Istiqamah Ibadah di tengah Pandemi Korona
Oleh: Kana Kurniawan, M.A.Hk.
Ketua Umum PP Pemuda PUI
Khutbah Pertama
الØمد لله ربÙÙ‘ العالمين والْعاقÙبَة٠لÙلْمÙتَّقين ولا عÙدْوانَ إلَّا عَلى الظَّالمÙين
والصَّلاة٠والسَّلام٠عَلى ØَبْيبÙنا Ùˆ Ø´ÙŽÙÙيْعÙنا Ù…ÙØمَّد٠سَيÙّد٠المÙرْسلين Ùˆ إمام٠المهتَدين Ùˆ قائÙد٠المجاهدين وعلى آله وصØبه أجمعين. اما بعـد
Ùياأيها المسلمون أوصيكم وإياي بتقوى الله عز وجل والتَّمَسÙّك٠بهذا الدÙّين تَمَسÙّكًا Ù‚ÙŽÙˆÙيًّا. Ùقال الله تعالى ÙÙŠ كتابه الكريم، أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
يَا Ø£ÙŽÙŠÙّهَا الَّذÙينَ Ø¢ÙŽÙ…ÙŽÙ†Ùوا اتَّقÙوا اللَّهَ ØÙŽÙ‚ÙŽÙ‘ تÙقَاتÙه٠وَلَا تَمÙوتÙÙ†ÙŽÙ‘ Ø¥Ùلَّا وَأَنْتÙمْ Ù…ÙسْلÙÙ…Ùونَ
Jamaah Jum’at Rohimakumullah,
Dalam keadaan new normal pandemi Kovid-19, kita tetap mengucap syukur alhamdulillah. Kita yang masih diberikan kesehatan dan kesempatan beribadah di sisa-sisa usia kita yang tidak terlalu lama hidup di dunia. Batas usia yang sudah ditentukan. Kita beruntung menjadi golongan manusia yang memperoleh waktu untuk menjadi lebih baik. Terutama mempersiapkan bekal untuk kehidupan abadi di akhirat.
Sholawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada nabi kita, Muhammad SAW, keluarganya dan para shohabatnya. Semoga kita termasuk di dalamnya. Beliau adalah Panutan sekaligus teladan dalam keta’atan kepada rabbnya. Tauladan yang paripurna. Lisannya mencerahkan ummat. Tangannya membangun peradaban. Langkahnya menegakkan kebaikan dan melebarkan kasih sayang.
Dalam khutbah ini, khatib berwasiat khususnya untuk pribadi khatib sendiri dan umumnya bagi hadiri sekalian. Marilah kita menjadikan taqwa sebagai kepribadian muslim sesungguhnya. Melaksanakan perintah Allah dan menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang-Nya. Berkepribadian seorang yang bijak dan santun. Serta menjadikan iman sebagai pondasi tauhid di tengah godaan dunia yang semakin melupakan segalanya.
Dalam kesempatan khutbah ini, saya akan mengambil tema “Istiqamah Ibadah di tengah Pandemi Koronaâ€
Jamaah Jum’at Rohimakumullah,
Tidak ada yang mengira. Hari-hari ini, kita menghadapi ujian global yang sangat berat. Masa sekarang di mana kita menikmati kehidupan ini. Harus berubah drastis. Karena wabah Kovid, banyak saudara kita yang terinfeksi hingga meninggal dunia. Belum lagi kehidupan ekonomi, sosial masyarakat yang terdampak. Sebelumnya kita nyaman beribadah, bersilaturahim tanpa jarak. Hari ini, kita harus berhati-hati, bahkan berkurang untuk berinteraksi.
Belum lagi yang terdampak secara ekonomi: bisnisnya hancur, bekerja di PHK, berjualan dibatasi. Hingga menimbulkan kecemasan hidup. Menanggung beban nafkah keluarga harus tetap dijalankan. Inilah ujian Allah yang pastinya banyak hikmah yang tersirat. Allah Yang Maha Kuasa memiliki rencana terbaik bagi hambanya.
Tapi kita mesti ingat firman Allah SWT:
ÙَاÙÙ†ÙŽÙ‘ مَعَ الْعÙسْر٠يÙسْرًاۙ اÙÙ†ÙŽÙ‘ مَعَ الْعÙسْر٠يÙسْرًاۗ
“Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.â€
Al-Baqarah: 286
لَا ÙŠÙÙƒÙŽÙ„ÙÙ‘Ù٠اللّٰه٠نَÙْسًا اÙلَّا ÙˆÙسْعَهَا Û—
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya….â€
Sebagai hamba Allah, kehadiran kita di dunia adalah beribadah. Semua kegiatan, ucapak, maupun tindakan kita harus bermotif ibadah. Ibadah dalam situasi sekarang, adalah masa-masa yang istimewa. Saat kita merasa lemah, ada kesempatan ingat selalu Allah. Waktu yang luang saat kita harus dibatasi, kita bisa secara lekat bersama Allah. Sholat yang khusu’, dzikir, membaca al-Qur’an sebagai media interaksi dengan kalamullah, bersholawat.
