Dakwah

Perjalanan Hijrah Nabi dan Jadwal Rangkaian Waktunya

Penulis: KH. Drs. Ahmadie Thaha

Anggota Majelis Syura PUI, Pengasuh PP Tadabbur Al-Qur’an, Pengurus MUI Pusat

Peristiwa hijrah Nabi Muhammad Saw dari Mekah ke Madinah merupakan momen penting dalam sejarah Islam. Perjalanan hijrah menandai awal perkembangan Islam di Madinah dan penyebarannya ke seluruh dunia.

Berikut gambaran singkat perjalanan hijrah Nabi Muhammad beserta jadwal rangkaian waktunya:

1. Pemberitahuan dan Persiapan Hijrah

Setelah umat Islam mengalami penderitaan yang meningkat seusai Bai’at Aqabah kedua, Nabi Muhammad memerintahkan para sahabat beliau untuk hijrah ke Madinah. Mereka pun mulai meninggalkan Mekah secara diam-diam.

Abu Salamah bin Abd al-Asad menjadi orang pertama yang tiba di Madinah. Kemudian para Muslim lainnya menyusul. Mereka diterima sepenuhnya dan ditolong oleh penduduk asli Madinah, sehingga warga Madinah ini disebut kaum Ansar.

Hanya Nabi, Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib, orang-orang sakit, dan mereka yang terhalang dari berangkat, yang tersisa di Mekah. Orang-orang Quraisy pun menjadikan mereka sebagai target penangkapan dan pembunuhan.

2. Rencana Pembunuhan Nabi di Mekah

Setelah orang Quraisy melihat kepergian umat Muslim, mereka khawatir dengan kepergian Nabi Muhammad. Mereka berkumpul di Dar al-Nadwah (rumah musyawarah) dan sepakat memilih seorang pemuda dari setiap suku Quraisy untuk membunuh Muhammad, lalu darahnya akan dibagi-bagi di antara suku-suku tersebut.

Jibril memberitahu Nabi tentang rencana busuk itu dan memerintahkan agar beliau tidak tidur di tempat tidur biasanya pada malam itu. Nabi melaksanakan perintah ini, dan meminta Ali tidur di tempatnya untuk nantinya menyerahkan amanah yang ada padanya, kemudian menyusul Nabi berangkat ke Madinah.

Orang-orang Quraisy sudah berkumpul di depan pintu rumah Nabi Muhammad. Tetapi beliau lolos keluar dari tengah-tengah mereka tanpa dilihat oleh siapa pun. Beliau melempar tanah ke kepala mereka sambil membaca ayat-ayat dari Surah Yasin.

Kemudian, beliau pergi ke rumah Abu Bakar, yang telah menyiapkan dua ekor unta untuk perjalanan. Nabi memberikan unta tersebut kepada Abdullah bin Urayqit dengan instruksi untuk bertemu mereka di Gua Tsur setelah tiga malam.

Rombongan Nabi berangkat pada malam tanggal 27 Safar tahun ke-14 kenabian (12 September 622 M). Abu Bakar membawa semua hartanya, sekitar lima atau enam ribu dirham. Saat mereka mencapai Gua Tsur, seekor laba-laba membuat sarang di pintu gua.

Di sisi lain, orang-orang Quraisy, yang kehilangan jejak mereka, menawarkan seratus ekor unta sebagai imbalan bagi siapa pun yang membawa Nabi kembali. Mereka pun terus mencari Nabi, bahkan mereka telah sampai di pintu gua tempat Nabi tinggal.

Namun, melihat laba-laba itu, salah seorang dari mereka berkata, “Laba-laba ini sudah ada sejak sebelum kelahiran Muhammad.” Ini membuat mereka mengira tak ada siapa pun di dalam gua, lalu mereka pergi begitu saja, tanpa merasa perlu memeriksa ke dalam.

Mereka tidak tahu bahwa Muhammad dan Abu Bakar tinggal di Gua Tsur itu selama tiga malam, sementara Abdullah bin Abu Bakar tidur di tempat mereka. Kemudian mereka keluar dari gua pada 1 Rabiul Awal.

3. Perjalanan ke Madinah

Setelah menempuh sekitar sepekan perjalanan, Nabi dan rombongan tiba di Quba, dekat Madinah, pada hari Senin, 8 Rabiul Awal. Beliau tinggal di rumah Kulsum bin al-Hidm, sementara Abu Bakar di rumah Khubaib bin Ishaq. Kaum muslimin pun berdatangan untuk memberi salam kepada beliau.

Ali bin Abi Thalib masih tinggal di Mekah selama tiga malam dan hari-harinya, untuk melaksanakan tugas menyerahkan amanat Nabi kepada orang-orang. Kemudian setelah selesai dengan tugasnya, dia segera menyusul Nabi. Di Quba, dia tinggal bersama beliau di rumah Kulsum bin al-Hidm.

Nabi Muhammad dan para sahabat tinggal di Quba di rumah Bani Amr bin Auf selama empat hari. Di sana, beliau mendirikan Masjid Quba untuk mereka.

Setelah itu, barulah mereka pindah ke Madinah. Mereka masuk ke Madinah tepat hari Jumat, tanggal 12 Rabiul Awal, tahun ke-1 Hijriyah, yang bertepatan dengan 27 September 622 M, saat Nabi memasuki usia 53 tahun.

Sejak hari itu, Madinah dikenal sebagai “Kota Rasulullah” (Madīnat al-Rasūl), setelah sebelumnya dikenal sebagai Yatsrib. Kota ini juga dikenal sebagai “Kota Bercahaya” (al-Madinat al-Munawwarah).

Jadwal Rangkaian Waktu Perjalanan Hijrah

– Kamis, 27 Safar 1 H (13 September 622 M): Meninggalkan Mekah dan tinggal selama tiga hari di Gua Tsur dekat Mekah.

– Senin, 1 Rabiul Awal 1 H (16 September 622 M): Meninggalkan Jabal Tsur menuju wilayah Yathrib (Madinah).

– Senin, 8 Rabiul Awal 1 H (23 September 622 M): Tiba di Quba, dekat Madinah, dan tinggal beberapa hari di sana.

– Jumat, 12 Rabiul Awal 1 H (27 September 622 M): Tiba di Madinah.

Selesai.

Related Articles

Back to top button