Puncak Milad PUI ke-104 Sukses Digelar
PUI.OR.ID, JAKARTA – Ketua Majelis Syura PUI KH. Ahmad Heryawan didampingi Ketua Umum DPP PUI KH. Nurhasan Zaidi membuka secara resmi acara Puncak Milad PUI ke-104 dan Pembukaan Musyawarah Majelis Syura secara simbolis dengan pemotongan nasi tumpeng.
Acara yang digelar secara hybrid di gedung PP PUI, Jakarta Selatan dan virtual di Zoom dan YouTube pada Ahad (02/01/2022) ini dihadiri oleh 30 Anggota Majelis Syura PUI di tempat acara serta 300 jamaah PUI Se-Indonesia. Acara dimulai sejak pukul 09.00 WIB dan dipandu oleh Kang Hendra Gunawan.
Dalam Kaleidoskop dan Muhasabah Tahun 2021-nya, KH. Nurhasan Zaidi menyampaikan bahwa pada abad keduanya ini, PUI memiliki banyak agenda yang hendak diwujudkan sebagaimana yang sudah dirumuskan oleh Majelis Syura PUI beberapa waktu lalu.
“Saya mencatat bahwa salah satu agenda penting yang mesti dilakukan PUI ke depan adalah melahirkan Mujadid baru. Bukan sekadar personalnya tapi mujadid kolektif,” katanya.
Diketahui, Mujadid adalah sosok pemimpin sekaligus ilmuan yang memiliki pengaruh terhadap sketsa dan perjalanan umat juga peradaban manusia untuk suatu zaman yang panjang minimal seratus tahun.
“Kalau saja delapan strategi Ishlah diperdalam dan dilaksanakan dengan baik, maka PUI mampu menjadi kekuatan berkontribusi besar bagi perbaikan umat,†pesan Ketua Umum DPP PUI ini dalam muhasabahnya.
Dalam PUI, terdapat pedoman amaliha yang sering dikenal dengan Ishlah Al-Tsamaniyah atau Delapan Perbaikan. Mereka adalah Perbaikan Aqidah, Perbaikan Ibadah, Perbaikan Pendidikan, Perbaikan Adat/ Kebiasaan, Perbaikan Keluarga, Perbaikan Masyarakat, Perbaikan Ekonomi, dan Perbaikan Ummat.
Sementara itu, Ketua Majelis Syura PUI KH. Ahmad Heryawan dalam Pidato Kebangsaan dan Resolusi 2022-nya mengatakan bahwa Pancasila merupakan kontrak sosial sekaligus titik temu keragaman anak bangsa.
“Pancasila tak bertentangan dengan Islam, justru nilai-nilai Pancasila merupakan adaptasi dari bahkan nilai-nilai Islam itu sendiri,” katanya.
Bahkan menurutnya, organisasi yang berpijak pada pijakan yang kokoh pasti berusia panjang. “Sebuah organisasi akan kuat dan panjang usianya bila ia berazas pada azas yang kokoh yaitu Wahyu yang bersifat transendental,†ungkap ustadz Aher bermaksud PUI. Karena itu, PUI mesti adil dan tidak ekstrim dalam beragama dan menjalankan nilai-nilai perjuangannya.
“Kita mesti melebur dan hidup bersama masyarakat. Sebab PUI dilahirkan untuk itu,†lanjut sosok yang akrab disapa dengan Kang Aher ini.
Gebyar Puncak Milad PUI ke-104 ini juga dimeriahkan oleh berbagai seni seperti Shalawat Nabi & Nasyid oleh Tim Ponpes Syamsul Ulum Sukabumi, Nasyid oleh Kang Aden, Video-video yang menjadi pemenang Lomba Kreatif Milad PUI dan berbagai tampilan kreasi positif dan produktif lainnya. Bahkan panitia juga menyediakan Doorprize berupa 1 buah HP, Voucher Hotel Narapati Bandung, dan surban asli Mekkah bagi para peserta yang mengikuti acara.