Beribadah dalam ujian pandemi, bagi sebagian orang tidaklah mudah. Godaan karena situasi ekonomi yang terdampak bisa menjadikan orang terpuruk, mudah menyerah, putus asa. Akan tetapi bagi orang yang beriman, ujian adalah saatnya untuk mawas diri, meningkatkan kualitas iman dan taqwa. Dia merasa Allah sedang menegurnya. Allah melalui Kovid memberi pesan: tidak ada yang abadi di dunia, semua milik Allah. Secara tiba-tiba, apa yang dititipkan-Nya akan diambil kembali.
Sikap istiqomah inilah dikuatkan dengan firman Allah swt yang menjanjikan syurga untuknya.
اÙÙ†ÙŽÙ‘ الَّذÙيْنَ قَالÙوْا رَبÙّنَا اللّٰه٠ثÙÙ…ÙŽÙ‘ اسْتَقَامÙوْا تَتَنَزَّل٠عَلَيْهÙم٠الْمَلٰۤىÙٕكَة٠اَلَّا تَخَاÙÙوْا وَلَا تَØْزَنÙوْا وَاَبْشÙرÙوْا بÙالْجَنَّة٠الَّتÙيْ ÙƒÙنْتÙمْ تÙوْعَدÙوْنَ .Ù†ÙŽØْن٠اَوْلÙيَاۤؤÙÙƒÙمْ ÙÙÙ‰ الْØَيٰوة٠الدÙّنْيَا ÙˆÙŽÙÙÙ‰ الْاٰخÙرَة٠ۚوَلَكÙمْ ÙÙيْهَا مَا تَشْتَهÙيْٓ اَنْÙÙسÙÙƒÙمْ ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙƒÙمْ ÙÙيْهَا مَا تَدَّعÙوْنَ Û—
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah†kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.†Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh apa yang kamu minta.†(QS. Fusshilat/ 41 : 30-31).
Allah juga berfirman:
إنَّ الَّذÙينَ قَالÙوا رَبÙّنَا اللَّه٠ثÙÙ…ÙŽÙ‘ اسْتَقَامÙوا Ùَلَا خَوْÙÙŒ عَلَيْهÙمْ وَلَا Ù‡Ùمْ ÙŠÙŽØْزَنÙونَ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allahâ€, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.†(Al-Ahqaf: 13).
Memilih untuk istiqomah adalah pilihan orang-orang pilihan. Hanya orang-orang terbaik yang mengharapkan ridlo ilahi. Beribadah bukan karena ingin dipuji. Beramal sedekah bukan karena untuk didengarkan ke banyak pihak. Melalui Kovid, ibadah yang senyap dan sunyi tanpa terlihat orang lain menjadi kebiasaan.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Semoga kita semua diberikan kekuatan oleh Allah untuk menjaga nilai-nilai ibadah di tengah pandemi. Sabar akan ujian. Serta ikhlas dengan apa yang Allah pilihkan atas qada dan qadarnya. Baik yang disukai, maupun pilihan Allah yang terasa berat yang tidak kita sukai. Kita berharap semoga itiqomah beribadah kita menjadi kebutuhan dan penghias dalam segala aktifitas maupun profesi. Dan karena keistiqamahan kita, kelak Allah mengganjarkan dengan menjauhkan kita dari Korona. Terbebas dari wabah-wabah lainnya. Kita bisa menikmati hidup normal seperti semula. Amin.
