DakwahOpini

Jelang Pemilu, Waketum PUI Berikan 8 Kriteria Memilih Calon Pemimpin Negeri

PUI.OR.ID, DEPOK – Jelang Pemilu 2024 yang akan berlangsung, Wakil Ketua Umum DPP Persatuan Ummat Islam (PUI), KH Wido Supraha memberikan 8 kriteria calon pemimpin negeri dan wakil rakyat yang layak dipilih.

KH Wido mengungkapkan, di antara amal unggulan di dunia ini agar kelak kita mendapatkan kebahagiaan hakiki di Jannah adalah amal shalih untuk memilih pemimpin (imam) yang akan sangat menentukan masa depan umat Islam di masa mendatang. Bahkan dikatakannya, hal ini sangat menentukan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian alam di masa yang akan datang.

“Indahnya Islam terlihat dari ajarannya yang begitu lengkap dan komprehensif, sehingga dalam masalah kepemimpinan pun terdapat bimbingan yang begitu lengkap untuk menjadi panduan umat Islam di masa mendatang, termasuk dalam masalah kepemimpinan negara,” KH Wido dalam keterangan tertulisnya.

Menurut Waketum PUI ini, 8 kriteria orang-orang yang layak menjadi pemimpin bagi sebuah negara seperti Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kekuatan fisik dan kapasitas keilmuan yang mencukupi dalam membuat kebijakan positif (a good policy) bagi Indonesia, serta berusia tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah [2] ayat 247:

{وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ اللَّهَ قَدْ بَعَثَ لَكُمْ طَالُوتَ مَلِكًا قَالُوا أَنَّى يَكُونُ لَهُ الْمُلْكُ عَلَيْنَا وَنَحْنُ أَحَقُّ بِالْمُلْكِ مِنْهُ وَلَمْ يُؤْتَ سَعَةً مِنَ الْمَالِ قَالَ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَاهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهُ بَسْطَةً فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ وَاللَّهُ يُؤْتِي مُلْكَهُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (247) }

Nabi mereka mengatakan kepada mereka, “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi raja kalian.” Mereka menjawab, “Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedangkan dia pun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?” Nabi (mereka) berkata, “Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi raja kalian dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa”. Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas Pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.

2. Seorang yang ahli ibadah, mahir tilawah Al-Qur’an, cakap berkhutbah bernas, mampu menjadi imam shalat yang baik dan imam bagi bangsa Indonesia dalam meraih perniagaan yang menguntungkan di dunia dan Akhirat (tijaratan lan tabuur).

Allah SWT berfirman dalam surat Fathir [35] ayat 29-30:

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (30)

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.

3. Bersih anti korupsi dan mampu menegakkan kembali supremasi keadilan hukum.

Allah SWT berfirman dalam Surat Shad [38] ayat 26:

يٰدَاوٗدُ اِنَّا جَعَلْنٰكَ خَلِيْفَةً فِى الْاَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوٰى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَضِلُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيْدٌ ۢبِمَا نَسُوْا يَوْمَ الْحِسَابِ ࣖ ٢٦

(Allah berfirman,) “Wahai Daud, sesungguhnya Kami menjadikanmu khalifah (penguasa) di bumi. Maka, berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan hak dan janganlah mengikuti hawa nafsu karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari Perhitungan.

4. Menjunjung tinggi adab dan berkarakter kuat dalam menyayangi rakyat, tidak mudah emosional dalam menerima kritikan rakyat sepahit apapun, dan tidak menggunakan cara-cara represif bahkan pembunuhan karakter hingga nyawa, kepada rakyat yang berbeda pendapat dengan kebijakannya.

Allah SWT berfirman dalam surat Ali ‘Imran [3] ayat 159:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ ١٥٩

Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.

5. Memiliki jaringan luas di dunia internasional dan memiliki kepercayaan diri dalam mengkomunikasikan dan memimpin gagasan besar Indonesia untuk dunia, di berbagai forum internasional dengan bahasa yang mudah dipahami.

