majalengka yang juga sebagai Bupati Majalengka. Tidak identik dengan partai tertentu karena kader PUI boleh berkiprah di semua lini kehidupan. Dalam sejarah juga PUI adalah salah satu ormas pendiri Partai Masyumi (1945) selain NU dan Muhammadiyah, dan PUI satu-satunya yang tidak pernah keluar dari Masyumi.
“Kalau saat ini wasathiyah menjadi gaung internasional — bahkan Saudi Arabia sudah menggaungkan wasathiyah — PUI sejak awal sudah punya sikap wasathiyah yang secara resmi tertulis di Muktamar Ke-13 (11 Januari 2015) dalam Deklarasi Palembang,” kata KH Ahmad Heryawan.
“Sisi ini penting untuk mengemuka. Karena Islam hadir tidak ifrath atau menyusahkan dan juga tidak tafrith atau mengampang-gampangkan. PUI hadir dengan sikap wasathi, di tengah-tengah. Itulah yang dipegang oleh umat Islam secara umum.”
“Wasathiyah juga bergandeng dengan syumuliyah yaitu komprehensif. Islam hadir sebagai tata nilai di semua ruang kehidupan, dari individu sampai negara dan peradaban. Islam harus dihadirkan secara mudah tapi tidak dimudah-mudahkan. Karena ini janji Allah Swt dan rasulnya, yaitu Islam hadir sebagai penghuni mayoritas di muka bumi.”
“Mengapa kita hadirkan (program pengkaderan) ulama ke depan, tentu untuk memudahkan Islam ke seluruh masyarakat, khususnya saat ini di Majalengka, Jawa Barat. Karena visi PUI adalah visi besar, yang tertuang dalam Mars PUI yaitu, tuk menggapai Islam raya. Program ini nanti akan merambah ke nasional.”
“Islam dengan PUI atau tanpa PUI akan terus ada, karena Allah Swt yang punya Islam akan terus menjaganya. Ingat cerita kakek Nabi Muhammad, Abdul Muthalib saat Ka’bah diserang oleh tentara gajah Abrahah. Ia mengajak masyarakat Mekkah ke atas bukit karena menyadari bahwa ia tidak akan mampu menahan serangan tentara itu. Ia yakin kalau Allah akan menjaga Ka’bah karena yang memilikinya adalah Allah yang Maha Kuasa. Hasilnya benar, tentara gajah dihancurkan oleh Allah Swt.”
“Maka sangatlah rugi jika kita tidak terlibat, tidak berkontribusi, tidak ikut menjaga Islam, berdakwah menyebarkan agama Islam semampu yang kita miliki. Karena itu MoU ini kesespakatan niat kita bersama. kehendak baik bersama. Semoga MoU ini dilanjutkan dengan detail-detail kerjanya ke depan,” sambungnya penuh harap.
Dalam acara ini juga dibagikan KTA PUI kepada perwakilan daerah yang datang untuk dibagikan kepada para anggota PUI yang telah mendaftar di daerahnya masing-masing. (Gabriel)