بَارَكَ الله٠لÙيْ ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙƒÙمْ ÙÙيْ اْلقÙرْآن٠اْلعَظÙيْم٠وَنَÙَعَنÙÙŠ وَإيَّاكÙمْ Ùبمَا ÙÙيْه٠مÙÙ†ÙŽ اْلآياَت٠وَالذكْر ÙالْØÙŽÙƒÙيْم٠وَتَقَبَّلَ Ù…ÙÙ†Ùّي ÙˆÙŽÙ…ÙنْكÙمْ تÙلاَوَتَه٠إنَّه٠هÙÙˆÙŽ السَّمÙيْع٠اْلعَلÙيْمÙ
Khutbah Kedua
اَلْØَمْدÙÙ„Ùلّه٠ØَمْدًاكَثÙيْرًاكَمَااَمَرَ. وَاَشْهَدÙاَنْ لاَاÙلهَ اÙلاَّلله٠وَØْدَه لاَشَرÙيْكَ Ù„ÙŽÙ‡Ù. اÙرْغَامًالÙمَنْ جَØَدَبÙÙ‡Ù ÙˆÙŽÙƒÙŽÙَرَ. وَاَشْهَدÙاَنَّ سَيÙّدَنَا Ù…ÙØَمَّدًا عَبْدÙه٠وَرَسÙوْلÙه٠سَيÙّدÙاْلاÙنْس٠وَالْبَشَرÙ. اَللّهÙÙ…ÙŽÙ‘ صَلÙÙ‘ وَسَلÙّمْ عَلىَ سَيÙّدÙنَا Ù…ÙØَمَّد٠وَعَلىَ اَلÙه٠وَصَØْبÙه٠مَااتَّصَلَتْ عَيْنٌ بÙنَظَر٠وَاÙØ°ÙÙ†ÙŒ بÙخَبَرÙ
اَمَّا بَعْد٠: Ùَيَااَ ÙŠÙّهَاالنَّاس٠!! اÙتَّقÙوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرÙوالْÙَوَاØÙØ´ÙŽ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. ÙˆÙŽØَاÙÙظÙوْاعَلىَ الطَّاعَة٠وَØÙضÙوْر٠الْجÙمْعَة٠وَالْجَمَاعَةÙ. وَاعْلَمÙوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكÙمْ بÙأَمْر٠بَدَأَÙÙيْه٠بÙÙ†ÙŽÙْسÙÙ‡Ù. وَثَنَّى بÙمَلاَئÙÙƒÙŽØ©Ù Ù‚ÙدْسÙÙ‡Ù. Ùَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائÙلاًعَلÙيْمًا: اÙÙ†ÙŽÙ‘ اللهَ وَمَلاَئÙكَتَه٠يÙصَلÙّوْنَ عَلىَ النَّبÙىْ يَاَ ÙŠÙّهَاالَّذÙيْنَ آمَنÙوْاصَلÙّوْاعَلَيْه٠وَسَلÙّمÙوْاتَسْلÙيْمًا. اَللّهÙÙ…ÙŽÙ‘ صَلÙÙ‘ وَسَلÙّمْ عَلىَ سَيÙّدÙنَا Ù…ÙØَمَّد٠وَعَلىَ اَل٠سَيÙّدÙنَا Ù…ÙØَمَّدÙ. كَمَاصَلَّيْتَ عَلىَ سَيÙّدÙنَا اÙبْرَاهÙيْمَ وَعَلىَ اَل٠سَيÙّدÙنَا اÙبْرَاهÙيْمَ. ÙÙŠ ÙالْعَالَمÙيْنَ اÙنَّكَ ØÙŽÙ…ÙيْدٌمَجÙيْدٌ
اَللّهÙÙ…ÙŽÙ‘ وَارْضَ عَن٠الْخÙÙ„ÙŽÙَاءÙالرَّاشÙدÙيْنَ سَيّدÙنَا اَبÙÙ‰ بَكْر٠وَعÙمَرَ وَعÙثْمَانَ وَعَلÙÙŠÙÙ‘ وَعَنْ سَائÙرÙاَصْØَاب٠نَبÙÙŠÙّكَ اَجْمَعÙيْنَ وَعَن٠التَّابÙعÙيْنَ وَتَابÙعÙÙ‰ التَّابÙعÙيْنَ وَمَنْ تَبÙعَهÙمْ بÙاÙØْسَان٠اÙلىَ يَوْم٠الدÙّيْنÙ
اَللّهÙÙ…ÙŽÙ‘ اغْÙÙرْلÙلْمÙسْلÙÙ…Ùيْنَ وَالْمÙسْلÙمَات٠وَالْمÙؤْمÙÙ†Ùيْنَ وَالْمÙؤْمÙنَات٠اْلاَØْيَاء٠مÙنْهÙمْ وَاْلاَمْوَات٠بÙرَØْمَتÙÙƒÙŽ يَاوَاهÙبَ الْعَطÙيَّاتÙ. اَللّهÙÙ…ÙŽÙ‘ ادْÙَعْ عَنَّاالْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالزÙّنَا وَالزَّلاَزÙÙ„ÙŽ وَالْمÙØÙŽÙ†ÙŽ. وَسÙوْءَالْÙÙتَن٠مَاظَهَرَمÙنْهَا وَمَابَطَنَ عَنْ بَلَدÙنَا هَذَاخَاصَّةً وَعَنْ سَائÙرÙبَلاَدÙالْمÙسْلÙÙ…Ùيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ الْعَالَمÙيْنَ. رَبَّنَااَتÙنَاÙÙÙ‰ الدÙّنْيَا Øَسَنَةً ÙˆÙŽÙÙÙ‰ اْلاَخÙرَة٠Øَسَنَةً ÙˆÙŽÙ‚Ùنَا عَذَابَ النَّار
عÙبَادَالله اÙÙ†ÙŽÙ‘ اللهَ يَأْمÙرÙبÙالْعَدْل٠وَاْلاÙØْسَان٠وَاÙيْتَاءÙØ°ÙÙ‰ الْقÙرْبَى وَيَنْهَى عَن٠الْÙÙŽØْشَاء٠وَالْمÙنْكَر٠وَالْبَغْى٠يَعÙظÙÙƒÙمْ لَعَلَّكÙمْ تَذَكَّرÙوْنَ ÙَاذْكÙرÙوااللهَ الْعَظÙيْم٠يذكركم وَاشْكÙرÙوه٠عَلىَ Ù†ÙعَمÙه٠يَزÙدْكÙمْ. ÙˆÙŽÙ„ÙŽØ°ÙكْرÙالله٠اَكْبَرÙ
(Khutbah Jum’at ini disampaikan di Lemhanas, Jakarta, 26/06/2020).