Diriwayatkan dari Imam at-Tirmidzi no. 2933, dari Kharijah bin Zaid bin Tsabit, dari ayahnya, Zaid bin Tsabit, ia berkata:

عَنْ خَارِجَةَ بْنِ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ عَنْ أَبِيهِ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ أَمَرَنِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ أَتَعَلَّمَ لَهُ كَلِمَاتِ كِتَابِ يَهُودَ. قَالَ « إِنِّى وَاللَّهِ مَا آمَنُ يَهُودَ عَلَى كِتَابٍ ». قَالَ فَمَا مَرَّ بِى نِصْفُ شَهْرٍ حَتَّى تَعَلَّمْتُهُ لَهُ قَالَ فَلَمَّا تَعَلَّمْتُهُ كَانَ إِذَا كَتَبَ إِلَى يَهُودَ كَتَبْتُ إِلَيْهِمْ وَإِذَا كَتَبُوا إِلَيْهِ قَرَأْتُ لَهُ كِتَابَهُمْ. قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Rasulullah SAW menyuruhku untuk mempelajari – untuknya – kalimat-kalimat [bahasa) dari buku [suratnya) orang Yahudi, dia berkata: “Demi Allah, aku tidak merasa aman dari [pengkhianatan) yahudi atas suratku.” Maka tidak sampai setengah bulan aku sudah mampu menguasai bahasa mereka. Ketika aku sudah menguasainya, maka jika dia menulis surat untuk yahudi maka aku yang menuliskan untuknya. Dan ketika mereka menulis surat untuknya maka aku yang membacakannya kepada dia.

Juga diriwayatkan dari Imam at-Tirmidzi no. 2639:

أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَتَعَلَّمَ السُّرْيَانِيَّةَ

Rasulullah SAW memerintahkanku untuk mempelajari bahasa Suryani.

6. Membangun negara dengan segenap potensi yang dimiliki dan berkomitmen untuk membebaskan negeri dari jeratan hutang.

Rasulullah SAW bersabda sebagaimana riwayat at-Tirmidzi no. 107 dari Abu Hurairah r.a.:

نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ

Jiwa seorang mukmin masih bergantung dengan hutangnya hingga dia melunasinya.

Rasulullah SAW juga berpesan sebagaimana riwayat Ibn Majah no. 2410 dari Shuhaib al-Khair:

أَيُّمَا رَجُلٍ يَدَيَّنُ دَيْنًا وَهُوَ مُجْمِعٌ أَنْ لاَ يُوَفِّيَهُ إِيَّاهُ لَقِىَ اللَّهَ سَارِقًا

Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari Kiamat) dalam status sebagai pencuri.

7. Tegas dan cerdas dalam mengubah kondisi negara yang saat ini sangat bergantung dengan tenaga kerja asing, dengan meningkatkan pendapatan negara melalui peningkatan volume ekspor produk kreatif lokal dan membangun kemandirian bangsa di berbagai bidang kehidupan dengan sumber daya alam dan manusia yang dimiliki.

Allah SWT berfirman dalam surat ar-Ra’d [13] ayat 11:

اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.

8. Menolak segala bentuk manipulasi dan intimidasi kepada rakyat dengan jabatan yang dimiliki, serta segala bentuk money politics dengan kekuasaan yang dimiliki.

Berkata Ibn al-’Arabi (1165-1240 M) terkait hakikat risywah sebagai:

كُلّ مَال دُفِعَ لِيَبْتَاعَ بِهِ مِنْ ذِي جَاهُ عَوْنًا عَلَى مَا لَا يَحِلُّ

Segala sesuatu yang diserahkan untuk membayar orang yang punya kedudukan supaya menolong dalam hal yang tidak halal.

Oleh karenanya, dalam riwayat Abu Dawud no. 350, ‘Abdullah bin ‘Amr r.a. berkata:

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الرَّاشِىَ وَالْمُرْتَشِىَ.

Rasulullah SAW melaknat orang yang memberi suap dan yang menerima suap.

Hal yang paling dikhawatirkan Rasulullah SAW dari kekuasaan sebagaimana riwayat al-Bukhari no. 7148 dari Abu Hurairah r.a.:

إنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى الإمَارَةِ ، وَسَتَكونُ نَدَامَةً يَوْمَ القِيَامَة

Nanti engkau akan begitu tamak pada kekuasaan. Namun kelak di hari kiamat, engkau akan benar-benar menyesal.

KH Wido menutup taujihnya dengan, “Pemimpin yang terpilih sejatinya adalah cerminan rakyat yang memilih. Pahami dan hayatilah urgensi dari 8 (delapan) panduan ini dalam jiwamu. Ikhtiarkan ia menjadi bagian dari karaktermu sebagai rakyat, insya Allah, akan lahir pemimpin yang juga memiliki 8 (delapan) karakter tersebut,” tutupnya. (AG)

Related Articles

Back to top button