Aher Ingatkan Wanita dan Pemudi PUI Untuk Kuatkan Islam dengan Demokrasi dan Islam dengan NKRI
BANDUNG – Ketua Majelis Syuro Persatuan Ummat Islam (PUI), Dr. KH. Ahmad Heryawan, LC, M.Si., menyebutkan, hadirnya sebuah ormas ditandai dengan adanya dua hal yang dijalankan. Pertama, adanya anggota dan jamaahnya. Kemudian yang kedua, adanya kelembagaan.
Hal ini, disampaikan Dr. KH. Ahmad Heryawan, LC, M.Si., dalam pelantikan Dewan Pimpinan Pusat Wanita Persatuan Ummat Islam (DPP Wanita PUI) Periode 2020-2025 dan Pengurus Besar Pemudi Persatuan Ummat Islam (PB Pemudi PUI) Periode 2020-2023.
Acara yang digelar dengan tema ‘Peneguhan Internalisasi Intisab dalam Kontribusi Peradaban Islam’ itu digelar di Grand Pasundan Convention Hotel Bandung, Jalan Peta, Suka Asih, Bandung, Minggu (6/12).
Dari dua hal itu, Aher –sapaan akrab- Ahmad Heryawan mencontohkan, adanya majelis taklim dan juga sekolah. Terlebih lagi, kata dia, PUI mempunyai basis sekolah yang banyak, sehingga menjadikan PUI kain hari kian menguat.
“Dan juga kita jangan lupa, antara Islam dengan demokrasi harus saling menguatkan dan antara Islam dengan NKRI saling menguatkan. Karena ummat Islam memiliki andil besar untuk NKRI ini. Wanita PUI dan Pemudi PUI diperkuat oleh berbagai lini. Saya optimis akan smakin besar kiprah untuk organisasi dan Bangsa,†katanya.
Sementara itu, Ketua DPP Wanita PUI, Dra. Iroh Siti Zahroh M.Si, mengaku mulai menyiapkan program kerja untuk lima tahun kedepan di Wanita PUI. Pihaknya akan memfokuskan pada kaderisasi dan revitalisasi aset dan wakaf PUI. Sehingga, lanjut Iroh, jalannya organisasi di Wanita PUI dilakukan dengan amal dan usaha.
“Dalam hal kaderisasi, wanita mempunyai steping kaderisasi yang jelas. Steping ini akan dipadupadankan dengan revitalisasi pendidikan,†tuturnya.
Begitu pun dengan Ketua PB Pemudi PUI, Ilin Ratna Tiara. Untuk kedepan, pihaknya akan membentuk sosok wanita yang tangguh. Sebab, katanya, tidak hanya wanita yang menjadi Madrasatul Ulla bagi anak-anaknya, tetapi harus dibarengi dengan semangat entrapreneur.
“Kita wanita harus tangguh, harus seperti Siti Khadizah yang mempunyai semangat dalam pengembangan diri dalam hal pembangunan ekonomi,†tukasnya. (**)