PB HIMA PUI Kritik Keras Pernyataan Kepala BPIP Terkait Paskibraka Putri Berhijab

Jakarta, 14 Agustus 2024 — Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Persatuan Ummat Islam (PB HIMA PUI) melalui Ketua Umumnya, Muhammad Syauqi Hafiz, mengkritik keras pernyataan Kepala Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) terkait penampilan Paskibraka Putri dalam Upacara Kenegaraan. Pernyataan Kepala BPIP yang menyebutkan bahwa “Penampilan Paskibraka Putri dengan mengenakan pakaian, atribut, dan sikap tampang sebagaimana terlihat pada saat pelaksanaan tugas kenegaraan yaitu Pengukuhan Paskibraka adalah kesukarelaan mereka dalam rangka mematuhi peraturan yang ada dan hanya dilakukan pada saat Pengukuhan Paskibraka dan Pengibaran Sang Merah Putih pada Upacara Kenegaraan saja,” menuai kritik tajam dari PB HIMA PUI.
Menurut Syauqi, pernyataan tersebut justru mengkonfirmasi adanya diskriminasi terhadap para Paskibraka Putri yang berhijab, yang dipaksa untuk melepas hijab mereka selama Upacara Kenegaraan. “Pernyataan Kepala BPIP ini tidak hanya aneh, tetapi juga mengungkap adanya kebijakan diskriminatif yang melanggar hak asasi para Paskibraka Putri untuk mengenakan hijab. Padahal, sejak bertahun-tahun, keberadaan petugas Paskibraka Putri yang berhijab dalam Upacara Kenegaraan sudah menjadi hal yang lumrah dan diterima,” tegas Syauqi.
PB HIMA PUI menuntut Kepala BPIP untuk segera meminta maaf atas pernyataan yang tidak sensitif tersebut dan mencabut peraturan diskriminatif yang memaksa para Paskibraka Putri untuk melepas hijab mereka. “Atas dasar ajaran Intisab dan Ishlah Ats Tsamaniyah PUI, kami mendesak agar BPIP segera memberikan jaminan bahwa para Paskibraka Putri yang terbiasa berhijab tetap dapat mengenakan hijabnya saat menjalankan tugas dalam Upacara Pengibaran Sang Merah Putih di Upacara Peringatan HUT RI Ke-79 di Ibu Kota Nusantara (IKN) nanti,” lanjut Syauqi.
PB HIMA PUI juga menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat untuk turut mengawal isu ini agar diskriminasi terhadap mereka yang berhijab dalam pelaksanaan tugas kenegaraan tidak lagi terjadi. “Kami akan terus berdiri di garis depan dalam memperjuangkan hak-hak umat Islam dan memastikan bahwa prinsip kebhinnekaan dan toleransi tetap tegak di bumi Indonesia,” tutup Syauqi.